Dari Small Talk ke Big Talk, Langkah Menghidupkan Kembali Hubungan yang Hambar

Setelah "deep talk", istilah "big talk" muncul. Ayo bersama pahami artinya bersama.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 10 Okt 2024, 10:35 WIB
Gambar pasangan sedang berdialog. (Hak cipta Pexels/cottonbro studio)

Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan sehari-hari, banyak hubungan, baik itu pertemanan, keluarga, maupun romantis, sering kali terjebak dalam rutinitas percakapan ringan atau small talk. Percakapan semacam ini biasanya terbatas pada topik-topik permukaan seperti cuaca, pekerjaan, atau kegiatan sehari-hari, yang meskipun penting, sering kali tidak cukup untuk memelihara kedalaman emosional dalam hubungan.

Seiring waktu, ketergantungan pada small talk dapat membuat hubungan terasa hambar dan kurang bermakna, meninggalkan kedua belah pihak merasa terputus satu sama lain. Oleh karena itu, untuk menghidupkan kembali hubungan yang mulai kehilangan percikan, penting untuk beralih dari small talk ke big talk.

Big talk merupakan jenis percakapan yang menggali lebih dalam ke dalam aspek penting kehidupan, seperti tujuan hidup, impian, dan perasaan terdalam yang jarang diungkapkan. Melalui big talk, hubungan dapat diperkuat dengan cara yang lebih mendalam dan bermakna, memungkinkan kedua belah pihak untuk saling memahami dengan lebih baik, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(10/10/2024).


Topik Big Talk

Gambar dua orang sedang berdialog. (Sumber: Pexels/Mizuno K)

Big talk merujuk pada percakapan yang menitikberatkan pada topik-topik mendalam dan berarti, seperti aspirasi hidup, prinsip-prinsip, atau cita-cita. Percakapan ini berbeda dari small talk yang biasanya hanya membahas tindakan sepele, seperti kondisi cuaca atau kegiatan harian. Berdasarkan penelitian dari Journal of Social and Personal Relationships (2021), percakapan bermakna seperti big talk dapat mempererat kedekatan dan meningkatkan kepuasan dalam hubungan, karena memperkuat ikatan emosional antara individu.


Big Talk dan Deep Talk Berbeda

Gambar pasangan sedang berbincang mendalam. (Hak Cipta Pexels/Priscilla Du Preez 🇨🇦)

Big talk dan deep talk memiliki kesamaan dalam aspek kedalaman diskusi, namun keduanya memiliki fokus yang sedikit berbeda. Big talk cenderung membahas topik besar yang mempengaruhi kehidupan secara umum, seperti pandangan hidup atau masa depan.

Sebaliknya, deep talk lebih bersifat personal dan emosional, sering kali menyentuh perasaan terdalam atau pengalaman pribadi yang intim. Dengan demikian, big talk mengundang diskusi yang lebih luas dan reflektif, sedangkan deep talk lebih berfokus pada introspeksi mendalam mengenai emosi atau pengalaman seseorang.


Memulai Percakapan Mendalam di Hubungan

Gambar pasangan sedang merenung. (Sumber Pexels/Don Mr)

Memulai percakapan yang mendalam, seperti big talk, sering kali tidak mudah, terutama jika pasangan terbiasa dengan percakapan ringan. Salah satu pendekatan terbaik adalah dengan mengajukan pertanyaan tentang tujuan hidup atau impian jangka panjang yang jarang dibicarakan.

Pertanyaan seperti, "Apa yang paling kamu inginkan untuk anda di masa depan?" atau "Nilai apa yang menurutmu paling penting dalam kehidupan?" dapat menjadi cara yang efektif untuk membuka percakapan yang lebih berarti.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya