Golongan yang Tak Akan Diampuni Allah SWT walau sudah Taubat, Syekh Ali Jaber Ungkap Sosoknya

Meski Allah SWT Maha Pengampun, ada satu golongan yang tidak akan mendapatkan ampunan, yaitu mereka yang terang-terangan menceritakan kemaksiatan yang telah dilakukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2024, 09:30 WIB
Foto Syekh Ali Jaber Credit: dream.co.id

Liputan6.com, Jakarta - Manusia, dalam perjalanan hidupnya, sering kali melakukan kesalahan dan kekhilafan yang tak terhindarkan. Dalam Islam, ampunan Allah SWT adalah harapan tertinggi bagi setiap hamba yang menyadari dosa-dosanya.

Allah, yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang, selalu membuka pintu taubat bagi mereka yang benar-benar bertaubat dengan ikhlas. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an, "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Az-Zumar: 53), umat Islam diajarkan untuk tidak berputus asa dari rahmat-Nya.

Dengan memohon ampunan, setiap manusia memiliki peluang untuk memperbaiki diri dan kembali kepada jalan yang benar, karena kasih sayang Allah selalu lebih besar daripada murka-Nya.

Syekh Ali Jaber dalam ceramahnya yang dikutip dari kanal YouTube @ErikBelobe mengungkapkan tentang orang-orang yang tidak akan dapat ampunan oleh Allah SWT.

Meski Allah Maha Pengampun, ada satu golongan yang tidak akan mendapatkan ampunan, yaitu mereka yang terang-terangan menceritakan kemaksiatan yang telah dilakukan.

"Kalau tobat pasti diampuni Allah Subhanahu wa Ta'ala, tapi ada satu orang yang tidak akan diampuni oleh Allah," ujar Syekh Ali Jaber.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Bahaya Ceritakan Perbuatan Maksiat

Ilustrasi curhat. (Photo by LinkedIn Sales Solutions on Unsplash)

Ini menjadi peringatan serius bagi mereka yang dengan bangga menceritakan dosa-dosa seperti zina kepada orang lain tanpa rasa malu dan penyesalan.

Menurut Syekh Ali Jaber, orang yang melakukan dosa besar seperti zina, tetapi melakukannya secara tersembunyi dan menyesal, masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan ampunan Allah SWT. Namun, jika dosa itu diceritakan dengan rasa bangga, orang tersebut akan sulit mendapat pengampunan.

Syekh Ali menjelaskan bahwa menceritakan dosa kepada orang lain adalah bentuk penghinaan terhadap ajaran Allah SWT.

"Orang yang terang-terangan menceritakan dosa mereka kepada orang lain menunjukkan ketidaktaatan mereka kepada Allah dan rendahnya rasa takut terhadap hukuman-Nya," tegasnya.

Ia juga menegaskan bahwa kebanggaan terhadap dosa menunjukkan tidak adanya rasa malu dan rendahnya tingkat kesadaran akan dosa yang telah dilakukan.

"Orang yang bangga dengan kemaksiatannya menunjukkan bahwa mereka tidak merasa bersalah, dan ini sangat berbahaya bagi keselamatan iman mereka," tambah Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali menekankan bahwa Allah SWT lebih mencintai hamba yang menyesali dosanya dan menutup aibnya sendiri. "Jika seseorang melakukan dosa, lebih baik ia menyembunyikannya dan bertobat secara pribadi kepada Allah, tanpa menceritakan dosa tersebut kepada orang lain," ujarnya.

Tindakan menceritakan dosa, menurut Syekh Ali Jaber, bukan hanya akan merusak diri sendiri tetapi juga dapat mempengaruhi lingkungan sosial. Orang yang mendengar kisah dosa tersebut bisa saja tergoda untuk mengikuti jejak yang sama, dan ini bisa menimbulkan efek buruk yang lebih luas.

 


Penting Menutup Aib dan Bertobat

Ilustrasi curhat, ngobrol dengan teman. (Image by Freepik)

Dalam Islam, menutupi aib sendiri dan bertobat adalah sikap yang dianjurkan. Syekh Ali Jaber menekankan pentingnya rasa malu dan penyesalan sebagai kunci untuk mendapatkan ampunan Allah SWT.

"Orang yang merasa malu atas dosanya dan bertobat dengan tulus, insya Allah, akan diampuni," jelasnya.

Menceritakan dosa secara terbuka, apalagi dengan rasa bangga, mencerminkan bahwa seseorang tidak lagi menghormati aturan-aturan Allah. Ini bisa menjadi tanda bahwa hati orang tersebut telah mengeras dan jauh dari rahmat Allah.

Syekh Ali Jaber juga mengingatkan bahwa Allah selalu membuka pintu tobat bagi hamba-hamba-Nya, asalkan mereka tidak sombong dan mau menyesali perbuatannya.

Namun, bagi mereka yang terus-menerus bangga dengan kemaksiatannya, kesempatan untuk mendapatkan ampunan semakin sulit.

Pada akhirnya, Syekh Ali Jaber menegaskan bahwa ampunan Allah SWT adalah rahmat yang diberikan kepada siapa saja yang benar-benar ingin berubah.

Tetapi orang yang tidak menghargai kesempatan ini dengan menceritakan dan membanggakan dosanya, akan sulit mendapatkan pengampunan tersebut.

Dengan demikian, Syekh Ali Jaber mengajak umat Islam untuk selalu menjaga diri dari perbuatan dosa dan selalu menutupi aib sendiri, serta segera bertobat jika melakukan kesalahan.

Allah Maha Pengampun, tetapi hanya kepada mereka yang tulus bertobat dan tidak bangga dengan dosa yang telah dilakukan.

Pesan Syekh Ali Jaber ini menjadi pengingat penting bagi umat Islam agar selalu menjaga kehormatan diri dan menjauhi perbuatan yang dapat mengundang kemurkaan Allah.

Terutama bagi mereka yang merasa bangga dengan dosa yang dilakukan, peringatan ini harus menjadi motivasi untuk kembali ke jalan yang benar.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya