Bahlil Minta Kampus di Indonesia Timur Siapkan Sarjana Kelola Sumber Daya Alam

Menurut Bahlil, berpikir cerdas sangat penting, yakni memikirkan output yang akan dihasilkan agar sesuai dengan kebutuhan yang ada.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Okt 2024, 20:43 WIB
Untuk diketahui, proses pelantikan Bahlil sebagai Menteri ESDM berlangsung di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Senin ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta agar perguruan tinggi di Indonesia Timur dapat lebih adaptif terhadap perubahan zaman. Terutama dalam membuka jurusan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini agar bisa mengelola sumber daya alam (SDA).

Hal itu disampaikannya di hadapan 46 pimpinan universitas dan politeknik negeri dari wilayah Indonesia Timur. Saat membuka annual meeting atau pertemuan tahunan pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Kawasan Timur Indonesia (KTI) di Ambon, Senin (7/10/2024).

"Perguruan tinggi di Indonesia Timur, khususnya di Maluku, harus segera menyesuaikan jurusan yang ada dengan kebutuhan zaman agar mampu mengelola sumber daya alam di wilayah ini. Jangan sampai nanti orang luar yang masuk, lalu kita ribut, padahal kampus tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan," ujar Bahlil.

Menurut Bahlil, berpikir cerdas sangat penting, yakni memikirkan output yang akan dihasilkan agar sesuai dengan kebutuhan yang ada. 

"Konsorsium perguruan tinggi harus merumuskan dan membangun jurusan sesuai dengan kebutuhan. Jika hal ini tidak dilakukan, peluang akan diambil oleh pihak lain," tegasnya.

Senada, Pejabat Gubernur Maluku Sadali menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia Timur. 

Dia mengatakan, perguruan tinggi harus responsif terhadap berbagai tantangan mendasar dalam upaya meningkatkan kualitas SDM.

"Perguruan tinggi, khususnya di Indonesia Timur, harus mampu melahirkan gagasan konseptual yang merespons tantangan mendasar untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan menghasilkan lulusan yang benar-benar kompetitif," kata Sadali.


Bahlil Minta ExxonMobil Cepu Genjot Produksi Minyak Jadi 150 Ribu BOPD pada 2026

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru Bahlil Lahadalia saat acara serah terima jabatan Menteri ESDM di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadaliameminta ExxonMobil Cepu Ltd untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 150.000 barel minyak per hari (BOPD) pada 2026.

Permintaan itu selaras dengan angka produksi minyak Indonesia terus mengalami penurunan. Sehingga upaya peningkatan produksi minyak nasional menjadi sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor. 

"Saat ini, tingkat produksi minyak nasional sekitar 577 ribu BOPD. Dari jumlah tersebut, Blok Cepu masih memberikan kontribusi sekitar 144 ribu BOPD, menjadikannya salah satu yang terbesar secara nasional," ujar Bahlil saat berbincang dengan jajaran manajemen, insinyur, dan operator Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (30/9/2024).

Bahlil menekankan pentingnya upaya peningkatan produksi untuk menekan defisit minyak yang saat ini terjadi. Ia meminta Presiden Direktur ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Carole Gall, untuk menaikkan target produksi dari 125.000 BOPD pada 2026 menjadi 150 ribu BOPD.

"Exxon menargetkan 125 ribu barel untuk 2026. Tapi saya punya keyakinan, dengan sistem manajemen, etos kerja, dan kreativitas tim Exxon di lapangan, ExxonMobil harus bisa mencapai di atas 150 ribu barel per hari pada 2026 untuk mengurangi defisit lifting kita," pinta Bahlil.

Bahlil menuturkan, pemerintah saat ini maupun di bawah presiden terpilih Prabowo Subianto, mendukung penuh peningkatan produksi minyak ini karena berdampak besar bagi penerimaan negara dan cadangan devisa.

"Negara kita membutuhkan dukungan dari perusahaan-perusahaan berpengalaman untuk meningkatkan produksinya. Presiden terpilih, Pak Prabowo, memerintahkan saya untuk menyelesaikan masalah lifting minyak ini, karena peningkatan lifting pasti akan meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi impor," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya