Siloam Gandeng Singapura Mengembangkan Penelitian Klinis di Indonesia

Membuka akses terapi dan pengobatan baru untuk berbagai penyakit di Indonesia, rumah sakit di Tangerang menggandeng Singapore Clinical Research Institute (SCRI). Nantinya bakal ada berbagai penelitian klinis, terapi pengobatan terbaru di dalam negeri.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 05 Okt 2024, 13:18 WIB
Clinical Research Siloam (CRS) menggandeng Singapore Clinical Research Institute (SCRI) dalam mengembangkan penelitian klinis di Indonesia.

Liputan6.com, Tangerang RS Siloam melalui Clinical Research Siloam (CRS) menggandeng Singapore Clinical Research Institute (SCRI) dalam mengembangkan penelitian klinis melalui pelatihan, penelitian bersama dan kegiatan kolaboratif. 

Medical Managing Director Grup RS Siloam dr Grace Frelita Indradjaja mengatakan penelitian klinis memiliki dampak yang luar biasa bagi masyarakat mulai dari membuka akses terhadap pengobatan-pengobatan baru. Selain itu, penelitian klinis juga bakal bisa meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan serta menghadirkan obat-obatan dan terapi inovatif. 

Grace mengatakan bahwa penelitian klinis memungkinkan pasien mengakses terapi baru yang belum tersedia secara komersial. Banyak obat dan perawatan medis inovatif dari uji klinis, terutama saat pengobatan tersebut belum mendapatkan persetujuan regulasi di pasaran. 

"Misalnya saja pengobatan kanker, imunoterapi atau terapi berbasis gen sering kali pertama kali diuji melalui uji klinis sebelum menjadi bagian dari standar perawatan. Pasien yang mengikuti penelitian klinis dapat memperoleh manfaat dari terapi-terapi baru ini lebih awal, yang bisa menjadi solusi bagi penyakit yang tidak memiliki pengobatan efektif sebelumnya," katanya usai penandatanganan kerjasama di Siloam Hospital Karawaci, Tangerang, Banten.

Untuk terus menyamakan kemajuan dunia kesehatan dalam negeri dengan negara maju lainnya, Clinical Research Siloam (CRS) telah menjalankan 14 proyek aktif dan 5 percobaan klinis di bidang pediatri, kedokteran nuklir, dan kanker yang diikuti oleh 69 partisipan. 

Hal ini pun untuk terus mendorong Indonesia semakin dipandang di dunia kesehatan dunia. Sebab, dalam sepuluh tahun terakhir, menurut Scientific Journal Rankings, peringkat Indonesia dalam hal published journal meningkat secara signifikan ke posisi 19 dunia, dari sebelumnya di peringkat 54.

 “Kami melihat hal ini sebagai peluang untuk melakukan perbaikan, terutama dalam struktur tata kelola, operasional penelitian, dan pengetahuan sumber daya manusia. Kami sangat antusias untuk bekerja sama erat dengan SCRI yang akan berfokus pada pelatihan staf dan memperkuat komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas uji klinis,” tambah Grace. 

 


Membuka Akses Trial Treatment di Indonesia

Grace juga mengungkapkan, pihaknya baru memulai penelitian klinis atau clinical research di Indonesia ini, sehingga Siloam harus banyak belajar dari negara-negara maju. Terutama dari negara yang sudah lebih dulu memulai clinical research.

“Dengan clinical research ini, kita bisa menghasilkan ‘hasil’ untuk memberikan treatment kepada pasien yang lebih baik. Jadi betul-betul pengobatan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya akan menjalani terapi yang berbeda, tergantung dari tipenya,” ungkap Grace.

Selama ini, semua obat research dan medical trial tidak pernah di Indonesia, lantaran perusahaan besar di bidang pengobatan memulai di negara Eropa atau Amerika. Hal ini salah satunya karena fasilitas research di dalam negeri tidak begitu memadai seperti di negara-negara lain.

“Karena kan banyak faktor, contohnya, pasien kita dengan pasien di Eropa kan berbeda. Kalau bisa ditrial di Indonesia, akan sangat pas dan hasilnya pun bisa segera digunakan,” katanya.


Pantau Perkembangan Ilmu Pengobatan Terbaru

Grace pun memastikan, bila kerjasama dengan Singapura ini diharapkan akan bergulir terus. Sebab, ilmu kedokteran, medis ataupun pengobatan terhadap pasien akan terus terbarukan, tidak akan berhenti di satu masa ataupun satu tempat.

“Makanya kami kerja sama dengan berbagai negara. Misal negara ini kuat di bidang pengobatan apa, lalu negara ini kuat dimana, jadi kita haus dengan kemampuan dari negara-negara lain. Akan dipelajari dan dikembangkan di dalam negeri,” katanya.

Lalu, dengan menguji efektivitas obat dan prosedur baru, penelitian klinis membantu tenaga medis memahami apa yang bekerja paling baik untuk kondisi tertentu.

Proses ini memungkinkan perawatan berbasis bukti yang lebih baik, meningkatkan standar keselamatan pasien, dan meminimalkan risiko pengobatan. 


Pasien yang Terlibat dalam Uji Klinis Sudah Ada, Siloam Pastikan Aman

Grace juga memastikan, bila pasien yang ikut serta dalam clinical research ini sudah ada, dan dipastikan aman untuk mengikutinya. Ada dokter juga yang bertanggung jawab atas pengobatan tersebut.

“Sudah ada beberapa, ya cukup banyak. Tentunya kita mengikuti kaidah-kaidah, peraturan dari Kementerian kesehatan juga kita penuhi, lalu dari pasien juga ada persetujuannya, itu juga sudah dipenuhi.

Penelitian klinis yang dilakukan adalah penyakit-penyakit yang banyak di derita masyarakat Indonesia seperti pencernaan, demam berdarah, kanker, dan lain sebagainya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya