Tips Investasi Reksa Dana Saham saat IHSG Lesu

Saat IHSG turun, banyak investor yang tergoda untuk menjual investasinya karena takut kerugian lebih lanjut.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Okt 2024, 19:10 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di zona merah dalam beberapa waktu terakhir. Pada perdagangan hari ini, Rabu 9 Oktober 2024, IHSG turun 0,74 persen ke posisi 7.501,285. Dalam sepekan terakhir, IHSG turun 0,82 persen.

Head of IPOT Fund, Dody Mardiansyah menegaskan bagi para pemegang reksa dana saham, situasi ini tidak harus menjadi alasan untuk panik. untuk itu, dia berbagi kiat penting agar investor tetap tenang dan bijak dalam berinvestasi reksa dana saham, meski IHSG sedang lesu.

Pertama, fokus pada jangka panjang. Penurunan IHSG bersifat sementara dan merupakan bagian dari dinamika pasar yang normal. Mengingat reksa dana saham adalah instrumen investasi jangka panjang, investor yang tetap fokus pada tujuan jangka panjangnya akan lebih mampu menghadapi fluktuasi pasar dengan tenang.

Tips selanjutnya, jangan terburu-buru menjual. Saat IHSG turun, banyak investor yang tergoda untuk menjual investasinya karena takut kerugian lebih lanjut. Padahal, penjualan saat pasar lesu justru bisa membuat kerugian terealisasi. Sebaliknya, tetap bertahan dan menunggu perbaikan pasar sering kali menjadi strategi yang lebih bijaksana. Ketika pasar turun, inilah waktu yang baik untuk mengevaluasi kinerja manajer investasi.

"Pastikan bahwa mereka memiliki rekam jejak yang baik dalam mengelola dana selama kondisi pasar yang sulit. Kinerja masa lalu dalam mengatasi volatilitas pasar dapat memberikan gambaran tentang kemampuan mereka di masa mendatang," kata Dody, Rabu (9/10/2024).

Pada kondisi IHSG lesu, investor bisa memanfaatkan harga saham yang lebih murah. Penurunan IHSG membuka peluang bagi investor untuk membeli unit reksa dana saham pada harga yang lebih rendah. "Ini adalah saat yang tepat untuk menerapkan strategi buy on weakness yaitu membeli ketika harga rendah dan memaksimalkan potensi keuntungan saat pasar kembali pulih," ulas Dody.


Diversifikasi Alami

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tak kalah penting, diversifikasi portofolio. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko saat pasar bergejolak adalah dengan diversifikasi. Pastikan portofolio tersebar di berbagai sektor dan instrumen keuangan.

Reksa dana saham yang dikelola dengan baik biasanya memiliki diversifikasi alami, tetapi tidak ada salahnya mengecek ulang apakah portofolio sudah cukup seimbang.

Terakhir, tetap tenang dan hindari spekulasi. Menghadapi penurunan IHSG memerlukan ketenangan. Hindari keputusan emosional dan spekulasi yang bisa merugikan investasi dalam jangka panjang. Kepercayaan pada proses investasi yang solid dan terencana adalah kunci untuk melalui masa-masa sulit ini.

"Investor perlu tetap optimis dan melihat penurunan pasar ini sebagai peluang investasi jangka panjang," pungkas Dody.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya