Fakta Susuk Kecantikan, dari Awal Mula Hingga Hukumnya Dalam Islam

Susuk merupakan benda yang dipercaya dapat membantu si pemasang mendapatkan apa yang diinginkan. Salah satunya menambah kecantikan. Tapi, hal seperti itu sudah termasuk perbuatan yang melampaui batas.

oleh Ardi Munthe diperbarui 09 Okt 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi susuk. Foto : (Istimewa).

Liputan6.com, Lampung - Setiap kaum hawa, tentu menginginkan untuk dapat selalu tampil anggun dan rupawan dihadapan lawan jenisnya. Bahkan, ada beberapa dari mereka yang rela memasang susuk yang dipercayai membuat aura seolah terpancar.

Liputan6.com telah merangkum beberapa faktanya, termasuk hukum menurut Islam.

Fakta susuk kecantikan, kerap dipercaya dapat menambah aura dan kecantikan seseorang, yang secara logis tidak dapat dimengerti akal manusia.

Susuk kecantikan biasanya diincar mereka yang ingin punya nilai lebih di wajahnya. Rasa insecure dan tidak puas diri menjadi dasar alasan paling umum mereka yang memakai susuk.

Tapi, bagaimana pun susuk kecantikan bukanlah hal yang direkomendasikan baik karena alasan kesehatan maupun agama. Ya, dalam Islam, penggunaan susuk kecantikan sangat tidak disarankan bagi umat Rasulullah SAW.

1. Awal mula susuk kecantikan

Menurut laporan ilmiah yang dikutip dari laman resmi Universitas Negeri Yogyakarta, susuk adalah sejenis benda, biasanya terbuat dari emas atau perak sebesar rambut dengan panjang kira-kira 4 cm.

Susuk biasanya dipakai untuk tujuan memancarkan aura dan kecantikan. Jadi, orang yang melihat akan terpikat, tertarik, tunduk, hingga takluk.

Soal awal mula, susuk kecantikan pertama kali dipopulerkan oleh seorang ahli susuk dan pakar energi aura, Ibu Aura. Dari dialah susuk kecantikan ini dipercaya ada dan banyak dipakai di masyarakat.

2. Jenis susuk

Pada praktiknya, ahli susuk akan menggunakan susuk yang terbuat dari emas ataupun berlian. Jenis susuk emas dipercaya dapat memancarkan aura berkilau dari dalam diri seseorang.

Nah, kalau jenis susuk berlian kerap dipilih untuk memaksimalkan kecantikan. Susuk berlian dipercaya bukan hanya membuat wajah pemakainya berkilau, tapi terlihat awet muda dan lembut.

3. Dipasang di bagian wajah

Susuk kecantikan biasanya dipasang di area wajah. Ada yang dipakai di dahi atau pipi. Beberapa orang mungkin memasang susuk di bibir.

4. Berisiko sebabkan infeksi

Hingga saat ini, belum ada laporan ilmiah terkait dengan susuk kecantikan. Namun, jika ditelaah teknik pemasangannya, itu serupa dengan microneedling atau memasukkan benda asing ke dalam kulit.

Nah, microneedling sendiri jika dikerjakan tidak secara profesional akan sangat berisiko menyebabkan infeksi. Risiko ini meningkat jika benda asing yang dimasukkan tidak steril atau berbahaya bagi jaringan tubuh.

Jika higienitas dan profesionalitas secara medis tidak terjamin, maka risiko area tempat dimasukkannya susuk bisa berakibat bengkak, memar, terjadi infeksi, kemerahan, dan kerusakan jaringan parut akan besar kemungkinan terjadi.

 

 


Hukum memakai susuk kecantikan menurut Islam

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: "Segala sesuatu tergantung pada niatnya, dan apa yang didapatkan adalah apa yang telah diniatkan." (HR. Bukhari).

Salah satu ustadz menerangkan, maksud hadist di atas bahwa segala sesuatu tergantung pada niat atau tujuannya melakukan hal tersebut. Misalnya, seseorang memasang susuk karena merasa kurang percaya diri.

Terlebih, tindakan memasang susuk dengan alasan terlihat cantik karena rasa tidak puas akan karunia Allah SWT adalah dosa.

Selain itu ketika seseorang memakai susuk dengan mantra-mantra atau perantara makhluk lain, itu sangat berbahaya. Bahkan akan menyebabkan kerusakan pada raga dan jiwa akibat persekutuannya dengan jin atau setan. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya