Liputan6.com, Jakarta - BCA Syariah perkuat posisinya sebagai pelopor solusi investasi syariah yang aman dan menguntungkan dengan fokus pada emas. BCA Syariah memperkenalkan inovasi terbaru mereka yang memudahkan masyarakat, termasuk generasi muda, yaitu berinvestasi emas dengan modal terjangkau.
Direktur BCA Syariah Pranata menjelaskan, emas bisa dipilih sebagai instrumen investasi karena memiliki sifat yang stabil dan teruji, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Advertisement
“Emas telah terbukti menjadi instrumen investasi yang aman dalam menghadapi inflasi dan fluktuasi ekonomi. Kami melihat adanya peningkatan permintaan emas sebagai aset safe haven, terutama di kalangan generasi milenial yang kini mulai aktif berinvestasi,” jelas Pranata dikutip Selasa (8/10/2024).
Data BCA Syariah menunjukkan lonjakan pembiayaan emas sebesar 210,8% dalam satu tahun terakhir, dengan rata-rata pencairan emas mencapai 586%.
“Kami menawarkan pembiayaan emas yang terjangkau, mulai dari Rp 200 ribuan per bulan, sehingga masyarakat dari berbagai lapisan dapat memiliki emas,” tambah Pranata.
Kolaborasi antara BCA Syariah dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) juga memperkuat keunggulan produk ini. Emas Antam yang digunakan dalam pembiayaan berstandar internasional, diakui secara global, dan memiliki likuiditas tinggi, hal ini dapat memudahkan nasabah untuk menjual atau mencairkan emas kapan saja.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap nasabah memiliki akses yang aman dan terpercaya untuk berinvestasi emas,” tambah Pranata.
Keunggulan lain dari pembiayaan emas di BCA Syariah adalah fleksibilitas dalam memilih jangka waktu pembiayaan, dari 1 hingga 5 tahun, serta kepastian angsuran tetap. Dengan adanya layanan akad di tempat dan rencana peluncuran fitur pengajuan pembiayaan emas melalui aplikasi mobile banking, BCA Syariah memperkuat kemudahan investasi bagi nasabah dengan memanfaatkan teknologi.
Dengan kemudahan akses, keamanan, dan terjangkaunya pembiayaan emas, BCA Syariah semakin siap menjadi mitra bagi masyarakat dalam mencapai tujuan keuangan mereka di tengah tantangan ekonomi global.
Meramal Harga Emas Minggu Ini, Cetak Rekor Lagi atau Anjlok?
Emas kembali mendapatkan momentum baru menjelang akhir pekan lalu karena meningkatnya permintaan terhadap aset safe-haven akibat ketidakstabilan geopolitik yang kian memanas di Timur Tengah, yang mengesampingkan data kuat dari pasar tenaga kerja.
Emas awalnya menghadapi tekanan jual pada Jumat pagi setelah data dari Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi yang kuat menciptakan 254.000 lapangan kerja di AS bulan lalu. Data nonfarm payrolls untuk bulan September ini secara signifikan melebihi ekspektasi, yang sebelumnya diperkirakan hanya akan bertambah 147.000.
Di saat yang sama, upah juga naik lebih dari perkiraan, yaitu sebesar 0,4% bulan lalu.
Sebelum laporan tersebut dirilis, pasar memperkirakan ada peluang 30% bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan. Namun, ekspektasi tersebut kini sepenuhnya hilang. Meski dolar AS menguat akibat perubahan ekspektasi kebijakan moneter, harga emas tetap bertahan.
Kontrak emas berjangka untuk Desember terakhir diperdagangkan di angka USD 2.669,10 per ons, yang relatif tidak berubah dari pekan sebelumnya.
Analis mencatat bahwa data ekonomi saat ini kalah penting dibandingkan ketidakpastian geopolitik.
“Harga emas bertahan karena satu alasan dan hanya satu alasan—risiko akan peristiwa di Timur Tengah pada akhir pekan,” kata Ole Hansen, kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, dikutip dari Kitco, Senin (7/10/2024).
Advertisement
Volatilitas Tinggi
Volatilitas TinggiJesse Colombo, seorang analis logam mulia independen dan pendiri BubbleBubble Report, mengatakan bahwa meskipun emas didukung oleh ketegangan geopolitik yang terus meningkat, emas mengalami volatilitas bullish yang lebih besar akibat kekhawatiran yang semakin tinggi.
Perang Israel di Timur Tengah terus meningkat saat tentaranya menyerang Hamas di Gaza dan Hezbollah di Lebanon, serta ada kekhawatiran bahwa Iran bisa semakin terlibat dalam konflik ini.
Iran adalah pendukung utama Hezbollah dan telah menyediakan senjata serta miliaran dolar bagi kelompok tersebut selama bertahun-tahun. Awal pekan ini, Iran menembakkan 180 rudal balistik ke Israel, namun semuanya berhasil dicegat.
Kini, dunia menanti bagaimana Israel akan membalas tindakan Iran.
“Tidak ada yang mau menahan posisi short terhadap emas menjelang akhir pekan,” kata Colombo.