Organisasi Internasional untuk Migrasi: Kekerasan Geng Memaksa Ribuan Warga Haiti Mengungsi

Serangan geng bersenjata di wilayah Artibonite, Haiti, memaksa lebih dari 6.000 warga meninggalkan rumah mereka.

oleh Tim Global diperbarui 08 Okt 2024, 16:03 WIB
Geng dengan aksi kekerasan telah berbuat sangat keji, dengan rincian aksi seperti pemerkosaan dan pembunuhan brutal yang terjadi di ibu kota negara yang sedang bermasalah itu. (Richard PIERRIN/AFP)

Liputan6.com, Port-au-Prince - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan bahwa sekitar 6.300 penduduk Haiti terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka setelah serangan brutal oleh geng bersenjata di wilayah tengah negara tersebut. Insiden ini mengakibatkan kematian sedikitnya 70 orang.

Dalam laporan yang dirilis minggu lalu, IOM menyatakan bahwa hampir 90% dari para pengungsi kini tinggal bersama keluarga angkat, sementara 12% lainnya mencari perlindungan di lokasi lain seperti sekolah dan taman, dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (8/10/2024).

Serangan ini terjadi di Pont-Sondé, Haiti pada dini hari Kamis (3/10), ketika banyak penduduk yang melarikan diri dengan hanya membawa anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

Setelah serangan di Artibonite, jalan-jalan di Pont-Sondé dipenuhi dengan mayat. Bertide Harace, juru bicara Komisi Dialog, Rekonsiliasi, dan Kesadaran untuk Menyelamatkan Artibonite, mengungkapkan kepada media lokal bahwa banyak korban tewas akibat tembakan di kepala.

Para pengungsi yang berlindung di Taman Saint Marc mengeluhkan kelaparan karena pasokan makanan dan air yang terbatas. Distribusi beras, kacang-kacangan, dan air menjadi sumber perselisihan di antara mereka.

Perempuan pengungsi yang duduk bersama anak-anak mereka menggambarkan kengerian saat mendengar suara tembakan dan menyaksikan pria-pria bersenjata memasuki rumah mereka dan menembaki orang-orang.

Pada hari Jumat (4/10), Perdana Menteri Gary Conille mengunjungi Saint-Marc dan berjanji untuk menangkap para pelaku serta memastikan mereka mendapatkan hukuman yang setimpal.

 


Peningkatan Kekerasan

Rumah Sakit Universitas Negeri Haiti, yang dikenal sebagai Rumah Sakit Umum di Port-au-Prince, itu diambl alih setelah berbulan-bulan meningkatnya serangan dari kelompok bersenjata. (AP Photo/Odelyn Joseph)

Kekerasan geng di Artibonite, yang merupakan salah satu daerah penghasil makanan utama di Haiti, telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Serangan pada hari Kamis adalah salah satu insiden paling mematikan yang terjadi di wilayah tersebut.

Kekerasan serupa juga terjadi di Port-au-Prince, di mana sekitar 80% kota dikuasai oleh geng kriminal. Aksi kekerasan ini sering kali menargetkan warga sipil di daerah yang dikuasai oleh geng saingan.

Situasi yang tidak aman membuat para korban kekerasan belum dapat kembali ke rumah mereka.

Dalam laporan tertanggal 2 Oktober, IOM menyebutkan bahwa lebih dari 700.000 orang, dengan lebih dari setengahnya adalah anak-anak, kini menjadi pengungsi internal di seluruh Haiti. Angka ini meningkat 22% sejak bulan Juni.

 

Infografis Kerusuhan Rasial Anti-Imigran Melanda Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya