Top 3 Islami: Ajak Keluarga ke Mall itu Jihad Kata Gus Baha, Kunci Cepat Kaya dari Guru Sekumpul

Ulama ahli tafsir, Gus Baha lantas menjelaskan bagaimana agar mengajak keluarga ke mall bisa bernilai ibadah dan jihad. Artikel ini menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (6/10/2024)

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 07 Okt 2024, 06:30 WIB
Gus Baha dan Syekh Ali Jaber. (YouTube Bolo Pusat dan Yayasan Syekh Ali Jaber)

Liputan6.com, Jakarta - Mall kini menjadi destinasi wajib bagi sebagian orang. Meski terkesan tak ada nilai ibadahnya, namun menurut Gus Baha, mengajak keluarga ke mall bisa saja bernilai jihad.

Ulama ahli tafsir ini lantas menjelaskan bagaimana agar mengajak keluarga ke mall bisa bernilai ibadah.

Artikel ini menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (6/10/2024).

Artikel kedua yang juga populer adalah dua kunci keberhasilan dan cepat kaya dari Abah Guru Sekumpul.

Sementara, artikel ketiga yaitu hukum makmum menyendiri di belakang shaf saat sholat berjamaah, penjelasan Buya Yahya.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan ini:


1. Kata Gus Baha Ajak Keluarga ke Mall Itu Jihad, Syaratnya Begini

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Gus Baha atau pemilik nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim,  pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3iA), memberikan pandangan menarik tentang jihad.

Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha menyampaikan bahwa mengajak anak ke mall atau warung makan yang enak yang menyenangkan juga bisa dianggap sebagai bentuk jihad, asalkan dilandasi niat yang benar.

Dalam ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @arrumidesain88, Gus Baha mengutarakan bahwa orang tua yang mengajak anak-anak atau ponakannya untuk bersenang-senang di tempat seperti mall atau warung enak pun bisa bernilai ibadah.

"Orang ngajak anak cucunya ke mall atau ngajak ponakane marung ning warung rodo enak itu juga termasuk jihad," ujar Gus Baha dengan santai, namun penuh makna.

Namun, Gus Baha menekankan bahwa jihad tersebut hanya berlaku jika niatnya untuk menanamkan nilai-nilai tauhid dalam kehidupan anak-anak.

Selengkapnya baca di sini


2. Ini 2 Kunci Keberhasilan Cepat Kaya dan Keberhasilan Menurut Guru Sekumpul

Abah Guru Sekumpul (Istimewa)

Setiap orang ingin berhasil. Kesuksesan yang diraih tidak hanya yang bersifat duniawi, tapi bila perlu juga sukses akhiratnya. Salah satu contoh kesuksesan di akhirat adalah selamat dari siksa api neraka dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.

Bicara teorinya, kita sering membaca, mendengar, atau bahkan menyimak langsung kiat-kiat menggapai keberhasilan yang disampaikan oleh motivator. Misalnya, bekerja keras, belajar bersungguh-sungguh, dan sebagainya.

Para tokoh muslim terdahulu juga sering memberikan tips-tips mencapai kesuksesan. Meskipun disampaikannya di zamannya, tapi kiat-kiat tersebut masih relevan dengan apa yang dihadapi oleh generasi sekarang.

Salah satu tokoh ulama yang pernah memberikan kunci keberhasilan hidup adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul. Ia adalah seorang ulama besar dari Kalimantan yang namanya masih harum hingga sekarang.

Keberhasilan yang dimaksud Abah Guru Sekumpul bukan hanya soal visi akhirat, tapi juga apa yang ingin diraih selama di dunia. Karena pada dasarnya kita akan melewati kehidupan dunia sebelum abadi di akhirat.

Simak berikut dua kunci keberhasilan atau kesuksesan menurut Abah Guru Sekumpul.

Selengkapnya baca di sini


3. Hukum Makmum Menyendiri di Belakang Shaf saat Sholat Berjamaah, Apakah Sah? Ini Kata Buya Yahya

Buya Yahya saat mencontohkan hukum makmum menyendiri saat sholat berjamaah. (YouTube Al Bahjah TV)

Berjamaah dalam sholat disunahkan agar merapikan barisan sholatnya. Kesunnahan ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda,

سَوُّوا صُفُوفَكُمْ , فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاةِ

Artinya: "Luruskan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf adalah kesempurnaan sholat." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Syekh Zainudin Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu'in menjelaskan bahwa memisahkan diri dari barisan jamaah atau shaf sholat sementara di barisan tersebut masih ada ruang kosong, maka dihukumi makruh dari sisi keutamaan barisan.

Ulama Kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya pernah mengingatkan agar jangan memisahkan diri dari barisan jamaah.

"Kalau jadi makmum jangan berdiri sendiri, ditemani setan nanti, tapi masuklah ke shaf depannya atau kalau tidak ada (ruang) menarik orang yang di depannya," kata Buya Yahya seperti dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV, Sabtu (5/10/2024).

Selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya