Iuran BPJS Gratis Bagi Warga Sulteng, Program Ahmad Ali - AKA Layak Diikuti Daerah Lain

Trubus memberi catatan kepada Ahmad Ali-AKA untuk berhitung anggaran yang tersedia dengan jumlah masyarakat di Sulteng. Jangan dengan APBD yang kecil, malah program itu tak terwujud.

oleh Tim News diperbarui 08 Okt 2024, 14:50 WIB
Kebersamaan Calon Wakil Gubernur Sulteng Abdul Karim Aljufri bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Dok @bang.aka)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah menyambut baik rencana prioritas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri menggratiskan BPJS Kesehatan untuk masyarakat. 

"Hebat itu. Artinya kan BPJS itu gratis dibiayai APBD. Artinya masyarakat tidak perlu iuaran. Bagus itu inovasi hebat," kata Trubus saat dihubungi, Senin, 7 Oktober 2024. 

Trubus mengatakan, program tersebut patut ditiru oleh daerah lain. Salah satunya seperti Jakarta yang mempunyai APBD besar. "Jakarta juga harus mempelopori ini, karena Jakarta punya anggaran yang besar," kata Trubus.

Namun Trubus juga memberi catatan kepada Ahmad Ali-AKA untuk berhitung anggaran yang tersedia dengan jumlah masyarakat di Sulteng. Jangan sampai kata dosen Universitas Trisakti ini dengan APBD yang kecil, malah program itu tak terwujud. 

"Catatannya, seberapa besar nilainya, karena kan tergantung pada anggaran yang tersedia," kata Trubus.

Sebelumnya, Calon Wakil Gubernur SultengAbdul Karim Aljufri menyebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulteng sangat mungkin mendukung program BPJS gratis yang masuk dalam program prioritas ia bersama Calon Gubernur Ahmad Ali saat terpilih nanti.

"APBD Sulteng yang mencapai Rp5 triliun lebih sangat mungkin bisa membayar iuran warga Sulteng untuk BPJS Kesehatan gratis dan membayar denda yang selama ini tertunggak," kata Abdul Karim Aljufri yang akrab dipanggil AKA itu.

Data terakhir tahun 2023, tunggakan iuran BPJS Kesehatan peserta dari tujuh kabupaten/kota se Sulawesi Tengah mencapai Rp124 miliar. BPJS Kesehatan Cabang Palu mengungkapkan cakupan kepesertaan JKN di Sulawesi Tengah sebanyak 3.066.811 atau sebesar 98,94 persen. Keikutsertaan masyarakat sangat tinggi, jumlah penduduk terdaftar JKN telah mencapai 98,94 persen. Namun sayangnya jumlah itu banyak peserta yang menunggak.

AKA mengakui sejauh ini, banyak warga Sulteng yang tak dapat akses BPJS Kesehatan gratis cuma karena kendala administratif seperti tunggakan bayaran, tidak terdaftar sebagai peserta BPJS atau warga miskin dan yang tidak mampu namun bukan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI). 

Ketua Regional Gerindra Sulawesi ini menegaskan akan membentuk tim khusus untuk mengatasi dan memberikan pendampingan terhadap warga yang memiliki tunggakan iuran beserta denda yang membuat mereka tidak dapat mengakses manfaat BPJS Kesehatan. 

"Sementara, untuk terdaftar sebagai PBI memerlukan proses dan waktu yang panjang. Masalah ini kalau betul-betul ada tim yang mengawal dan serius dibantu pemerintah akan muda bisa kita atasi," kata AKA.

Sementara itu, solusi defisit keuangan atau tunggakan iuran BPJS Kesehatan di Sulteng bisa dengan cara mengajukan klaim kepada pemerintah provinsi untuk pelaksanaan pembiayaan kesehatan publik. Selain akan dibiayai APBD, AKA juga mengatakan bisa ditutup dari pajak dan penerimaan daerah lainnya.

 

 


Benahi Pendataan Warga

Calon Gubernur Sulteng Ahmad Ali bersama Calon Wakil Gubernur Abdul Karim Aljufri (AKA) saat menghadiri sebuah acara. (Istimewa)

Tak hanya itu, AKA juga mengungkapkan tidak sedikit peserta BPJS Kesehatan berubah menjadi non-aktif karena banyaknya warga yang menjadi pengangguran akibat kehilangan pekerjaan atau faktor lainnya.

"Untuk mengatasi hal itu, kami akan membenahi pendataan warga Sulteng. Warga miskin dan yang sudah tidak mampu lagi membayar iuran akan dibayar oleh Pemprov yang akan berkoordinasi dengan Pemerintah tingkat Kota dan kabupaten," kata AKA.

Atas dasar itu, AKA yakin jika data dari tingkat Kota dan Kabupaten sudah terintegrasi akan terpetakan mana warga yang mampu dan tidak mampu lagi membayar iuran. Sehingga ke depan, tak ada lagi warga yang tak mendapat layanan kesehatan gratis karena hal-hal administratif.

"Kalau data sudah rapi, masalah diskriminasi di fasilitas kesehatan seperti antrian maupun kualitas layanan akibat iuran yang bermasalah bisa diselesaikan. Semua warga tenang bisa mendapatkan layanan gratis sesuai haknya hanya dengan menunjukkan KTP. Kan semua data sudah terintegrasi dari NIK," kata AKA.

AKA juga menambahkan, selain berkoordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten di Sulteng, ia juga akan mengetatkan tugas dinas sosial Pemprov Sulteng untuk membuat pendataan yang lebih objektif.


Dorong Sejumlah Program

Guna mendukung realisasi BPJS Gratis dan pelayanan kesehatan berkualitas, Ahmad Ali-AKA mendorong sejumlah program kesehatan lainnya yakni Insentif untuk Tenaga Kesehatan di wilayah khusus, meningkatkan Standard Rumah Sakit Daerah Kabupaten dan meningkatkan atau membangun RSU Pratama di wilayah penyangga RSUD. 

"Kami juga akan mengadakan Mobile Health Service (Pelayanan Kesehatan Bergerak) dan pemberian insentif untuk tenaga kesehatan, di wilayah 3 T dan Perbatasan. Jadi jangan sampai yang di perbatasan merasa di anak tirikan oleh Pemprov, kami akan lindungi mereka,” tegas AKA.

Ahmad Ali-AKA juga berkomitmen menyediakan BPJS Ketenagakerjaan bagi para pekerja lepas, terutama tukang bangunan dan buruh di seluruh Sulawesi Tengah. Program ini bertujuan memberikan perlindungan sosial bagi para pekerja yang selama ini bekerja mandiri tanpa jaminan.

AKA kembali mengingatkan BPJS Kesehatan dibentuk dengan semangat perwujudan keadilan sosial. Hal tersebut sesuai UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN sebagai regulasi turunan dari konstitusi UUD 1945 Pasal 28H ayat (3) dan Pasal 34 ayat (2) yakni tentang kewajiban negara memenuhi hak WNI untuk mengakses layanan kesehatan tanpa kecuali.

Infografis Calon Tunggal di 43 Daerah Lawan Kotak Kosong di Pilkada 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya