Turis Amerika Hilang di Perairan Maluku, Jasadnya Ditemukan di Dalam Perut Hiu

Teman-teman seorang turis Amerika yang meninggal saat menyelam di Indonesia meyakini bahwa kematiannya disebabkan masalah medis, bukan serangan hiu, meski jenazahnya ditemukan di dalam perut hewan tersebut.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 08 Okt 2024, 10:04 WIB
Coleen Monfore, turis Amerika yang potongan tubuhnya ditemukan di dalam perut hiu di Maluku. (dok. Facebook/Kim Sass)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis Amerika Serikat (AS) bernama Colleen Monfore tewas saat menyelam di perairan Maluku, Indonesia. Tubuhnya ditemukan di dalam perut hiu.

Namun, teman keluarganya, Rick Sass, meyakini bahwa perempuan pensiunan dari Holland, Michigan, itu bukan meninggal karena dimakan hiu. Ia diyakini meninggal karena 'masalah medis' saat menyelam karena Monfore dikenal sebagai penyelam berpengalaman.

Insiden bermula saat Monfore bersama suaminya, Mike, mengunjungi Maluku untuk menikmati liburan impiannya. Ia sedang mengikuti tur menyelam selama tujuh minggu saat ia mendadak menghilang pada 26 September 2024. Monfore (68) menghilang saat menyelam berkelompok di sekitar Pulau Reong yang berada di antara utara Timur Leste dan lepas pantai Kabupaten Maluku Barat Daya.

Dua minggu kemudian, sejumlah nelayan di Timor Leste menangkap hiu di lokasi yang berjarak lebih dari 112km dari tempat menghilangnya Monfore. Mereka membelek tubuh hewan itu dan menemukan potongan tubuh manusia di perut hiu tersebut.

"Kami tidak percaya ini adalah serangan hiu. Mike menduga dia menderita masalah medis di dalam air," kata Sass pada The Post Monday, dikutip dari NY Post, Selasa (8/10/2024).

Sass dan istrinya Kim, yang mengelola toko selam bersama selama lebih dari 40 tahun, memeriksa foto-foto penyelaman, berbicara panjang lebar dengan Mike tentang kejadian tersebut dan meninjau data dari komputer selamnya. Teman-temannya bersikeras bahwa Monfore, yang menurut Rick Sass tampaknya telah terpisah dari kelompoknya ketika arus deras memaksa mereka untuk berbalik, tidak dibunuh oleh hiu.


Tidak Ingin Menyalahkan Hiu atas Kematian Turis Amerika

Ilustrasi alat selam. (dok. Manuel E Sankitts/Unsplash)

Menurut Kim, Monfore berada sekitar tujuh meter di bawah dan mungkin masih memiliki setengah tangki udara tersisa. "Ada arus bawah di lokasi penyelaman, tapi itu masih bisa dikendalikan," tulis Kim Sass dalam unggahan Facebook-nya.

"Saya dengan mudah melakukan 1000+ penyelaman bersama wanita ramah ini… Saya tidak percaya bahwa yang mengakhiri hidupnya adalah lingkungan dan tentu saja bukan hiu," ia bersikeras.

Rick Sass menambahkan, "Mereka melakukan banyak perjalanan bersama kami selama 30 tahun. Bali, Filipina, Bikini Atoll, apa saja. Dia tahu apa yang dia lakukan."

Mike Monfore sudah jadi seorang penyelam ketika dia bertemu Colleen di sekolah menengah di negara bagian asal mereka, South Dakota. Dia pun segera jatuh cinta dengan laut. Mereka dikaruniai dua anak dan empat cucu. Setelah pensiun, mereka tidak pernah berhenti berkeliling dunia dan menjelajahi lautan bersama.

"Mereka berdua sudah pensiun dan sangat menikmati hidup," kata Rick Sass. "Kami biasa memanggilnya 'Saint Colleen.' Dia wanita yang luar biasa. Dia mencintai alam dan binatang. Saya tahu dia tidak ingin hiu disalahkan atas tragedi ini."


Penyebab Kematian Colleen Monfore Masih Misterius

Ilustrasi hiu. (Pixabay)

Rick menegaskan bahwa kasus serangan hiu terhadap penyelam sangat jarang terjadi. "Kami menyelam dengan hiu martil, hiu macan, hiu banteng. Anda harus memberi mereka rasa hormat dan berhati-hati, tapi mereka tidak akan menyerang Anda begitu saja," ucapnya.

Hanya ada 69 kasus gigitan hiu yang tidak beralasan yang dikonfirmasi di seluruh dunia pada tahun lalu, menurut International Shark Attack File dari Museum Sejarah Alam Florida. Sebanyak 94 persen di antaranya terjadi pada perenang snorkel, penyeberang, dan peselancar. Sisanya dikategorikan sebagai "lain-lain."

Belum jelas bagaimana tepatnya Monfore meninggal. Foto-foto mengerikan dari tempat kejadian menunjukkan hiu tersebut dibelah, dengan sisa-sisa tubuh manusia dalam pakaian selam hitam di dekatnya.

"Hiu itu ditangkap, tapi kesehatannya tidak normal. Saya pikir ikan itu menelan plastik atau jaring ikan," kata nelayan tersebut, menurut Asia Pacific Press. "Hiu dibelah untuk menemukan masalahnya dan di dalamnya ada sisa-sisa jasad seorang wanita."


Hendak Memulangkan Jenazah

Ilustrasi laut. (dok. NOOA/Unsplash.com)

Rick Sass mengatakan, suami Monfore kini berusaha membawa pulang jenazah istrinya. "Dia (Mike) hampir tidak tidur sama sekali, salah satunya karena dia terus berbicara dengan Indonesia, yang perbedaan waktunya 12 jam," katanya.

"Dia menjawab panggilan telepon di tengah malam, dan berbicara dengan kami di siang hari, dan bukan hanya tidak bisa tidur karena kejadian mengerikan yang terjadi." Pihak berwenang Indonesia mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.

Insiden serangan hiu juga menimpa seorang turis wanita asal Jerman saat menyelam di perairan dekat Kepulauan Canary, sebuah kepulauan di bawah kekuasaan Spanyol yang berada di barat laut Afrika, di wilayah Samudra Atlantik. Perempuan berusia 31 tahun itu kehilangan salah satu kakinya akibat serangan yang terjadi pada Senin, 16 September 2024, kata juru bicara Penjaga Sipil Spanyol pada CNN, Rabu, 18 September 2024, dikutip Minggu, 22 September 2024.

Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit di Gran Canaria, Kepulauan Canary, dengan helikopter, tetapi nyawanya tidak bisa diselamatkan. Juru bicara itu mengatakan turis Jerman tersebut meninggal di rumah sakit. 

 

Infografis Skenario Pengangkatan Kapal Selam KRI Nanggala 402. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya