Mengenal Seni Kuda Lumping, Begini Sejarahnya

Kuda Lumping adalah salah satu tarian khas yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, atau Yogyakarta. Tarian ini, dilakukan oleh sekelompok penari dengan bantuan properti kuda yang terbuat dari anyaman bambu. Sementara, untuk asal-usulnya banyak berbagai persepsi.

oleh Ardi Munthe diperbarui 10 Okt 2024, 02:00 WIB
Mengenakan sendang bak bidadari, Yura Yunita berlenggang diiringi kesenian reog dan kuda lumping khas Jawa. (Liputan6.com/IG/@yurayunita)

Liputan6.com, Lampung - Seni kuda lumping sangatlah familiar di kalangan masyarakat. Utamanya di lingkungan masyarakat suku Jawa. Di beberapa wilayah, kuda lumping juga disebut dengan istilah jaranan, kuda kepang, jatilan, dan ebeg.

Seni tari ini terkenal sebagai salah satu tarian khas yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, atau Yogyakarta. Tarian ini, dilakukan oleh sekelompok penari dengan bantuan properti kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan lain sebagainya.

Mengutip dari Sri Winarsih dalam buku berjudul Mengenal Kesenian Nasional, kuda lumping merupakan salah satu jenis kesenian tradisional populer.

Dalam memainkan seni ini biasanya diiringi dengan musik khusus yang sederhana seperti, kenong, gong, kendang, dan slompret, alat musik tradisional yang lainnya.

Aksi menonjol dan ekstrem yang ada di tarian Kuda Lumping adalah adanya aksi kesurupan yang dapat ditonton semua pengunjung. Ada juga atraksi kekuatan magis misalnya makan beling, makan ayam hidup, badan kebal, dan lainnya.

Membahas tentang ini, ternyata tarian tersebut mempunyai beberapa versi yang menarik. Masing-masing versi cerita tersebut dipercaya oleh beberapa masyarakat yang ada di Tanah Jawa.

 

 

 


Asal-usul Kuda Lumping

1. Muncul pada Masa Pangeran Diponegoro

Tari Kuda Lumping disebutkan merupakan simbol dukungan penuh serta apresiasi rakyat jelata kepada perjuangan dari Pangeran Diponegoro serta pasukan kudanya yang telah mengusir penjajah dari Nusantara.

2. Ada Sejak Zaman Primitif

Tarian Kuda Lumping dipercaya sudah ada sejak zaman primitif. Umumnya, tarian ini digunakan dalam acara ritual yang berkaitan dengan unsur magis serta upacara adat.

Properti yang digunakan sangat sederhana pada awalnya, namun berubah menjadi seperti sekarang mengikuti perkembangan zaman.

3. Sejak Masa Sunan Kalijaga

Asal-usul tarian Kuda Lumping dipercaya telah ada sejak masa Sunan Kalijaga. Sebagian masyarakat percaya tarian Kuda Lumping menggambarkan perjuangan Sunan Kalijaga serta Raden Patah sekaligus para pasukan dalam mengusir penjajah di bumi Nusantara.

4. Pada Masa Kerajaan Mataram

Sebagian masyarakat percaya bahwa tarian Kuda Lumping adalah tarian yang sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram.

Di mana tarian ini dianggap penggambaran proses latihan pasukan perang dari Kerajaan Mataram dan dikomandoi Sultan Hamengku Buwono I dalam berjuang menghadapi penjajahan Belanda.

Demikian penjelasan tentang asal-usul Kudang Lumping di Tanah Jawa yang menarik untuk diketahui.

Sebagai informasi, tarian kuda lumping saat ini tak hanya ada di tanah Jawa. Seperti halnya di Lampung, tarian kuda Lumping sering sekali digelar. Terutama pada momen bulan suro. Tak hanya itu, pada resepsi tertentu kesenian ini juga sering ditampilkan. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya