Nasib Anak-anak Pengungsi Palestina di Setahun Agresi Militer Israel

Israel kembali melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi Al Bureij tepat pada peringatan setahun perang di Gaza. Kantor media pemerintah Gaza menyebutkan ada 16.859 anak, termasuk 171 bayi, meninggal dunia akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu. Sekitar 25.973 anak Palestina kini hidup di Gaza tanpa satu atau kedua orang tua. Dan ada sekitar 625 ribu anak di Gaza putus sekolah dalam setahun perang di Gaza.

oleh Helmi Fithriansyah diperbarui 09 Okt 2024, 10:00 WIB
Nasib Anak-anak Pengungsi Palestina di Setahun Agresi Militer Israel di Gaza
Israel kembali melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi Al Bureij tepat pada peringatan setahun perang di Gaza. Kantor media pemerintah Gaza menyebutkan ada 16.859 anak, termasuk 171 bayi, meninggal dunia akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu. Sekitar 25.973 anak Palestina kini hidup di Gaza tanpa satu atau kedua orang tua. Dan ada sekitar 625 ribu anak di Gaza putus sekolah dalam setahun perang di Gaza.
Seorang anak membawa barang-barang yang bisa diselamatkan setelah serangan udara Israel pada malam sebelumnya di kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah pada 8 Oktober 2024. (Eyad BABA/AFP)
Israel kembali melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi Al Bureij tepat pada peringatan setahun perang di Gaza. (Eyad BABA/AFP)
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di kamp pengungsi Al Bureij di Gaza tengah pada Senin (7/10/2024) meningkat menjadi 30 orang. (Eyad BABA/AFP)
Di sisi lain, kantor media pemerintah Gaza secara spesifik menyebutkan ada 16.859 anak, termasuk 171 bayi, yang meninggal akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober 2023. (Eyad BABA/AFP)
Dan sekitar 25.973 anak Palestina kini hidup di Gaza tanpa satu atau kedua orang tua. (Eyad BABA/AFP)
Lebih dari 41.900 warga Palestina meninggal akibat serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023. (Eyad BABA/AFP)
United Nations Children’s Fund (UNICEF) merilis data, ada sekitar 625 ribu anak di Gaza putus sekolah dalam setahun perang di Gaza. (Eyad BABA/AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya