Jokowi: Sekarang Era Digital, Pemasaran Produk Jangan Konvensional

Jokowi pun menyambut baik Trade Expo Indonesia yang memasarkan produk-produk unggulan dalam negeri secara hybrid by offline dan virtual.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 09 Okt 2024, 12:03 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 3 Juli 2023. (Foto: Instagram @jokowi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar pemasaran produk mengikuti perubahan zaman yakni, dengan cara digital. Hal ini agar produk-produk Indonesia dapat menguasai pasar dalam negeri dan luar negeri.

"Pemasaran juga jangan selalu dengan cara-cara konvensional, sekarang sudah era digital. Kita harus masuk secara masif ke arah sana untuk memasarkan produk-produk negara kita Indonesia," kata Jokowi saat membuka Trade Expo Indonesia ke-39 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (9/10/2024).

Dia mengatakan saat ini ada 19 negara sedang melakukan pembatasan atau restriksi perdagangan karena perang konvensional dan perang dagang. Jokowi menuturkan hal ini membuat volume perdagangan global menjadi lesu

Tak hanya itu, dia menyampaikan tingkat inflasi dunia yang tinggi mencapai 5,9 persen juga menghantui semua negara. Namun, Jokowi menilai kondisi ini dapat dimanfaatkan Indonesia untuk memasarkan produk secara digital.

"Saat banyak Negara melakukan restriksi akibat perang dagang, menurut saya di situ ada peluang. Saat banyak Negara mengalami inflasi tinggi, menurut saya di sana juga ada peluang," jelasnya.

Jokowi pun menyambut baik Trade Expo Indonesia yang memasarkan produk-produk unggulan dalam negeri secara hybrid by offline dan virtual. Dia berharap pameran ini dapat mendorong pertumbuhan ekspor dan meningkatkan daya saing produk lokal.

"Kita harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk mendorong pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi lagi dan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk-produk kita, serta bisa merambah ke pasar yang lebih luas lagi," tutur Jokowi.


Jokowi: Perang Dagang Bisa Jadi Peluang Buat RI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti sejumlah negara maju yang memberlakukan pembatasan perdagangan, salah satunya China dan Amerika Serikat.

Jokowi menyebut, saat ini ada 19 negara yang melakukan restriksi perdagangan.

“Semua itu membuat volume perdagangan menjadi lesu,” ungkap Jokowi dalam kegiatan Trade Expo Kementerian Perdagangan di ICE BSD, Tangerang, Rabu (9/10/2024).

Di sisi lain, juga terjadi fenomena over-produksi di China.

“Banyak negara sudah mulai khawatir dan berusaha melindungi pasar domestiknya dari masuknya produk dari China dengan harga yang jauh lebih murah,” kata Jokowi.

Tuntut Inovasi Pemasaran

Presiden lebih lanjut mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan pasar terbesar, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia-280 juta jiwa harus mampu melindungi pasar domestiknya, memasarkan produk-produk lokalnya agar dapat lmenguasai pasar di dalam negeri dan lanjut merambah ke pasar negeri.

“Pemasaran juga jangan selalu dengan cara-cara konvensional, sekarang sudah eranya digital. Kita harus masuk secara masif ke sana untuk memasarkan produk-produk negara dari Indonesia,” tuturnya.


Peringatkan Kondisi Ekonomi Global

Jokowi kembali mengingatkan, ekonomi global saat ini masih tumbuh lambat di kisaran 2-6%-2,7%.

Adapun inflasi global yang diperkirakan mencapai kisaran 5,9%. Hal itu diperburuk dengan perang dagang yang masih terus berlangsung yang membuat negara-negara melakukan kebijakan retrisksi perdagangan.

Namun, menurut Jokowi, Indonesia bisa mengambil peluang dari krisis tersebut.

“Saat banyak negara melakukan restriksi akibat perang dagang, menurut saya disitu ada peluang. Saat banyak negara mengalami inflasi tinggi, menurut saya disitu juga ada peluang,” ucapnya, tanpa merinci lebih lanjut.

Infografis Ragam Tanggapan Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya