Mau Jadi Masinis Kereta Api? Simak Dulu Tahapan Seleksinya

KAI mendidik calon masinis di dua pusat pelatihan, yaitu Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi di Bekasi dan Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo di Yogyakarta.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Okt 2024, 06:00 WIB
Logo baru PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI (dok: KAI)

Liputan6.com, Jakarta Profesi masinis semakin diminati oleh para pencari kerja karena dianggap sebagai pekerjaan yang menjanjikan. Namun, menjadi seorang masinis tidaklah mudah.

Pekerjaan ini membutuhkan kondisi fisik yang prima, keterampilan tinggi dalam mengoperasikan lokomotif, fokus dan konsentrasi yang baik, serta pemahaman mendalam tentang aturan operasional perkeretaapian. Tak heran, proses seleksi untuk menjadi masinis terbilang panjang dan kompleks.

Anne Purba, Vice President Public Relations PT KAI (Persero), menyatakan bahwa KAI mendidik calon masinis di dua pusat pelatihan, yaitu Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi di Bekasi dan Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo di Yogyakarta.

"Calon masinis dilatih di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian Sofyan Hadi Bekasi untuk sarana listrik, dan di Balai Pelatihan Teknik Traksi Darman Prasetyo Yogyakarta untuk sarana non-listrik," jelas Anne pada Minggu (6/10).

Anne menambahkan, proses menjadi masinis tidaklah mudah. Tahap pertama adalah mengikuti seleksi rekrutmen KAI, yang harus bersaing dengan puluhan ribu pelamar dalam proses seleksi yang ketat. Setelah lolos rekrutmen, calon pekerja tidak langsung menjadi masinis, melainkan harus menempuh pendidikan intensif selama 8 bulan.

"Selama masa pendidikan, calon masinis dipersiapkan baik dari sisi pengetahuan maupun fisik agar mampu menjalankan tugas dengan baik dan sesuai aturan," tambah Anne.

Setelah lolos seleksi rekrutmen, pendidikan yang harus ditempuh mencakup Pembentukan Pribadi Efektif (PPE) selama 2 minggu, Diklat Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Pratama selama 2,5 bulan, praktik di dipo selama 1 bulan, praktik langsir selama 2 bulan, dan praktik dinas kereta api selama 1 bulan. Setiap tahap pelatihan diakhiri dengan ujian, dan peserta harus lulus serta memiliki sertifikat kelulusan.

Tahapan Seleksi

Tahapan setelah lulus dari Diklat adalah sebagai berikut:

  1. Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) Tingkat Pratama: Calon masinis yang lulus ujian akan menjadi Asisten Masinis, yang bertugas membantu masinis dalam operasional kereta api dan langsiran. ASP Tingkat Pratama harus menyelesaikan 2.000 jam perjalanan kereta sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
  2. Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) Tingkat Muda: Setelah menyelesaikan tahap Pratama, masinis akan menjalani serangkaian tes dan pelatihan untuk mencapai ASP Tingkat Muda. Mereka harus menyelesaikan 8.000 jam perjalanan sebagai pimpinan perjalanan kereta api, baik reguler maupun langsiran.
  3. Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) Tingkat Madya: Setelah menyelesaikan ASP Tingkat Muda, masinis akan menjalani pelatihan dan sertifikasi untuk mencapai ASP Tingkat Madya. Proses ini memerlukan waktu sekitar 1 tahun 11 bulan, tergantung pada pelatihan dan sertifikasi yang dijalani. Masinis di tingkat ini bisa bertugas sebagai penyelia atau instruktur.

Pendidikan dan pelatihan untuk menjadi masinis memang tidak mudah. Selain harus lulus ujian kecakapan, calon masinis juga harus memiliki sertifikasi resmi sebagai Awak Sarana Perkeretaapian sesuai dengan sistem pengoperasiannya.

Menariknya, profesi ini tidak hanya diminati oleh laki-laki. PT KAI juga membuka kesempatan bagi perempuan untuk berkarir sebagai masinis, sebagai bentuk dukungan terhadap kesetaraan gender di dunia kerja.

"Saat ini, sudah ada tiga perempuan yang berkarir sebagai masinis di KAI," kata Anne.


299,75 Juta Orang Naik Kereta Api per Agustus 2024

PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatera Utara (PT KAI Divre I Sumut) mengoperasikan 1 kereta api tambahan Sribilah Utama Fakultatif relasi Medan-Rantau Prapat pulang-pergi

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Group mencatatkan peningkatan signifikan dalam volume angkutan penumpang kereta api selama delapan bulan pertama tahun 2024.

Dari periode 1 Januari hingga 31 Agustus 2024, KAI Group berhasil melayani sebanyak 299.752.109 penumpang, mencakup berbagai jenis layanan kereta api di Indonesia.

Rincian penumpang tersebut terdiri dari:

  • 29.922.766 penumpang KA jarak jauh
  • 4.648.369 penumpang KA lokal (dikelola KAI)
  • 244.454.242 penumpang KRL dan KA lokal yang dikelola KAI Commuter
  • 3.693.345 penumpang KAI Bandara
  • 12.700.737 penumpang LRT Jabodebek
  • 95.355 penumpang KAI Wisata
  • 4.237.295 penumpang Whoosh

Menurut VP Public Relations KAI, Anne Purba, pada bulan Agustus 2024, KAI berhasil melayani 4.112.113 penumpang KA jarak jauh dan lokal, meningkat 3,8% dibandingkan Agustus 2023 dengan 3.959.527 penumpang.

Secara keseluruhan, kinerja KAI untuk KA jarak jauh dan lokal pada periode Januari hingga Agustus 2024 mengalami peningkatan 9,4%, dari 31.595.487 penumpang menjadi 34.571.135 penumpang.

Penumpang KRL dan KA Lokal

Selain itu, layanan lainnya juga menunjukkan peningkatan selama periode Januari hingga Agustus 2024.

KAI Commuter, yang melayani penumpang KRL dan KA lokal, mencatatkan 244.454.242 penumpang, meningkat 15,03% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 212.510.807 penumpang. KAI Wisata juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 73,01%, dari 55.114 penumpang menjadi 95.355 penumpang.

Anne Purba menyampaikan terima kasih kepada seluruh penumpang atas kepercayaan yang terus diberikan dalam menggunakan layanan kereta api.

"KAI berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, keamanan, dan kenyamanan perjalanan melalui berbagai inovasi yang secara konsisten dihadirkan," ujar Anne, Senin (9/9/2024).

 

 

 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya