Liputan6.com, Jakarta - Sedang lapar dan ingin makan enak tapi harga terjangkau, Warung Nasi Mobil bisa jadi pilihan. Lokasi mangkalnya terletak di depan rumah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, tepatnya di Taman Bangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Setiap hari, Warsyan sang penjual yang tinggal di dekat Pasar Kebayoran Lama itu memulai rutinitasnya dengan menyiapkan menu dagangan begitu selesai berjualan di tempat tersebut. Ia biasa pulang sekitar pukul 14.00 WIB.
Advertisement
Menu yang telah disiapkan kemudian dibungkus plastik. Begitu tiba di tempat jualan, ia baru menuangkan hidangan tersebut ke wadah-wadah berbeda dan menatanya di dalam mobil.
Ada sekitar 25 menu yang disajikan, berbeda-beda setiap hari. Harga yang ditawarkan ramah di kantong, dengan kisaran Rp13 ribu hingga Rp24 ribu, serta minuman berkisar Rp4 ribuan.
"Kalau nasi, daging, sayur itu Rp21.000, nasi telur sayur Rp15.000, ada juga gorengan Rp2.000 per biji. Intinya kalau nambah lauk lain, harga makin naik dan menyesuaikan," tutur Warsyan kepada tim Lifestyle Liputan6.com pada Senin, 7 Oktober 2024.
Warung Nasi Mobil mulai melayani pelanggan dari pukul 10.30 WIB. Mereka hanya berjualan pada Senin--Jumat, mengikuti jam kantor kebanyakan. Berada di bawah pohon, pengunjung yang datang bisa makan di tempat sembari menikmati angin sepoi-sepoi.
Warsyan mengungkapkan bahwa usaha warung nasinya dimulai pada 2005. "Tetap di sekitar rumah Pak Sandi, tidak jauh-jauh. Tapi waktu itu belum pakai mobil, masih kaki lima. Hingga tahun 2013, mulai pakai mobil," sambungnya.
Pernah Bekerja untuk Keluarga Sandiaga Uno
Warsyan menyampaikan bahwa kesuksesan usaha warung nasinya tidak lepas dari dukungan Sandiaga Uno. Hubungan baik antara Warsyan dan Sandiaga ternyata sudah terjalin sejak lama.
"Sejujurnya, saat saya masih bujangan, saya bekerja dengan neneknya istri Pak Sandi di rumah depan warung ini, sejak tahun 1983. Karena sudah cukup kenal, saya diperbolehkan berjualan di sekitar rumah ini. Pak Sandi pun selalu mendukung saya dan mengizinkan untuk berjualan di lokasi ini," tutur Warsyan.
Warsyan mengaku dukungan diberikan dengan memberikan lokasi parkir untuk warung nasi mobilnya berjualan. "Perizinan sudah aman. Kadang, kalau ada tamu ramai di rumah Pak Sandi, mereka tetap menyediakan lokasi parkir untuk kami. Meskipun kami datang terlambat berjualan, selalu disediakan tempat parkir," katanya.
Dukungan juga diberikan di masa pandemi Covid-19. Saat pengunjung tak kunjung datang, Sandiaga, kata dia, membantu mempromosikan jualannya di media sosialnya.
"Beliau gencar mempromosikan di media sosialnya. Waktu itu, ada peraturan tidak boleh makan lama-lama, tapi Pak Sandi masih membolehkan makan maksimal 10 menit bagi pembeli. Mungkin saya dimasukkan ke dalam UMKM oleh Pak Sandi," kata Warsyan dengan senang.
Advertisement
Berawal dari Jualan Rokok
Warsyan mengaku bisnis yang ditekuninya tak langsung warung nasi. Setelah bekerja pada nenek Sandiaga, ia memutuskan membuka warung kecil dengan rokok sebagai dagangannya. Warsyan baru memutuskan berjualan nasi pada 2005 demi memenuhi kebutuhan keluarga.
"Keinginan kami semata-mata untuk memenuhi kebutuhan anak. Dulu belum ada kartu sekolah gratis, jadi kami pikir usaha kuliner lebih cepat menghasilkan uang. Kebetulan, anak saya ada dua laki-laki yang harus dibiayai," ungkap Warsyan.
Bersama istrinya, warung ini berubah menjadi Warung Nasi Mobil pada tahun 2013. Sejak saat itu, warung ini semakin dikenal dan banyak dikunjungi orang. "Konsep mobil ini agar lebih mudah dan rapi, serta praktis. Kalau pakai kaki lima kurang nyaman, apalagi di tengah taman," tambah Warsyan.
"Alhamdulillah, penghasilan meningkat dan berkah. Cukup untuk membantu membiayai anak kuliah," tambah Suci, istri Warsyan, sambil melayani pelanggan yang sedang membeli nasi.
Strateginya berhasil menarik perhatian pelanggan yang rata-rata adalah pegawai kantor sekitar. "Sekarang pun memang banyak yang beli di warung kami, ada yang dari Tebet, Jakarta, banyak banget," imbuh Warsyan.
Menu Andalan yang Selalu Dinantikan
Warung Nasi Mobil selalu menyajikan berbagai macam menu pilihan yang dibuat dengan bahan-bahan berkualitas. Semua bumbu dibuat sendiri oleh Suci, tanpa menggunakan bumbu instan.
"Untuk bumbu, enggak ada yang beli jadi. Semua diulek sendiri sama istri. Kita enggak seperti warung Padang, semuanya serba bikin sendiri, tidak beli bumbu jadi di pasar. Istri tetap berperan utama dalam membuat menu, meskipun ada yang bantu, tapi yang masak tetap istri," jelas Warsyan.
Karena menu yang berbeda setiap hari, pembeli selalu penasaran untuk mencicipinya. Permintaan pun bervariasi, tergantung selera masing-masing pembeli.
"Menu yang paling banyak diminati biasanya sayur lodeh sama kulit melinjo, soalnya jarang ditemukan. Kalau lauk, ada yang cari ikan tuna, ada yang cari usus. Itu biasanya ada di hari Senin dan Jumat saja," ungkap Warsyan.
"Selain itu, kami mengutamakan kebersihan. Ikan kami bersihkan dengan jeruk nipis, cumi juga dibersihkan dengan baik. Kami jualan sama seperti kita makan sendiri," tambah Warsyan.
Advertisement