IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 9 Oktober 2024

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level support 7.454,7.374 dan level resistance 7.598,7.726 pada perdagangan Rabu, 9 Oktober 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Okt 2024, 07:42 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan naik terbatas pada perdagangan saham Rabu (9/10/2024). IHSG akan menguji posisi 7.625-7.680.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan naik terbatas pada perdagangan saham Rabu (9/10/2024). IHSG akan menguji posisi 7.625-7.680.

IHSG menguat 0,71 persen ke posisi 7.557 dan masih didominasi oleh munculnya oleh volume pembelian pada perdagangan Selasa, 8 Oktober 2024, penguatannya pun mampu break moving average (MA) 60 harian.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, skenario terburuk, posisi IHSG diperkirakan masih berada pada bagian dari wave © dari wave (ii) atau wave 4 dari wave (3) pada skenario merah.

“Hal tersebut berarti, penguatan IHSG akan relatif terbatas untuk menguji 7.625-7.680, selanjutnya IHSG akan rawan terkoreksi kembali ke area 7.347,” kata dia dalam catatannya.

Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.454,7.374 dan level resistance 7.598,7.726 pada Rabu pekan ini.

Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhamma Wafi menuturkan, IHSG terlihat kembali melakukan rebound dengan volume rendah untuk menguji resistance garis MA50.

“Jika mampu breakout garis MA50, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20,” tutur dia.

Akan tetapi, jika tidak mampu breakout garis MA50, IHSG berpeluang untuk kembali melemah dan menguji support garis MA100. “Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.450-7.700,” kata dia.

Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 7.465-7.675.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), PT Astra International Tbk (ASII), PT Indosat Tbk (ISAt), dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA).

Sedangkan Wafi memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).


Rekomendasi Teknikal

Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) - Buy on Weakness

Saham AGRO menguat 3,01% ke 274 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, penguatannya pun mampu menembus MA20. "Kami memperkirakan, posisi AGRO saat ini sedang berada di awal wave (iii) dari wave [iii]," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 262-270

Target Price: 288, 300

Stoploss: below 254

 

2.PT Astra International Tbk (ASII) - Buy on Weakness

Saham ASII menguat 2,45% ke 5.225 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, saat ini, pihaknya perkirakan ASII masih berada pada bagian dari wave [iv] dari wave 3, sehingga ASII masih rawan terkoreksi terlebih dahulu.

Buy on Weakness: 4.840-5.075

Target Price: 5.350, 5.475

Stoploss: below 4.740

 

3.PT Indosat Tbk (ISAT) - Spec Buy

Saham ISAT terkoreksi 0,93% ke 10.600 disertai dengan munculnya volume penjualan. "Kami perkirakan, posisi ISAT saat ini berada pada bagian dari wave [e] dari wave B pada triangle pattern di skenario hitam," ujar dia.

Spec Buy: 10.325-10.525

Target Price: 10.900, 11.550

Stoploss: below 10.125

 

4.PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) - Buy on Weakness

Saham MAPA menguat 4,05% ke 900 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, selama MAPA masih mampu berada di atas 830 sebagai stoplossnya, posisi MAPA sedang berada di awal wave [c] dari wave B atau wave 3 dari wave (5) pada skenario merah.

Buy on Weakness: 855-885

Target Price: 950, 985

Stoploss: below 830

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Penutupan IHSG pada 8 Oktober 2024

Sentimen global kembali memburuk setelah pelaku pasar di Amerika Serikat (AS) khawatir dengan beberapa masalah yang menghantui negaranya. Adapun masalah tersebut yakni krisis perbankan, plafon utang, dan sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau hingga penutupan perdaganga saham Selasa, 8 Oktober 2024. Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham menghijau.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup naik 0,71 persen ke posisi 7.557,14. Indeks LQ45 bertambah 1,28 persen ke posisi 939,27. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 7.592,88 dan level terendah 7.449,47. Pergerakan IHSG itu juga didorong dari 290 saham melemah dan 261 saham menguat. Sedangkan 240 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.476.343 kali dengan volume perdagangan 24,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat tercatat 15.654 terhadap rupiah.

Investor asing menjual saham senilai Rp 165,66 miliar pada perdagangan Selasa pekan ini. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 46,90 triliun.

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia kompak merosot.

“Pasar terbebani kenaikan dari imbal hasil imbal hasil obligasi Treasury Amerika Serikat (AS) 10 tahun yang naik di atas 4 persen, atau tertinggi sejak akhir Juli," demikian seperti dikutip

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa posisi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode September sebesar 123,5, yang mengindikasikan bahwa IKK masih pada level optimis di tasa 100, yang artinya keyakinan konsumen terhadap ekonomi dalam negeri tetap terjaga.

 


Apa Saja Sentimen IHSG?

Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Bank Dunia dalam laporan edisi Oktober mengungkapkan bahwa memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5 persen pada 2024 dan 5,1 persen pada 2025.

Selain itu, juga menyatakan bahwa di antara negara-negara besar di kawasan Asia Timur dan Pasifik, hanya Indonesia mampu tumbuh pada 2024 dan 2025 pada atau di atas tingkat sebelum pandemi COVID-19.

Dari mancanegara, kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS merupakan imbas dari memupusnya harapan akan pemangkasan suku bunga besar-besaran dari The Fed dalam beberapa bulan mendatang, setelah pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell yang menolak ekspektasi pemotongan suku bunga yang besar dan berkelanjutan.

Gubernur The Fed of St. Louis Alberto Musalem mengungkapkan lebih menyukai penurunan suku bunga yang dilakukan secara bertahap ke depan, sehingga kenaikakan imbal hasil tersebut menekan pasar ekuitas secara global.

“Selain itu, pelaku pasar masih terfokus ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah yang terus membebani pasar ekuitas yang sensitif terhadap risiko konflik tersebut,” demikian seperti dikutip

 Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan arah dari hasil briefing China, yang mana National Development and Reform Commission (NDRC) China akan mengadakan press briefing pada awal pekan ini untuk membicarakan paket kebijakan untuk melakukan stimulus pertumbuhan ekonomi China.

Pasar menilai pertemuan tersebut sebagai upaya pemerintah China dalam menghasilkan kebijakan dan juga sebuah harapan dari reformasi ekonomi yang lebih luas , sehingga akan mendorong perbaikan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya