Liputan6.com, Jakarta Viral sebuah video yang merekam nyaris bentrok antar warga Ciwaringin dengan sekelompok preman di Pasar Tumpah Jalan Merdeka, Kota Bogor, Sabtu (5/9/2024) dini hari.
Tampak dalam video yang beredar puluhan warga sambil berteriak-teriak di tengah jalan dan menghampiri para preman itu. Namun beberapa preman yang membawa pipa besi mencoba membubarkan warga yang datang.
Advertisement
Sejumlah preman tersebut akhirnya pergi meninggalkan lokasi setelah mengetahui polisi tiba di lokasi. Sehingga tidak ada korban dalam kajadian ini.
Kapolsek Bogor Tengah Kompol Agustinus Manurung mengatakan insiden tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 WIB. Keributan dipicu adanya enam orang akan mengajak para pedagang pindah ke lokasi Pasar Mawar.
"Namun beberapa orang pedagang menolak pindah sehingga terjadi perdebatan," kata Agustinus saat dikonfirmasi.
Keributan berhasil diredam setelah anggota Polsek Bogor Tengah dan Tim Kujang Polresta Bogor Kota tiba di lokasi dan membubarkan mereka.
Hasan Alhabsy, warga setempat menuturkan, kedatangan warga ke lokasi justru awalnya untuk mengingatkan pedagang terkait larangan jualan di Pasar Tumpah Jalan Merdeka.
Namun datang provokasi dari sekelompok orang yang diduga preman menghalau pedagang untuk pindah ke Pasar Mawar, yang lokasinya hanya berjarak kurang lebih 200 meter itu.
"Pemicu keributan itu warga bersama pedagang lainnya kesal karena preman masih ada disitu. Plang dan spanduk larangan berjualan di pasar tumpah Jalan Merdeka yang dipasang petugas Satpol PP juga hilang," kata dia.
Diduga Karena Pungli
Hasan mengatakan insiden tersebut seharusnya tidak terjadi jika aparat penegak hukum dan Satpol PP tegas menindak aksi premanisme dan pungli di kawasan pasar tumpah itu.
"Di sana sering ada pengancaman kepada para pedagang, tapi polisi tidak menindak. Kasus ini sudah menahun dan kejadiannya terus berulang. Seharusnya hal seperti ini dicegah supaya tidak terus berulang dan pedagang maupun masyarakat bisa nyaman beraktivitas," kata dia.
Untuk mencegah terjadinya aksi premanisme terhadap para pedagang, kata Hasan, pihak berwenang mendirikan Pos Terpadu untuk pengamanan di dua lokasi, yakni di sekitar Pasar Tumpah dan Pasar Mawar.
"Harus ada di kedua titik itu, sehingga pedagang yang sudah direlokasi ke Pasar Mawar tidak diintimidasi oleh preman untuk balik ke jalan. Sedangkan pedagang yang bertahan menolak pindah harusnya menghargai surat edaran yang dikeluarkan APH bukan malah tetap jualan disitu," ucapnya.
Advertisement
Tagih Posko Pengamanan
Dengan adanya posko pengamanan, warga juga merasa jadi aman dan nyaman, karena oknum preman dan pedagang yang ngeyel dipastikan tidak berani berjualan di lokasi tersebut.
"Karena selama ini warga tidak suka dengan kemunculan pasar di Jalan Merdeka karena menimbulkan kemacetan dan memunculkan aksi premanisme yang juga buat resah warga," tuturnya
Sementara itu, salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya berharap kehadiran Posko Terpadu di pasar tersebut. Ia mengaku masih khawatir usahanya tidak berjalan aman dan lancar jika preman-preman itu masih berkeliaran.
"Kami ingin usaha, nyari uang tenang, ga ada intimidasi, ga ada uang keamanan," ujarnya.
Diketahui, kawasan Pasar Asem berada di Jalan Merdeka. Pasar ini berbeda dengan tempat jual beli pada umumnya. Tanpa ada bangunan atau gedung, lapak mereka hanya berdiri di trotoar dan di atas saluran air.
Keberadaan pedagang yang ada sejak lama ini kerap memicu kemacetan hingga tumpukan sampah. Kondisi ini sering dikeluhkan bukan hanya warga sekitar, tetapi juga para pengendara.