Liputan6.com, Yogyakarta - Anwar Sanusi Sekretaris Jenderal Kemnaker RI dalam seminar yang bertajuk “Green Economy-Green Job: Tantangan dan Solusi untuk Indonesia mengatakan dunia industri memiliki tantangan dalam pembangunan ekonomi hijau. Tantangan itu yaitu kondisi pendidikan tenaga kerja yang masih rendah, juga kegiatan ekonomi yang kini tidak bergantung langsung dengan eksploitasi alam secara langsung. ”Adanya tantangan ini, dapat ditangani dengan pelatihan dan peningkatan kompetensi tenaga kerja agar link and match dengan kondisi industri,” jelasnya di auditorium Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM Jumat 4 Oktober 2024.
Sementara itu Sosiolog UGM, Fina Itriyati, mengatakan green job atau pekerjaan hijau sebagai pekerjaan yang layak dan mempunyai kontribusi untuk lingkungan. Menurutnya bagaimana pekerjaan hijau ini tidak hanya dapat dilakukan oleh oligarki atau masyarakat yang memiliki modal saja, tetapi juga masyarakat di kelas bawah. “Untuk itu, perlu regulasi yang kuat dalam pengimplementasiannya dan juga didukung oleh peran oleh perusahaan untuk berkomunikasi dengan komunitas agar dapat menjalin kesadaran baru di tingkat masyarakat,” katanya.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan Amalia Prabowo, President Director ExportHub.id dalam seminar itu membagikan pengalaman dan tantangan yang dihadapi di dunia industri menjelang green economy dan green job. “Yang kami lakukan adalah mempertemukan akademisi-akademisi dengan UMKM yang ada di daerah untuk kemudian hasil dari kerja sama tersebut kami bantu untuk paparkan dan pasarkan secara global,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini tantangan dalam dunia industri Indonesia adalah belum siapanya usaha di Indonesia dalam menghadapi paparan global. Hal ini membuat produk Indonesia sangat jarang, bahkan tidak ditemui di marketplace global. “Ini yang perlu diubah, yaitu perlu digitalisasi supaya usaha di Indonesia dapat maju dan bersaing di global,” pungkasnya.
Dunia industri menurut Wikan Sakarinto, Direktur Akademi Inovasi Indonesia, indeks produktivitas tenaga kerja di Indonesia rendah, utamanya bila dibandingkan dengan indeks negara-negara Asia Tenggara lainnya. “Solusi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ini adalah dengan melatih mereka dengan softskill,” ucapnya.