Liputan6.com, Jakarta Di tengah gemuruh ombak yang menyapu pantai Nusa Penida, terdapat sekelompok nelayan dan petani rumput laut yang berjuang untuk menghidupi keluarga mereka. Ya, mereka pun tergabung dalam Klaster Usaha Rumput Laut Semaya yang telah lama mengandalkan hasil laut sebagai sumber utama pendapatan.
Menariknya, kini transaksi jual-beli para petani yang tergabung dalam klaster usaha tersebut sudah terdigitalisasi berkat BRI. Pasalnya, BRI menghadirkan BRImo untuk memudahkan setiap transaksi petani di sana.
Advertisement
BRI konsisten memberikan edukasi dan kemudahan dalam transaksi keuangan para petani melalui BRImo guna meningkatkan kapasitas produksi sebagian besar petani rumput laut. Selain itu, BRI juga memberikan dukungan permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.
Dengan apa yang dihadirkan BRI itu, salah satu anggota kluster usaha rumput laut Semaya, Wayan Sugiarta pun berterima kasih karena BRI selama ini telah memberi dukungan pemberdayaan sarana pendukung produksi seperti jaring dan tali sehingga sangat membantu kelompok meningkatkan kapasitas produksi rumput laut.
“Kalau transaksi jual belinya kita memakai BRImo dari pabrik juga baik itu juga eksportir kalau kita kirim transfer lewat BRImo," ujarnya.
"Berbicara permodalan dari BRI itu sangat luar biasa sekali terus terang karena mengawali saya untuk melakukan satu usaha itu memang dibantu oleh BRI mangkannya saya sering bilang BRI itu orang tua kedua saya untuk membantu segala usaha saya,” jelas Wayan Sugarta.
Beri Dampak Positif
Klaster usaha rumput laut Semaya sudah ada sejak 2012 silam. Ya, mereka pun konsisten menjaga kualitas rumput laut yang dihasilkan agar tetap stabil di pasaran. Tak hanya itu, klaster tersebut pun bertujuan untuk menjaga kapasitas dan kualitas produk rumput laut masyarakat di Dusun Semaya.
Ketua Klaster, I Nyoman Sudastra menjelaskan bahwa kelompok ini didirikan dengan tujuan untuk menyatukan pandangan para petani rumput laut sekaligus menjaga kualitas produk dengan mempersiapkan lahan hingga mencari bibit yang berkualitas.
“Kami memilih bibit berkualitas untuk memastikan pertumbuhan optimal dan menyiapkan lahan dengan teliti, panen biasanya dilakukan setiap bulan, namun bisa lebih sering tergantung pada luas lahan yang kami kelola,” jelasnya.
I Nyoman Sudastra mengungkapkan, mayoritas warga Dusun Semaya saat ini adalah petani rumput laut, dan pendapatan dari budi daya ini telah memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
"Tak hanya laki-laki saja yang terlibat dalam budidaya, tetapi perempuan pun berperan aktif, contohnya, Ni Wayan Sari Warningsih, anggota klaster yang berinovasi mengolah rumput laut menjadi produk bernilai tambah seperti kerupuk rumput laut," ungkapnya.
Advertisement
Berdayakan Masyarakat
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengungkapkan bahwa Klaster Usaha merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah, sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.
Dirinya pun mengatakan, program Klasterku Hidupku menjadi salah satu bentuk strategi yang mengutamakan pada pemberdayaan. Supari membeberkan, per Agustus 2024, BRI telah memiliki 32.449 klaster usaha yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku dan telah menggelar lebih dari 2 ribu pelatihan.
"Secara umum, strategi bisnis mikro BRI di 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan," ujar Supari.
"BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi,” imbuhnya.
(*)