Dapatkah Para Pecinta Kucing Bantu Memenangkan Pilpres AS Kubu Kamala Harris-Walz?

Akankah komentar calon Wakil Presiden AS dari Partai Republik, JD Vance, mengasingkan para pencinta kucing dan memberikan dorongan kecil, tetapi bermakna bagi pasangan Partai Demokrat Kamala Harris-Tim Walz?

oleh Siti Syafania Kose diperbarui 05 Nov 2024, 20:15 WIB
Kucing dan bendera Amerika Serikat. (Unsplash/Reba Spike)

Liputan6.com, Jakarta - Isu kucing terpantau menjadi salah satu pusat perhatian dalam pemilu Amerika Serikat 2024. Mulai dari komentar calon Wakil Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, JD Vance tentang 'wanita pencinta kucing tanpa anak' hingga dukungan Taylor Swift, yang terkenal sebagai seorang cat-lover, untuk calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris.

Kendati demikian, akankah suara para pencinta kucing dapat membantu pasangan capres dan cawapres Partai Demokrat menang di Pilpres Amerika ini?

Melansir dari The Guardian pada Selasa (5/10/2024), perihal kucing ini dimulai pada tahun 2021, jauh sebelum pemilihan calon presiden dan wakil presiden untuk pilpres AS 2024, dengan ucapan JD Vance terhadap Kamala Harris.

“Itu hanya fakta sederhana,” katanya kepada komentator politik Tucker Carlson pada tahun 2021. “Anda lihat Kamala Harris, (Menteri Transportasi) Pete Buttigieg, AOC (Anggota Kongres Alexandria Ocasio-Cortez), seluruh masa depan Partai Demokrat dikendalikan oleh orang-orang yang tidak memiliki anak. Dan bagaimana bisa masuk akal jika kita menyerahkan negara kita kepada orang-orang yang tidak memiliki kepentingan langsung di dalamnya?” ujarnya.

Vance lalu mengatakan bahwa mereka adalah “sekelompok wanita pencinta kucing tanpa anak yang merasa sengsara dengan kehidupan mereka sendiri dan pilihan yang telah mereka buat, sehingga mereka ingin membuat seluruh negeri ini sengsara juga.”

Ketika pernyataan tersebut muncul kembali pada musim panas ini, tim kampanye Harris mengatakan bahwa Vance “tidak pro-keluarga, (tetapi) anti-perempuan”. Selain perempuan, komentar Vance juga menyinggung orang tua tiri, orang tua gay, dan orang tua adopsi. Ucapan Vance yang menyatakan bahwa Harris dan Buttigieg tidak memiliki anak mengabaikan fakta bahwa Harris memiliki dua anak tiri bersama suaminya, Doug Emhoff, dan Buttigieg juga mengadopsi dua anak bersama suaminya, Chasten Buttigieg; namun, kedua politikus ini memang tidak memiliki anak kandung.

Komentar Vance juga menarik perhatian para selebriti. Aktris Jennifer Aniston yang telah berjuang melawan ketidaksuburan mengatakan, “Tuan Vance, saya berdoa agar putri Anda cukup beruntung untuk melahirkan anak sendiri suatu hari nanti.”

Selain Aniston, Taylor Swift, yang termasuk dalam demografi “wanita pencinta kucing yang tidak memiliki anak” yang dimaki calon wakil presiden tersebut, juga menyinggung perkataan Vance melalui Instagram. Swift mengunggah post dukungannya terhadap Kamala Harris dan mengatasnamakan dirinya sebagai "childless cat lady" atau “wanita pencinta kucing tanpa anak”.

Walaupun Vance menggunakan kucing sebagai makian, pasangan calon dari Partai Republik ini juga mencoba menunjukkan perhatian mereka terhadap kucing. Pada perdebatannya dengan Harris, calon presiden Donald Trump mengklaim bahwa imigran dari Haiti memakan peliharaan-peliharaan warga setempat di Kota Springfield, Ohio. Ia mengatakan, “Mereka memakan anjing-anjing, orang-orang yang datang, mereka memakan kucing-kucing. Mereka memakan hewan peliharaan orang-orang yang tinggal di sana.” Namun, klaim ini sendiri telah terbukti palsu.

Lantas, mengapa Trump mau repot-repot menunjukkan kepeduliannya terhadap kucing? Apakah pencinta kucing dapat membantu berikan kemenangan bagi Harris?


Bisakah Pencinta Kucing Bantu Menangkan Suara Elektoral?

Kamala Harris dan Tim Walz, pasangan calon dari Partai Demokrat. (AP Photo/Matt Rourke)

Setelah cacian Vance dan kebohongan Trump, apakah konflik mengenai kucing yang terlihat sepele ini akan berdampak pada suara yang didapat Partai Republik secara elektoral, dan jika iya, di mana?

Tidak seperti anjing yang memiliki kemungkinan yang sama besar untuk dimiliki pemelihara simpatisan terhadap Partai Demokrat atau Partai Republik, pendukung Partai Demokrat agak lebih mungkin untuk memiliki kucing (40%) daripada pendukung Partai Republik (35%). Namun angka 35% dari pemilih Partai Republik tersebut  masih merupakan jumlah yang signifikan bila mereka diasingkan. 

Walau terdengar konyol bagi seseorang untuk menukar pilihannya karena kucing, hal itu tidak mustahil. 33,3% pendukung Partai Republik yang memiliki kucing mengatakan bahwa kucing adalah anggota terpenting dalam keluarga mereka. 

Di AS, 10 negara bagian dengan pemilik kucing terbanyak meliputi Vermont, Maine, West Virginia, Indiana, New Hampshire, Iowa, Arkansas, Idaho, Kansas, dan Wisconsin. Walau opini yang mengatakan negara bagian mana saja yang termasuk “swing state” (negara bagian dengan jumlah pemilih Demokrat dan Republik yang kurang lebih sama dan menjadi kunci kemenangan saat pemungutan suara elektoral) berbeda-beda, Wisconsin dan New Hampshire dapat dikatakan sebagai swing states. Ada kemungkinan bahwa pemilik kucing dapat memberi dorongan kepada Harris dan Partai Demokrat pada dua negara bagian tersebut.

Dalam pertarungan yang sangat sengit antara kedua calon pilpres AS tahun ini, suara sesedikit apapun dapat menjadi penentu kemenangan bagi mereka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya