Jangan Salah, Bentuk Cangkir Ternyata Memengaruhi Pengalaman Minum Kopi

Sumthin' Else from Herd menggunakan dua jenis cangkir untuk memberi pengalaman minum kopi berbeda.

oleh Asnida Riani diperbarui 08 Okt 2024, 05:00 WIB
Sumthin' Else from Herd jadi coffee experience bar pertama di Bandung. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Bandung - Masih ada banyak hal yang dibisa diulik seputar kompleksitas penyajian kopi. Tidak sebatas pemilihan biji kopi demi menghasilkan rasa-rasa tertentu, namun juga menentukan cangkir untuk menyuguhkan minuman tersebut.

Setidaknya itulah wawasan baru yang saya dapat saat bertandang ke Sumthin' Else from Herd, yang merupakan perpanjangan bisnis dari Herd Coffee Roaster, selama media trip bersama Tokopedia dan ShopTokopedia ke Kota Bandung, Jawa Barat. "Ada dua cangkir yang kami pakai untuk menyajikan manual brew," sebut Jeffta, barista di coffee experience bar pertama di Kota Kembang itu, Rabu, 2 Oktober 2024.

Ada aroma cup, yakni cangkir berbentuk cenderung bulat yang menargetkan bagian lidah tengah sampai belakang untuk lebih dulu mengantarkan aroma kopi, alih-alih rasa. Kemudian, ada flavor cup, yang berbentuk serupa kerucut, yang mengantarkan rasa kopi lebih kompleks.

"Dua cangkir ini mengantarkan keasaman (kopi) secara berbeda," ungkap dia. "Cangkir-cangkir ini selalu dibuat dari keramik."

Saya yang awalnya membatin, "Masa sih?" langsung terkejut, karena ternyata benar demikian. Aroma dan flavor cup di depan saya dituangi seduhan kopi yang sama, namun sensasi meminumnya jadi sama sekali berbeda.

Kopi dari aroma cup langsung semerbak menyebarkan harum di dalam mulut, sementara rasa kopinya cenderung lembut. Kontras dengan itu, flavor cup tidak basa-basi menghentak lidah dengan rasa kopi yang kuat, serta jauh lebih asam dari yang tersaji di aroma cup.


Menyangrai Kopi

Sumthin' Else from Herd jadi coffee experience bar pertama di Bandung. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Jeffta berkata, "Masih ada banyak jenis cangkir lainnya yang masing-masing memberi rasa kopi berbeda. Jadi, kopi itu kompleks banget, masih banyak yang bisa dicari tahu dari kopi dan seni penyajiannya."

Di antara banyak komponen, salah satunya bisa tentang proses menyangrai kopi. Founder Herd Coffee Roaster, Andri Hardian, menjelaskan bahwa mereka punya beberapa tingkat kopi sangrai.

"Ada dark roast, medium roast, dan light roast," katanya di kesempatan yang sama. "Tapi variasi kopi kami sebenarnya lebih dari sekadar roast profile. Variasi produk kami lebih ke arah mengunci taste profile."

"Roast profile kan hanya memainkan warna kopi, sedangkan taste profile, seperti White Rabbit (salah satu produk kopi Herd Coffee Roaster), maunya ada rasa buah tropis dan sedikit cokelat sepanjang tahun. Kalau kami hanya memainkan roast profile, itu tidak cukup untuk mempertahankan konsistensi rasa tersebut."

"Roaster lain umumnya mengandalkan origin (daerah asal kopi). Misalnya, White Rabbit (pakai biji kopi) dari Jawa Barat dan Sumatra. Tapi di Herd, White Rabbit belum tentu (pakai biji kopi) dari Jawa Barat dan Sumatra tahun depan."


Pentingnya Mengunci Roast Profile Kopi

Sumthin' Else from Herd jadi coffee experience bar pertama di Bandung. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Andri menyambung, "Kalau tahun depan biji kopi dari Jawa Barat lagi tidak bagus, kami akan terpaksa menggantinya (untuk mendapat rasa kopi yang sama). Misalnya, kami ganti kopinya dari Bali. Menurut saya, peranan roaster adalah menghasilkan taste profile yang selalu sama sepanjang tahun."

"Jadi belum tentu tentang mengunci origin dan roast profile, karena taste profile jauh lebih penting," tegasnya. Selanjutnya, ia membahas seputar tipe penggilingan kopi yang umumnya terdiri dari kasar, medium, dan halus.

Andri menjelaskan, "Sebenarnya yang menentukan tingkat gilingan (biji kopi) adalah metode seduh para pelanggan di rumah. Misalnya, dia punya alatnya mesin home espresso, otomatis dia akan request kopi yang lebih halus, fine. Fine itu bisa didefinisikan antara 200 mikron sampai 400 mikron."

"Sedangkan konsumen yang metode seduhnya tubruk, atau misalnya pakai metode drip V60, otomatis dia akan minta medium yang berkisar antara 600 sampai 800 mikron. Lalu, yang paling kasar itu adalah french press. Itu masuknya ke seribu mikron ke atas."


Kopi-Kopi Indonesia Terlaris

Founder Herd Coffee Roasters, Andri Hardian (kiri), sedang menyajikan kopi untuk Head of Communications E-commerce Tokopedia and ShopTokopedia, Aditia Grasio Nelwan (kanan), di Sumthin' Else from Herd, Bandung, Jawa Barat, 2 Oktober 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Head of Communications E-commerce Tokopedia and ShopTokopedia, Aditia Grasio Nelwan, mengatakan bahwa kopi merupakan salah satu produk paling laris sepanjang kuartal III 2024 di kategori Groceries. "Produk-produk kopi terlaris, yaitu Arabika Mandailing, Arabika Gayo, Robusta Toraja Rantebua, Arabika Malabar, dan Robusta Lampung," katanya saat jumpa pers di kawasan Braga, Bandung, Jawa Barat, Senin, 30 September 2024.

Melihat potensi itu, Tokopedia dan ShopTokopedia berkomitmen mendukung seluruh UMKM lokal. Secara khusus, pihaknya memberi panggung pada UMKM lokal, termasuk penjual kopi, agar dapat mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Tokopedia dan ShopTokopedia menggencarkan beragam inisiatif untuk memacu UMKM lokal, termasuk industri pengolahan kopi, untuk lebih berdaya saing melalui kampanye Beli Lokal yang mengusung brand lokal, Waktu Indonesia Belanja (WIB) yang hadir setiap tanggal gajian, Waktu Indonesia Beli Lokal yang jadi bagian dari kampanye WIB, Promo Guncang di tiap tanggal kembar dengan Flash Sale 95 persen beberapa kali sehari, bebas ongkir, serta Dilayani Tokopedia sebagai layanan pemenuhan pemesanan," kata Aditia.

Tokopedia juga bekerja sama dengan lebih dari 15 mitra logistik untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan dengan aman, termasuk produk kopi.

Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya