Liputan6.com, London - Setidaknya 85 orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka dalam kecelakaan kereta api di kota London, Inggris, 72 tahun silam.
Kecelakaan itu terjadi pada pukul 08.20 waktu setempat di Harrow, pinggiran barat laut London, dikutip dari BBC, Selasa (8/10/2024).
Advertisement
Sebuah kereta ekspres dari Perth yang menuju London menabrak bagian belakang kereta komuter 07.31 Tring-Euston saat hendak meninggalkan stasiun Harrow dan Wealdstone, di jalur wilayah London Midland.
Beberapa detik kemudian, kereta ketiga yang datang dari Euston menabrak reruntuhan kereta.
Para korban selamat menggambarkan mendengar suara yang memekakkan telinga seperti ledakan dan kemudian pecahan kaca dan puing-puing beterbangan di mana-mana.
"Itu semua terjadi dalam sedetik. Terjadi tabrakan yang mengerikan dan kaca serta puing-puing berhamburan ke arah saya," kata John Bannister, seorang korban selamat.
John Bannister dari Harrow berada di kereta lokal di gerbong tepat di bawah jembatan penyeberangan pada saat kecelakaan.
"Saya pingsan sesaat dan ketika saya sadar saya mendapati diri saya tergeletak di rel dengan serpihan di atas saya. Saya berhasil membebaskan diri dan menyeret diri ke peron."
Ada sekitar 1.000 penumpang di ketiga kereta, dengan korban terbanyak di bagian belakang kereta komuter Tring dan gerbong depan dua kereta ekspres.
Beberapa korban berada di peron saat gerbong penuh penumpang terlempar ke atas mereka. Yang lainnya tewas di jembatan penyeberangan di atas rel yang tertusuk tumpukan gerbong setinggi 30 kaki (9 meter).
Warga Membantu Proses Penyelamat
Petugas penyelamat berjuang untuk membebaskan korban yang masih terjebak di gerbong di bagian bawah tumpukan.
Petugas pemadam kebakaran dan polisi telah bergabung dengan pekerja kereta api dan penduduk setempat.
Bagian tengah jembatan penyeberangan telah dipotong untuk membebaskan dua gerbong kereta lokal yang tampaknya relatif tidak rusak. Gerbong lain telah dipotong untuk mengeluarkan korban selamat dan korban tewas.
Petugas polisi sesekali berteriak atau meniup peluit agar semua orang diam untuk mendengarkan tanda-tanda korban selamat di antara reruntuhan.
Ratu dan Perdana Menteri, Winston Churchill, telah mengirimkan pesan simpati kepada para korban dan keluarga yang ditinggalkan.
Advertisement