Liputan6.com, Jakarta - Program Indofood Riset Nugraha (IRN) 2024-2025 kembali membuka pintu bagi para mahasiswa tingkat akhir untuk berkontribusi dalam riset pangan. Kali ini, IRN mengangkat tema Penelitian Pangan Fungsional Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal.
"Bangsa kita dianugerahi sumber pangan yang melimpah. Di saat adanya ancaman krisis pangan maupun masalah kesehatan, tema IRN kali ini membuka peluang kita untuk mengeksplorasi potensi pangan fungsional yang kita miliki," ujar Indrayana, Wakil Kepala Divisi Corporate Communications PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood), dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Advertisement
IRN yang berjalan selama lebih dari 18 tahun, mewadahi generasi muda untuk mengembangkan minat riset di bidang pangan. Indrayana berharap bantuan dana riset yang disediakan lewat program tersebut bisa membantu mahasiswa menyelesaikan studinya sekaligus melahirkan generasi peneliti unggul yang jujur dan kreatif. Selain itu, peserta program yang terpilih akan didampingi oleh tim pakar selama penelitian berlangsung.
"Tahun lalu, kami menerima sekitar 600 proposal, meningkat 40 persen dari tahun sebelumnya," ujarnya. Hal itu, menurutnya, menunjukkan semakin meningkatnya minat mahasiswa untuk berpartisipasi dalam program ini.
IRN terbuka bagi semua jurusan, dengan cakupan penelitian yang luas, meliputi Agro-Teknologi (Budidaya), Teknologi Proses/Pengolahan, Gizi dan Kesehatan Masyarakat, serta Sosial Budaya, Ekonomi, dan Pemasaran. Semua proposal yang masuk akan dikurasi oleh tim pakar IRN.
Apa Saja yang Harus Diperhatikan Calon Peserta Program?
Prof. Dr. Ir. Ambaryanto, MSc., anggota Tim Pakar IRN, menekankan beberapa poin yang harus diperhatikan calon peserta. Pertama adalah kesesuaian proposal dengan tema program.
"Tahun ini tentang pangan fungsional, maka baik di judul maupun pada latar belakang harus dapat terlihat fungsionalnya," kata Prof. Ambaryanto.
Ia juga menekankan pentingnya kelengkapan proposal, kelayakan dana penelitian, dan batas akhir pengiriman proposal. Mahasiswa yang tertarik dapat mengirimkan proposalnya hingga 21 Oktober 2024. Pengumuman penerima dana IRN akan diumumkan pada November 2024.
Dengan fokus pada potensi dan kearifan lokal, Program IRN diharapkan dapat melahirkan inovasi dan solusi baru dalam bidang pangan yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan Indonesia. Objek penelitiannya tidak terbatas pada sumber daya alam darat, tetapi juga laut, yang berbasis potensi dan kearifan lokal meliputi produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, peternakan, dan air.
Advertisement
Cara Mengikuti Program IRN
Bantuan dana riset Program IRN diperuntukkan bagi mahasiswa S1 dari semua jurusan yang akan meneliti sebagai tugas akhirnya. Berikut ketentuan umum penulisan proposal IRN:
- Proposal diajukan kepada Sekretariat Panitia IRN, dikirim ke email: indofoodrisetnugraha.indofood@indofood.co.id
- Penelitian diajukan dalam rangka penyelesaian tugas akhir
- Sesuai dengan tema Program IRN, yaitu : Pangan Fungsional Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal
- Format atau sistematika proposal sesuai
- Penelitian dilakukan sesuai dengan bidang studi pengusul
- Proposal wajib mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing/Dekan, disertai dengan cap lembaga (halaman pengesahan dan surat pernyataan peserta)
- Jangka waktu penelitian paling lama satu tahun
- Penelitian dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia
Sejak digulirkan pada 2006, Program IRN telah mendanai lebih dari 1.000 proposal penelitian. Indrayana berharap semakin banyak mahasiswa mengikuti program ini dan termotivasi untuk mencari ide-ide kreatif untuk mencari sumber pangan yang diteliti dan mengungkap khasiat maupun keunggulan lain dari sumber pangan yang ada di sekitarnya.
"Program IRN ini sekaligus menjadi kontribusi nyata generasi muda bagi ketahanan pangan Indonesia," imbuhnya Indrayana.
Apa Itu Pangan Fungsional?
Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, Peneliti Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna (P2 TTG) LIPI Achmat Sarifudin menjabarkan pangan fungsional merupakan pangan yang berfungsi fisiologis khusus yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi metabolisme tubuh sehingga bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat pangan fungsional biasanya berasal dari kandungan zat aktif di dalamnya.
"Berbagai jenis pangan fungsional dapat dengan mudah kita jumpai yang berasal dari berbagai rempah-rempah, buah-buahan, dan biji-bijian. Salah satu jenis pangan fungsional yang sudah sering kita konsumsi adalah yang berasal dari golongan karbohidrat," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 16 Oktober 2020.
Achmad menambahkan, karbohidrat umumnya merupakan hasil fotosintesa tumbuhan dan berfungsi sebagai sumber energi bagi makhluk hidup. Ia menyebutkan, contoh karbohidrat yang sering dikonsumsi di antaranya ada pati yang berasal dari beras dan agar-agar atau rumput laut.
Senada dengan Achmat, peneliti dari P2 TTG LIPI lainnya, Yusuf Andriana menyatakan, pangan fungsional dapat diartikan sebagai makanan atau bahan pangan yang memberikan manfaat bagi tubuh selain memenuhi asupan gizi. "Pangan fungsional bermanfaat bagi kesehatan dikarenakan keberadaan komponen aktif menjadi isu yang cukup penting mengingat penggunaan obat kimiawi yang memberikan efek negatif," paparnya.
Advertisement