OJK Tunggu Lampu Hijau Pemerintah Finalisasi Konsep IKN Financial Center

IKN Financial Center adalah untuk menyediakan fasilitas pelengkap bagi aktivitas keuangan yang sudah ada.

oleh Arief Rahman H diperbarui 06 Okt 2024, 19:00 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menandatangani rencana pembangunan gedung kantor baru di IKN Nusantara, Kamis (29/02/2024).

Liputan6.com, Jakarta Ibu Kota Nusantara (IKN) akan dilengkapi dengan pusat keuangan yang dirancang untuk mendukung kegiatan bisnis dan pemerintahan. Pemerintah sedang memfinalisasi konsep IKN Financial Center ini.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengatakan pihaknya masih menunggu konsep final dari pemerintah. Menurutnya, konsep pusat keuangan di IKN akan berbeda dengan yang ada di tempat lain.

"Tentu kami menunggu keputusan pemerintah mengenai format dan model bisnis yang akan diterapkan, baik dari segi produk keuangan maupun jasa keuangan di sana. Namun, konsep ini akan berbeda dari yang ada di tempat lain," kata Mahendra usai acara Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (6/10/2024).

Tujuan IKN Financial Center

Mahendra menambahkan bahwa tujuan dibangunnya IKN Financial Center adalah untuk menyediakan fasilitas pelengkap bagi aktivitas keuangan yang sudah ada. Beberapa gagasan sedang dalam tahap finalisasi oleh pemerintah.

Sebagai regulator, OJK siap menjalankan fungsi pengawasan di IKN Financial Center. Namun, Mahendra menegaskan bahwa bentuk model bisnis yang akan diterapkan sepenuhnya akan diputuskan oleh pemerintah.

"Ada beberapa gagasan yang sedang difinalisasi, dan kami siap menjalankan fungsi sebagai regulator dan pengawas dari aktivitas keuangan di sana," jelas Mahendra.

Meski begitu, Mahendra menekankan bahwa pihaknya belum bisa memberikan rincian lebih jauh terkait bentuk aktivitas keuangan di IKN, meskipun beberapa model bisnis sudah dibahas lebih lanjut.

 


Meniru Konsep Financial Center Dubai

Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan hasil penting dari pertemuannya dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), selama kunjungan kenegaraan ke Abu Dhabi. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyoroti dua isu utama yang menjadi fokus kerja sama bilateral.

"Kami membahas dua hal penting, meskipun ada banyak hal lainnya," ujar Jokowi dalam siaran pers Sekretariat Presiden, Sabtu (20/7/2024).

Isu pertama yang dibahas adalah pembangunan pusat keuangan atau financial center di IKN. Jokowi menyebut bahwa pemerintah ingin mempelajari sistem yang diterapkan di Dubai International Financial Center (DIFC).

"Kami ingin mempelajari bagaimana sistemnya, rekrutmennya, dan cara menarik investasi ke financial center seperti di Dubai," ungkap Jokowi.

Teken Nota Kesepahaman (MoU)

Terkait hal ini, Jokowi juga mengungkapkan bahwa telah ditandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan DIFC.

"Harapannya, financial center di IKN dapat segera terbentuk dan mulai beroperasi," ujar Jokowi.

Isu kedua yang dibahas adalah kerja sama di sektor nikel, yang mencakup seluruh rantai nilai dari hulu hingga hilir, mulai dari pertambangan, produksi katode dan prekursor, hingga pembuatan baterai dan kendaraan listrik.

Selain UEA dan Indonesia, dua negara lainnya juga sedang didekati untuk bekerja sama. Jokowi optimistis Indonesia mampu menguasai pasar industri kendaraan listrik global.

"Jika berhasil, kita berharap bisa menguasai 80-85 persen pasar dunia," tutup Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya