Setahun Tragedi Kemanusiaan Palestina, UII Yogyakarta Gelar Seminar dan Pameran Lukisan

Terwujudnya kedamaian dan kehidupan yang layak bagi bangsa Palestina disebut Fathul menjadi pekerjaan rumah besar bagi banyak negara Islam maupun lembaga dunia seperti PBB, namun semuanya tidak berdaya.

oleh Kukuh Setyono diperbarui 08 Okt 2024, 18:00 WIB
Sejumlah mahasiswa asing di pameran lukisan ‘Dari Indonesia ke Palestina: Refleksi Setahun Tragedi Kemanusiaan’ yang diselenggarakan UII Yogyakarta. (Kukuh Setyono)

Liputan6.com, Yogyakarta - Memperingati setahun perang Gaza, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menyelenggarakan seminar dan pameran lukisan bertema ‘Dari Indonesia ke Palestina: Refleksi Setahun Tragedi Kemanusiaan’. Ajang ini dimaksud untuk mengingatkan publik ada tragedi kemanusiaan di Palestina dan membutuhkan bantuan Indonesia. Diselenggarakan pada Senin (7/10/2024), seminar diselenggarakan terpisah di Gedung Kuliah Umum Sardjito UII Yogyakarta. Sementara pameran lukisan digelar di Gedung Moh. Hatta perpustakaan UII dan akan berlangsung selama satu bulan ke depan.

Rektor UII Fathul Wahid di awal sambutannya menyatakan seminar ini untuk memberi pandangan kepada publik bahwa perang yang dilancarkan oleh Israel ke bangsa Palestina belum ada tanda-tanda berakhir. “Bahkan kematian terus meningkat, dimana berita terakhir menyebut ada 41 ribu meninggal dimana 28 ribu adalah wanita dan anak-anak. Ini sesuatu yang diluar akal sehat dan kita juga menjadi saksi bahwa dunia tidak berdaya,” katanya.

Terwujudnya kedamaian dan kehidupan yang layak bagi bangsa Palestina disebut Fathul menjadi pekerjaan rumah besar bagi banyak negara Islam maupun lembaga dunia seperti PBB, namun semuanya tidak berdaya. Melalui seminar yang menghadirkan narasumber Ketua EMT MER- C Indonesia, Arief Rachman, Guru Besar Fakultas Hukum UII Sefriani, serta Kepala Laboratorium Inovasi Global, Hubungan Internasional UII Rizki Dian Nursita. UII menurut Fathul ingin mengunggah dunia bahwa isu kemanusiaan di Palestina masih membutuhkan bantuan.

“Kedua kegiatan, seminar dan pameran lukisan ini menjadi pesan bagi bangsa Palestina, bahwa masih ada saudaranya di Indonesia yang masih peduli. Sumbangan yang kita berikan merupakan bukti bahwa kemanusiaan kita masih hidup,” ungkapnya.

Fathul juga mengajak pengunjung menikmati sebanyak 65 lukisan yang dikirimkan oleh berbagai peserta se-Indonesia mengenai Palestina. Melalui lukisan-lukisan itu, imajinasi liar tentang kondisi Palestina akan mampu dihadirkan. Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum UII Sefriani menegaskan Israel telah melanggar hukum HAM dan hukum humaniter internasional pada bangsa Palestina. “Mereka melakukan genosida fisik maupun kebudayaan, kejahatan perang dengan menembakan roket tanpa pandang bulu, memblokade kebutuhan dasar warga sipil, evakuasi layaknya pemindahan paksa, dan lain-lain,” jelasnya.

Dari sisi kebudayaan, Yahudisasi terhadap Palestina disebut Sefriani memiliki empat bentuk yaitu melalui tanah, manusia (pembersihan etnis), identitas dan penghilangan situs-situs suci.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya