Liputan6.com, Jakarta - Misi Mars, rover Perseverance dan misi Curiosity, menemukan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mikroba mungkin pernah ada di Mars. Melalui analisis tanah dan sampel batuan, para ilmuwan menemukan struktur mikroskopis yang mirip dengan bakteri yang ada di Bumi.
Bakteri di permukaan Mars didukung oleh pengamatan geologis yang menunjukkan lingkungan yang pernah kaya akan air, mineral, dan bahan organik. Analisis lebih lanjut mengungkapkan adanya komponen kimia yang merupakan indikator kehidupan, seperti metana, yang dapat dihasilkan oleh aktivitas biologis.
Belakangan ini, para ilmuwan juga meneliti potensi makanan yang berasal dari asteroid. Sebuah studi inovatif ini menyelidiki kemungkinan astronaut untuk mengonsumsi sumber daya dari asteroid yang kaya mineral.
Baca Juga
Advertisement
Penelitian ini mengeksplorasi ide bahwa material dari luar angkasa dapat diolah menjadi makanan bergizi. Makanan dari bakteri asteroid ini akan sangat berguna dalam misi jangka panjang ke Mars atau objek luar angkasa lainnya.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di The International Journal of Astrobiology pada 3 Oktober 2024, meneliti kemungkinan para astronaut di masa depan mengonsumsi makanan bernutrisi yang terbuat dari bakteri yang dibiakkan di asteroid untuk menghasilkan semacam yogurt.
Melansir laman News Scientist pada Rabu (09/10/2024) proses kimia bakteri akan mengurai materi asteroid dan komponen organik yang dihasilkan oleh senyawa hidrokarbon. Kemudian akan diumpankan ke bakteri.
Setelah bakteri kenyang, para astronaut bisa mengonsumsi kumpulan mikroba tersebut yang lebih dikenal dengan sebutan “biomassa". Ide ini berasal dari proyek yang disponsori oleh Defense Advanced Research Projects Agency, Departemen Pertahanan AS.
Bekal Tak Tahan Lama
Meskipun para astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional telah bereksperimen dengan menanam daun untuk salad, sebagian besar makanan yang dikonsumsi para astronaut diangkut dari Bumi. Namun, membawa bekal dari bumi tidak mungkin dilakukan untuk misi antariksa yang lebih jauh dan lebih lama.
Seorang peneliti, Joshua Pearce dari Western University di Ontario, Kanada, dan rekan-rekannya memutuskan untuk menyelidiki penggunaan bakteri untuk mengubah senyawa yang mengandung karbon dari asteroid menjadi makanan yang dapat dimakan. Para peneliti belum melakukan proses ini dengan menggunakan asteroid sungguhan, tapi mereka telah melakukan eksperimen serupa dengan menggunakan bakteri untuk mengurai plastik dari sisa ransum tentara atau makanan darurat.
Untuk melakukan ini, peneliti memanaskan plastik tanpa adanya oksigen, sebuah proses yang disebut pirolisis. Mereka kemudian memasukkannya ke dalam campuran bakteri yang memakan karbon.
Advertisement
Bakteri Dapat Bertahan di Luar Angkasa
Para ilmuwan tekah lama meyakini keberadaan mikroorganisme di luar angkasa, terutama di permukaan Mars. Dalam serangkaian percobaan baru, peneliti menemukan bahwa bakteri yang telah mengering atau membeku dapat tetap hidup di kondisi Mars hingga 280 juta tahun.
Hal ini peluang para ilmuwan untuk menemukan bukti jika planet Mars pernah menampung kehidupan. Sebagian besar percobaan pada 2022 lalu dilakukan untuk menguji apakah mikroorganisme dapat bertahan dari radiasi intens di planet Mars menggunakan bakteri terhidrasi pada suhu kamar, yang berumur paling lama diperkirakan dapat bertahan hingga satu juga tahun.
Dalam eksperimen untuk menunjukkan bagaimana bakteri bertahan di bawah permukaan Mars, Brian Hoffman dari Northwestern University di Illinois bersama rekan-rekannya menggunakan cara yang berbeda. Mereka mengeringkan berbagai bakteri dan ragi serta membekukannya sebelum terpapar dengan radiasi di planet merah, lalu mengukur kerusakannya.
Setelah diperiksa peneliti menemukan sampel hanya rusak sedikit oleh radiasi, sehingga mereka memperkirakan bakteri dapat bertahan di lingkungan permukaan Mars yang kering dan dingin hingga 280 juta tahun. Jika bakteri yang beku serta kering terkena air dalam kurun waktu tersebut, peneliti menyebut mikroorganisme itu akan kembali aktif dari kondisi dorman mereka.
(Tifani)