Muhasabah, Kisah Pohon Kurma Menangis Karena Tak lagi Mendengar Dzikir Rasulullah

Kisah ini mengandung hikmah dan pelajaran bagi kita manusia agar lebih mencintai Rasulullah SAW dibandingkan dengan apapun termasuk diri sendiri.

oleh Putry Damayanty diperbarui 09 Okt 2024, 10:30 WIB
Pekerja Palestina menaiki pohon kurma saat akan memanen buahnya di perkebunan Al Zawayda, Jalur Gaza, Selasa (10/10). Hasil dari perkebunan ini digunakan memenuhi kebutuhan hidup warga di tengah perebutan wilayah perbatasan oleh Israel. (AP/Adel Hana)

Liputan6.com, Jakarta - Rasulullah Muhammad SAW merupakan suri teladan bagi umat manusia. Rasulullah SAW memiliki sejumlah mukjizat yang menjadi tanda kebesaran Allah dan bukti kenabiannya.

Di antara mukjizatnya yang kekal hingga hari kiamat adalah Al-Qur'an yang menjadi kitab suci dan pedoman hidup bagi umat Islam.

Tak hanya itu, Rasulullah SAW juga dianugerahi dengan mukjizat lainnya yaitu beliau dapat mendengar suara tangisan pohon kurma. Tentunya hal ini akan terdengar aneh dan mustahil bagi kita manusia biasa.

Namun berbekal keimanan, umat Islam harus meyakini mukjizat yang dimiliki oleh Rasulullah SAW tersebut. Hal ini tak lain karena kuasa Allah SWT.

Di balik tangisan pohon kurma itu ternyata tersimpan kisah yang sangat istimewa. Kisah ini dapat menjadi muhasabah sekaligus penyadaran bagi kita agar lebih mencintai Rasulullah SAW dibandingkan dengan apapun termasuk diri sendiri.

Untuk mengetahui kisah selengkapnya, berikut sebagaimana dirangkum dari laman rumaysho.com.

  

Saksikan Video Pilihan ini:


Tangisan Pohon Kurma

Pekerja Palestina menaiki pohon kurma saat akan memanen buahnya di perkebunan Al Zawayda, Jalur Gaza, Selasa (10/10). Hasil dari perkebunan ini digunakan memenuhi kebutuhan hidup warga di tengah perebutan wilayah perbatasan oleh Israel. (AP/Adel Hana)

Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdiri di atas sebatang pohon kurma ketika berkhutbah. Setelah dibuatkan mimbar, kami mendengar sesuatu pada batang pohon kurma tersebut seperti suara teriakan unta yang bunting. Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam turun, lalu meletakkan tangannya pada batang kurma tersebut. Setelah itu, batang pohon itu pun diam.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Ketika hari Jumat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di atas mimbar. Lalu batang kurma yang biasa beliau berkhutbah di sana itu berteriak, hampir-hampir batang kurma itu terbelah.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Lalu batang kurma itu berteriak seperti teriakan anak kecil. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam turun lalu memegangnya dan memeluknya. Setelah itu, mulailah batang pohon itu mengerang seperti erangan anak kecil yang sedang diredakan tangisannya sampai ia terdiam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,

بَكَتْ عَلَى مَا كَانَتْ تَسْمَعُ مِنَ الذِّكْرِ

“Ia menangis karena dzikir yang dulu biasa ia dengar.” (HR. Bukhari no. 2095. Disebutkan dalam Riyadh Ash-Shalihin karya Imam Nawawi pada hadis no. 1831)


Tanda Mukjizat Nabi

Kaligrafi Nabi Muhammad SAW | Via: flickr.com

Kisah tangisan pohon kurma merupakan kisah yang benar-benar nyata yang diketahui dari khalaf (yang belakangan) dari salaf (yang sebelumnya ada). Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata bahwa ini merupakan tanda kalau benda seperti batang kurma yang tidak bergerak memiliki perasaan seperti hewan, bahkan lebih unggul dari beberapa hewan yang lebih cerdas. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala di mana sebagian ulama maknakan secara tekstual,

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra: 44)

Ibnu Abi Hatim telah menukilkan dari Manaqib Asy-Syafi’i, dari bapaknya, dari ‘Amr bin Sawad, dari Imam Asy-Syafi’i, ia berkata,

مَا أَعْطَى اللَّه نَبِيًّا مَا أَعْطَى مُحَمَّدًا

“Allah tidaklah pernah memberikan sesuatu kepada seorang Nabi seperti yang diberikan pada Nabi Muhammad.”

Aku (Ibnu Abi Hatim) berkata, “Nabi ’Isa diberi mukjizat bisa menghidupkan yang mati.” Imam Syafi’i berkata, “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi mukjizat bisa mendengar suara rintihan batang kurma yang menangis (karena ia tidak mendengar lagi dzikir yang dibaca Nabi ketika Nabi beralih menggunakan mimbar, pen). Mukjizat ini lebih luar biasa dari mukjizat yang diberikan pada Nabi Isa.” (Fath Al-Bari, 6: 603)


Rintihan Pohon Kurma Karena Ditinggal Nabi

Petani memanjat pohon kurma untuk memetik buahnya di sebuah perkebunan di Deir el-Balah, Jalur Gaza pada 1 Oktober 2020. Musim panen kurma biasanya dimulai awal Oktober, setelah musim hujan pertama. (AP Photo/Adel Hana)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin berkata, ketika seorang wanita Anshar membuatkan mimbar lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di atasnya, maka batang pohon kurma yang biasa dipakai oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berkhutbah pun menangis.

Pohon tersebut kadang berteriak seperti keadaan unta yang sedang bunting, kadang pula seperti rintihan anak kecil yang menangis. Pohon tersebut menangis karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak lagi berkhutbah di sisinya. Allahu akbar. Benda yang diam seperti itu merintih dan menangis karena ditinggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sekarang ajaran-ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditinggalkan, tak ada satu pun yang merintih.

Semoga Allah menolong kita sekalian untuk senantiasa berdzikir, bersyukur, dan terus memperbagus ibadah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun turun, lantas pohon kurma tersebut terdiam. Nabi mendiamkannya seperti seorang ibu mendiamkan anaknya padahal itu hanyalah sebuah batang yang tidak bergerak.

Dari sini menunjukkan bahwa ada dua mukjizat Nabi: (1) rintihan pohon kurma setelah ditinggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena tidak dipakai lagi untuk tempat berkhutbah, (2) dengan turunnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas memeluk batang kurma tersebut akhirnya menjadi diam dari tangisan atau teriakannya. (Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 6: 641)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya