Liputan6.com, Jakarta - Mereka yang menjalani diet dan program penurunan berat badan biasanya cukup ketat dalam menerapkan aturan makan. Tidak sedikit dari mereka memilih untuk skip atau melewati makan malam. Terkadang mereka memlih makan di sore hari dan hanya mengonsumsi buah-buahan atau sayuran saja atau bahkan hanya minuman jus di malam hari.
Sa,ah satu kunci sukses dalam penurunan berat badan adalah dengan memasukkan kalori dalam tubuh yang tidak berlebih, terutama di malam hari. Banyak yang beranggapan, makan malam terutama di atas pukul 7 malam bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Benarkah demikian?
Advertisement
"Oke jadi makan malam jam 6.59 enggak bikin gemuk? Ini siapa yang bikin pertanyaan? Eh Anda yang nanya yah, berarti saya makan jam 6.57 enggak gemuk? Makanya yang saya bilang ini mitos,” kata dokter Tirta dalam potongan video yang diunggah di akun TikTok miliknya, @tirtacipeng, 20 September 2024.
Menurut dr Tirta, gemuk dan tidaknya seseorang itu bukan ditentukan dari jam makan mereka melainkan dari pola makan dalam keseharian orang tersebut. Dia bahkan menyebut salah satu tim videografernya yang punya kebiasan makan sampai sembilan kali dalam satu hari. Alhasil berat badanya mencapai lebih dari 100 kilogram.
"Gemuk atau tidak itu adalah komposisi satu hari. Kalau Anda tidak makan jam 7 malam tapi dari jam 6 malam sampai jam 6 paginya Anda makan banyak misalnya sampai 9 kali dan Anda enggak ngapa-ngapain ya gemuk lah," terang dokter Tirta.
"Videograferku dulu makan sampai 9 kali, beratnya sampai 100 kilo lebih. Dia sekarang cuma makan 2 kali meningkatkan jalannya sampai 7.000 langkah per hari,ternyata bisa turun 17 kilo dalam 3 bulan. Jadi semua bisa berubah," sambungnya.
Pemilik nama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini mengatakan bahwa pada dasarnya makan saat malam hari itu tidak langsung gemuk. Penambahan berat badan itu berdasarkan dengan jumlah kalori yang masuk dalam satu hari berbanding dengan kegiatan yang dilakukan dalam satu hari itu.
Jam Makan Bergantung pada Aktivitas Fisik
Jadi pada dasarnya makan di malam hari itu memang tidak langsung bikin gemuk. Gemuk atau tidak itu adalah satu hari yang masuk dan keluar berapa. "Kalau kelebihan (makanan yang masuk) ya akan ditimbun lemak di bawah kulit. Tapi kalau misalkan saat malam itu ternyata aktivitas fisikmu gede banget, kamu makan malam ya enggak apa-apa,” tuturnya.
Meski begitu dr. Tirta memperingatkan bahwa makan malam sendiri bisa menimbulkan dampak lain, seperti meningkatkan risiko insulin. Jika sering membiasakan makan malam setelah pukul 7 bisa meningkatkan risiko kenaikan gula dalam darah.
"Kalau kalian lakukan (makan malam) terus ada potensi adanya kenaikan gula darah. Tapi bukan berarti kamu makan malam terus kamu langsung gemuk itu enggak begitu. Tapi itu tadi, lebih ke kebiasaan dalam satu hari itu," pungkasnya.
Adanya kecenderungan untuk membatasi waktu makan hingga pukul 8 malam telah menjadi sebuah kesadaran budaya dalam gaya hidup banyak orang. Makan terlalu dekat dengan waktu tidur sering dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti meningkatnya asam lambung, gangguan pencernaan, dan fluktuasi gula darah. Semua ini pada dasarnya dapat mengganggu kualitas istirahat malam seseorang. Namun, apakah benar bahwa makan setelah pukul 8 malam merupakan masalah yang serius?
Advertisement
Manfaat Membatasi Jam Makan
Secara khusus, penelitian yang mengkaji larangan makan setelah pukul 8 malam masih terbatas. Namun, ada manfaat yang mungkin dapat diraih dengan membatasi makan malam secara umum. Ada alasan yang mendasari kemungkinan ini, seperti yang dijelaskan oleh Janese S. Laster, MD, seorang dokter yang bersertifikat dalam bidang penyakit dalam, obesitas, gastroenterologi, dan nutrisi.
"Makanan yang dikonsumsi pada malam hari cenderung mengandung karbohidrat dan lemak tinggi yang diproses," terangnya, dikutip dari kanal Citizen6 Liputan6.com yang melansir dari Health.con, 5 Maret 2024.
Dr. Laster juga menekankan bahwa waktu makan seseorang dapat memengaruhi proses pencernaan, penyerapan, dan metabolisme tubuh, yang pada gilirannya mempengaruhi berat badan.
Sedangkan menurut Julie Pace, RDN, seorang ahli diet terdaftar dan pendiri Core Nutrition Health and Wellness, meskipun ada bukti yang menghubungkan konsumsi makanan larut malam dengan masalah kesehatan seperti peningkatan berat badan atau gangguan pencernaan, hal ini tidak selalu berlaku untuk semua orang. Menurut sebuah penelitian pada 2015, dampak negatif dari makan larut malam mungkin tidak konsisten atau berlaku jika makanan yang dikonsumsi memiliki pilihan yang sedikit, kaya akan nutrisi, atau rendah kalori.
Menghindari Konsumsi Porsi Besar Makanan
Pembatasan waktu makan malam pada dasarnya disesuaikan dengan keadaan individu masing-masing. Menghindari makan setelah pukul 8 malam bukanlah aturan yang harus diikuti oleh semua orang.
Namun, yang disarankan adalah mencoba untuk memberi jeda antara waktu makan dan tidur malam jika memungkinkan. Menurut Julie Pace, menjaga waktu makan tetap konsisten, menghindari konsumsi porsi besar makanan sebelum tidur, memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang, memastikan tubuh tetap terhidrasi, dan lebih memperhatikan kebutuhan tubuh daripada melihat jam dapat berdampak positif pada kesehatan.
Makan malam sebaiknya dilakukan sebelum jam 8 malam, supaya tubuh punya cukup waktu untuk mencerna makanan yang masuk sebelum pergi tidur. Bisa juga kita menikmati cemilan di pukul 3-4 sore, kemudian disusul dengan makan malam porsi kecil di pukul 7 malam.
Makan jam 10 malam tidak hanya dapat meningkatkan berat badan, namun juga akan memicu masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit asam lambung dan sindrom metabolik.
Advertisement