Liputan6.com, Tel Aviv - Israel memperluas pengebomannya di Lebanon pada Sabtu (5/10/2024) dan menghantam pinggiran selatan Beirut dengan selusin serangan udara dan menyerang kamp pengungsi Palestina.
Ribuan orang di Lebanon, termasuk pengungsi Palestina, terus melarikan diri dari konflik yang meluas di wilayah tersebut, sementara unjuk rasa diadakan di seluruh dunia untuk menandai peringatan dimulainya perang di Gaza.
Advertisement
Serangan Israel di kamp Beddawi utara menewaskan seorang pejabat sayap militer Hamas bersama dengan istri dan dua putrinya yang masih kecil, kata kelompok militan Palestina itu, dikutip dari laman business-standard, Minggu (6/10).
Hamas kemudian mengatakan, anggota sayap militer lainnya tewas dalam serangan Israel di Lembah Bekaa di timur Lebanon. Warga menghadapi akibatnya, seperti bangunan yang hancur, batu bata yang berserakan, dan tangga yang tidak mengarah ke mana pun.
Militer Israel mengatakan bahwa pihaknya telah menewaskan dua pejabat senior sayap militer Hamas di Lebanon, tempat pertempuran telah meningkat tajam.
Israel telah menewaskan beberapa pejabat Hamas di sana sejak perang Israel-Hamas dimulai, selain sebagian besar pimpinan puncak Hizbullah yang berpusat di Lebanon.
Setidaknya 1.400 warga Lebanon, termasuk warga sipil, petugas medis, dan pejuang Hizbullah, telah tewas dan 1,2 juta orang terusir dari rumah mereka dalam waktu kurang dari dua minggu.
Kepulan asap mendominasi cakrawala di atas pinggiran selatan Beirut yang padat penduduk, tempat Hizbullah memiliki kehadiran yang kuat. Israel mengatakan, mereka menargetkan komandan dan peralatan militer Hizbullah dan bertujuan untuk mengusir kelompok militan itu dari perbatasan bersama sehingga warga Israel yang mengungsi dapat kembali ke rumah mereka.
Hizbullah yang didukung Iran, angkatan bersenjata terkuat di Lebanon, mulai menembakkan roket ke Israel segera setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, menyebutnya sebagai bentuk dukungan bagi Palestina. Hizbullah dan militer Israel telah saling tembak hampir setiap hari.
Serangan Darat
Minggu lalu, Israel melancarkan apa yang disebutnya operasi darat terbatas ke Lebanon selatan setelah serangkaian serangan menewaskan pemimpin lama Hizbullah Hassan Nasrallah dan beberapa orang lainnya. Pertempuran itu adalah yang terburuk sejak Israel dan Hizbullah terlibat perang singkat pada tahun 2006.
Sembilan tentara Israel tewas dalam bentrokan darat yang menurut Israel telah menewaskan 440 pejuang Hizbullah.
Menteri luar negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan kepada wartawan di Damaskus bahwa pihaknya sedang berusaha mencapai gencatan senjata di Gaza dan di Lebanon.
Menteri itu tidak menyebutkan nama negara yang mengajukan inisiatif, dengan mengatakan mereka termasuk negara-negara regional dan beberapa di luar Timur Tengah.
Araghchi berbicara sehari setelah pemimpin tertinggi Iran memuji serangan rudal baru-baru ini terhadap Israel dan mengatakan siap melakukannya lagi jika perlu.
Advertisement