Tamparan Keras Ustadz Adi Hidayat untuk yang Sholat Masih Bawa HP

Menurut Ustadz Adi Hidayat yang paling memprihatinkan adalah ketika handphone berisi aplikasi atau konten yang tidak Allah sukai.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Okt 2024, 18:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Quantum Akhyar Institute, Ustadz Adi Hidayat (UAH), memberikan kritik tajam terhadap kebiasaan bawa hp saat sholat. Kritik ini disampaikan seperti dikutip dari kanal YouTube @Travel-elit, di mana UAH berbicara lantang tentang pentingnya menjaga kekhusyukan dalam sholat tanpa terganggu oleh teknologi.

Dalam ceramahnya, UAH membuka dengan pertanyaan yang menohok, "Yang bawa handphone saat sholat, angkat tangan. Handphone-nya masuk saku sholat."

Ucapan ini memancing refleksi di antara para jamaah yang mendengarkan. Menurut UAH, membawa handphone saat sholat bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi menjadi hal yang patut dikritisi lebih dalam.

UAH kemudian melanjutkan dengan mengingatkan para jamaah mengenai isi dari handphone yang dibawa saat sholat.

"Saya tanya, apa isi handphone? Itu saat dibawa dalam sholat, ceramah update status sehari satu hadis, sehari satu ayat bagus," katanya.

Namun, ia menekankan bahwa kenyataan di lapangan sering kali berbeda.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Apa Isi HP, Jangan-jangan Allah SWT Tidak Suka

Ilustrasi meletakkan handphone. | copyright upsplash.com/Ravi Sharma

Menurutnya, yang paling memprihatinkan adalah ketika handphone berisi aplikasi atau konten yang tidak Allah sukai.

"Yang paling repot, handphone ada aplikasi yang tidak Allah sukai, ada video-video yang baru terbuka yang tidak Allah senangi," ujar UAH dengan nada serius.

Ini menjadi sorotan penting, bahwa membawa konten yang tidak baik dalam sholat justru mencoreng kekhusyukan ibadah itu sendiri.

Ia menambahkan bahwa hal ini sama saja dengan membawa "kotoran" ke dalam masjid.

"Kok bisa bawa kotoran dimasukkan ke dalam sakunya, dipakai lewat sholat dan mengatakan Allahu Akbar. Apa nggak malu sama Allah?" kata UAH.

Pernyataan ini mengingatkan umat Islam untuk lebih waspada dalam menjaga kebersihan hati dan pikiran selama menjalankan sholat.

 


Tinggalkan HP saat Sholat

Ilustrasi Hp/https://unsplash.com/Frederik Lipfert

Dalam ceramahnya, UAH menegaskan bahwa sholat adalah momen suci untuk berkomunikasi dengan Allah. Kehadiran handphone dengan konten negatif bisa merusak kekhusyukan dan menghancurkan niat beribadah.

"Bagaimana kita bisa fokus, kalau di dalam saku kita ada yang Allah tidak ridhoi?" tambahnya.

Quantum Akhyar Institute, yayasan yang dipimpin oleh UAH, selama ini dikenal aktif dalam mengembangkan dakwah dan studi Islam. Yayasan ini berbasis di Bekasi, Jawa Barat, dan memiliki misi untuk memperkuat pemahaman umat terhadap Islam, khususnya dalam hal adab dan akhlak dalam ibadah.

Ustadz Adi Hidayat juga dikenal sebagai sosok yang tegas dalam menyampaikan kritik, namun tetap dengan niat untuk memperbaiki kualitas iman dan ibadah umat. Dalam konteks penggunaan teknologi, ia menegaskan bahwa kemajuan zaman harus diimbangi dengan adab yang sesuai dengan ajaran agama.

Ceramah tersebut, yang dikutip dari kanal YouTube @Travel-elit, menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa teknologi harus digunakan dengan bijak, terutama dalam ibadah.

"Bukan berarti teknologi itu buruk, tapi bagaimana kita memanfaatkannya yang harus diperhatikan," katanya.

Menurut UAH, membawa handphone saat sholat tidak sepenuhnya salah, namun menjadi salah ketika isi dari handphone tersebut justru menjauhkan diri dari Allah. "Kalau isi handphone kita bermanfaat, ya silakan. Tapi kalau isinya justru merusak, lebih baik tinggalkan saat sholat," tegasnya.

Melalui ceramahnya, UAH berharap umat Islam lebih introspektif terhadap kebiasaan-kebiasaan yang tampaknya sepele, namun berdampak besar pada kekhusyukan ibadah. Sholat, menurutnya, adalah momen paling intim antara hamba dan Allah, yang seharusnya dijaga sebaik mungkin.

Dengan banyaknya konten yang tersedia di handphone, UAH mengajak umat untuk lebih berhati-hati dalam memilih apa yang mereka simpan dan konsumsi. "Kontrol diri itu penting. Jangan sampai kita membawa sesuatu yang kotor ke dalam momen yang seharusnya suci," katanya.

Ceramah ini pun diakhiri dengan seruan bagi umat untuk memprioritaskan sholat tanpa gangguan. "Kita ingin ridho Allah, bukan sekadar mengerjakan kewajiban," tutup UAH, mengingatkan kembali akan esensi dari sholat itu sendiri.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya