Dharma Pongrekun Ungkap Alasan Jarang Kampanye dan Penyebab Elektabilitasnya Rendah

Saat wawanacara dengan wartawan, Dharma Pongrekun menyatakan jarang berkampanye ketimbang Ridwan Kamil dan Pramono Anung. Dharma mengaku bahwa dia adalah calon independen yang bergerak bebas tapi minim logistik.

oleh Aries Setiawan diperbarui 07 Okt 2024, 09:45 WIB
Dharma Pongrekun dan Kun Wardana memastikan bahwa program transportasi gratis yang selama ini disediakan untuk warga Jakarta akan terus dilanjutkan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Saat wawanacara dengan wartawan, Dharma Pongrekun menyatakan jarang berkampanye ketimbang Ridwan Kamil dan Pramono Anung. Dharma Pongrekun mengaku bahwa dia adalah calon independen yang bergerak bebas tapi minim logistik.

"Terima kasih. Di sinilah. Di sinilah yang saya ingin memberikan pemahaman. Bahwa kami itu independen. Independen itu tidak punya dana untuk bebas bergerak ke sana kemari lari-lari. Itu ada butuh bensin loh," kata Dharma.

"Ngasih makan orang kalau kumpul. Duitnya dari mana? Jadi tolong dipahami. Mari bantu kami untuk memperjuangkan keselamatan keluarga kalian juga, saya siap ada di garda terdepan untuk memperjuangkan nasib kita semua. Termasuk saya," sambungnya.

Dharma juga menjawab mengenai elektabilitasnya yang sangat rendah. Dia lalu bicara mengenai statistik yang merupakan hasil kesepakatan manusia.

"Jadi kenapa seperti itu? Saya tahu. Tolong baca bukunya Bill Gates How to Lie with Statistics. Di mana statistik adalah matematika statis. Hasil dari dinamistik kesepakatan manusia-manusia yang hidup dalam dinamika kehidupan," ujar Dharma.

Dharma lalu menantang buka-bukaan data mengenai survei seperti sumber anggaran dan sampelnya. Baginya, semua persoalan saat ini adalah tentang industri.

"Jadi kalau kita paham maka sampelnya dari mana? Keluarga saya sampai sekarang tidak ada yang pernah disurvei. Teman-teman saya tak ada satu pun yang disurvei. Jadi sampelnya seperti apa? Mari kita buka. Beda dengan di Amerika," ucap cagub independen.

"Di Amerika mereka membuka. Membuka datanya. Membuka anggarannya dari mana? Karena apa? Di era revolusi industri maka semua persoalan menjadi industri. Apa saja menjadi industri. Media jadi industri. Bad news is good news. And I know exactly, apa yang terjadi di media," pungkasnya.

 


Survei Poltracking: Ridwan Kamil 48,9%, Pramono Anung 22,1%, Dharma Pongrekun 4,1%

Tiga pasang cagub-cawagub mengangkat tangan bersama seusai Deklarasi Kampanye Damai untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa (24/9/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Poltracking Indonesia menyampaikan hasil survei terkait Pilkada Jakarta 2024. Pada peta head to head, ada hal menarik yang tersaji, yakni hasil head to head calon gubernur yang tidak berjalan senada dengan calon wakil gubernur.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda menyampaikan pada head to head calon gubernur, calon nomor urut 1 Ridwan Kamil menang. Namun, saat dilakukan head to head calon wakil gubernur nomor urut 3, Rano Karno yang unggul.

"Pada survei elektabilitas calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil mendapat 48,9% kemudian Pramono Anung 22,1% dan Dharma Pongrekun 4,1%. Dengan 24,9% mengaku belum menentukan pilihan," kata Hanta saat jumpa pers daring, Jumat (27/9/2024).

"Namun pada survei calon wakil gubernur, Rano Karno atau Doel unggul 37,6% lalu Suswono 27,6%, sedangkan Kun Wardana 4,8%. Dengan 30% mengaku belum menentukan pilihan," sambung Hanta.

 


Survei Poltracking: RK-Suswono 47,5%, Pramono-Rano 31,5%, Dharma-Kun 5,1%

Sementara itu, terkait hasil survei calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024, pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK)-Suswono unggul dari dua pesaingnya, Pramono Anung-Rano Karno dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.

"Ridwan Kamil-Suswono mendapat suara responden sebesar 47,5%, disusul Pramono-Rano 31,5% dan Dharma-Kun 5,1%," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda.

Menurut Hanta, pada survei kali ini masih terdapat suara undecided voters sebesar 15,9%. Sebagian dari mereka mengaku belum tahu mau memilih siapa dan sisanya memilih tidak menjawab.

"Responden yang belum menentukan pilihan ada 15,9%," jelas Hanta.

Survei Poltracking di Pilgub Jakarta 2024 kali ini menjaring total 1200 responden. Mereka terdiri dari kelompok usia minimal 17 tahun atau yang sudah menikah dan mempunyai hak pilih di Pilkada Jakarta 2024.

Terkait metodologi survei, Hanta mengatakan Poltracking menggunakan multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Sebagai informasi, survei dilakukan pada tanggal 9-15 September 2024 dengan cara wawancara tatap muka oleh surveyor terlatih.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya