Survei: Warga Taiwan Tak Yakin China Akan Invasi dalam 5 Tahun Mendatang

Hingga kini, China terus meningkatkan aktivitas militernya secara signifikan di sekitar Taiwan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Okt 2024, 20:10 WIB
Warga memakai masker untuk melindungi diri penyebaran COVID-19 saat berjalan melewati Gedung Taipei 101 di Taipei, Taiwan, Sabtu (15/5/2021). Pandemi COVID-19 di Taiwan naik ke level tiga. (AP Photo/Chiang Ying-ying)

Liputan6.com, Taipei - Sebagian besar warga Taiwan percaya bahwa China tidak mungkin melakukan invasi dalam lima tahun mendatang dan tak melihat Beijing sebagai ancaman serius bagi pulau tersebut, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga pemikir militer terkemuka Taiwan pada Rabu (9/10/2024).

Selama sekitar lima tahun terakhir, militer Tiongkok telah meningkatkan aktivitasnya secara signifikan di sekitar Taiwan, yang dipandang Beijing sebagai wilayahnya sendiri meskipun mendapat penolakan keras dari pemerintah di Taipei.

Survei terhadap sekitar 1.200 orang yang dilakukan bulan lalu oleh Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional menunjukkan 61 persen orang berpikir bahwa "tidak mungkin atau sangat tidak mungkin" Tiongkok akan menyerang Taiwan dalam lima tahun mendatang.

"Kebanyakan orang tidak berpikir ambisi teritorial Tiongkok akan terwujud dalam bentuk penyerangan terhadap Taiwan," kata Christina Chen, seorang peneliti INDSR, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (10/10/2024).

Warga Taiwan juga tak khawatir tentang ancaman Tiongkok lainnya, termasuk latihan militer dan kampanye propaganda, katanya.

"Kebanyakan orang melihat ambisi teritorial Tiongkok sebagai ancaman serius," kata Chen.

Jajak pendapat tersebut menunjukkan kontras dengan peringatan dari kepala Badan Intelijen Pusat AS, yang tahun lalu mengatakan bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping telah memerintahkan militernya untuk bersiap melakukan invasi ke Taiwan pada tahun 2027.

"Itu berarti orang Taiwan menyadari ancaman tersebut tetapi tetap tenang dan rasional dengan harapan akan terjadinya perang yang akan segera terjadi," kata INDSR.

Lebih dari 67 persen responden jajak pendapat mengatakan, mereka akan melawan jika Tiongkok menyerang.

Tetapi terbagi hampir sama rata tentang apakah angkatan bersenjata Taiwan mampu mempertahankan pulau itu, setengah menyatakan percaya diri dan setengah tidak percaya.

 


Pengamat: Taiwan harus Tingkatkan Kapasitas Pertahanannya

Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)

Lee Kuan-chen, peneliti INDSR lainnya, mengatakan bahwa militer Taiwan harus terus meningkatkan kapasitas pertahanannya untuk membangun kepercayaan publik.

Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan adanya perbedaan pendapat tentang apakah Amerika Serikat akan membantu mempertahankan Taiwan.

Sementara sekitar 74 persen responden percaya bahwa pemerintah AS kemungkinan akan "secara tidak langsung" membantu Taiwan dengan menyediakan makanan, pasokan medis, dan senjata.

Lalu, hanya 52 persen yang berpikir militer AS akan mengirimkan angkatan bersenjatanya untuk campur tangan, menurut jajak pendapat tersebut.

Lee mengatakan, pemerintah Taiwan harus lebih transparan tentang kerja sama keamanan Taiwan-AS.

"Dengan begitu, orang tidak akan memiliki harapan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah terhadap bantuan AS," kata Lee.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya