Satu Dekade LNSW dalam Menata Ekspor, Impor, hingga Logistik

Lembaga National Single Window (LNSW) yang merupakan unit organisasi Kementerian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan INSW dan penyelenggaraan SINSW.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Okt 2024, 19:51 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah tantangan ekonomi global dan dampak pandemi COVID-19, pemerintah Indonesia berhasil konsisten mendorong digitalisasi sistem keuangan dan layanan publik. Hal ini guna meningkatkan transparansi, konsistensi, dan efisiensi proses ekspor-impor, serta percepatan pelaksaan berusaha.

10 tahun terakhir, Lembaga National Single Window (LNSW) turut mendukung upaya tersebut, utamanya di sektor ekspor, impor, dan logistik.                                            

LNSW yang merupakan unit organisasi Kementerian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Indonesia National Single Window (INSW) dan penyelenggaraan Sistem Indonesia National Single Window (SINSW) dalam penanganan dokumen kepabeanan, dokumen kekarantinaan, dokumen perizinan, dokumen kepelabuhanan/kebandarudaraan, dan dokumen lain, yang terkait dengan ekspor, impor, dan/atau dokumen logistik nasional secara elektronik. Demikian seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (9/10/2024).

Keberadaan INSW tidak bisa dipisahkan dari mandat pimpinan negara ASEAN yang tertuang dalam Bali Concord II pada 7 Oktober 2003, termasuk komitmen memfasilitasi perdagangan melalui ASEAN Single Window yang pada praktiknya melibatkan kementerian/lembaga lainnya. Selama 10 tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah kementerian/lembaga yang terintegrasi dengan Sistem INSW.         

Saat ini, Sistem INSW yang diselenggarakan oleh LNSW telah mengintegrasikan lebih dari 18 kementerian/lembaga terkait ekspor, impor, dan logistik di Indonesia.

Capaian ini merupakan tonggak pencapaian yang penting bagi Indonesia, karena menunjukkan wujud nyata upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja layanan melalui simplifikasi dan digitalisasi layanan pemrosesan dokumen kepabeanan, kekarantinaan, perizinan, kepelabuhanan/kebandarudaraan, serta logistik. 

 


Jumlah Kementerian/Lembaga yang Terintegrasi

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2014 tentang Pengelola Portal Indonesia National Single Window, pada 2014 silam terdapat sembilan kementerian/lembaga (K/L) yang terintegrasi dalam SINSW.

Kesembilan K/L yang menjadi bagian dari Dewan Pengarah INSW tersebut terdiri dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan. 

Jumlah K/L yang terintegrasi ini kemudian pada kurun 2018-2020, berkembang menjadi 17 dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2018 tentang Indonesia National Single Window.

Selain sembilan K/L yang sudah terintegrasi sebelumnya, SINSW sejak 2018 sudah mulai mengintegrasikan sistem Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pertahanan, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Kementerian Investasi (BKPM), dan Bank Indonesia. Adapun peningkatan jumlah K/L terintegrasi, paling banyak terjadi pada 2020.

Selanjutnya pada 2024, anggota Dewan Pengarah INSW bertambah dengan masuknya Badan Karantina Indonesia. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Selaku Dewan Pengarah INSW Nomor 204 Tahun 2024 tentang Penetapan Badan Karantina Indonesia Sebagai Anggota Dewan Pengarah INSW (Kep Menko selaku Dewan Pengarah 204 Tahun 2024) yang ditetapkan pada April 2024. 


Integrasikan Layanan

Sebuah kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menariknya, kendati dalam Perpres 44 Tahun 2018 jo. Kep Menko selaku Dewan Pengarah 204 Tahun 2024 terdapat 18 K/L dalam Dewan Pengarah INSW, dalam perkembangannya jumlah K/L yang terintegrasi dengan SINSW lebih dari itu.

Termasuk di antara K/L yang terintegrasi dengan SINSW adalah Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Sosial, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Badan Pengelola Migas Aceh.

Selain itu, Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu Badan Intelijen Negara, Badan Pusat Statistik, Badan Pangan Nasional, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, dan Badan Pengusahaan Batam.

Sebagaimana disebutkan dalam Perpres 44 Tahun 2018, LNSW menyelenggarakan juga fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan dalam rangka mendukung penguatan kebijakan fiskal dan stabilitas sektor keuangan.   

Selain terintegrasi dengan K/L terkait ekspor, impor, dan logistik, SINSW juga terus dikembangkan sehingga turut mengintegrasikan layanan untuk konteks business to business (B2B), business to government (B2G), serta government togovernment (G2G).

Untuk konteks G2G pun tak hanya mencakup di dalam negeri, namun juga dengan pemerintah negara lain, baik dalam lingkup regional ASEAN maupun bilateral. 


Menata Logistik Indonesia

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional, pemerintah berupaya meningkatkan kinerja logistik nasional melalui penataan ekosistem logistik nasional (national logistics ecosystem/NLE).

Penataan tersebut dimulai pada 2021 dengan empat pelabuhan, lalu pada tahun 2022 layanan NLE diterapkan di 14 pelabuhan. Kemudian sejak tahun 2023, NLE diimplementasikan di 46 pelabuhan dan 6 bandara. 

Berdasarkan hasil survei dari Prospera terkait dampak atas implementasi 5 layanan NLE (2023), efisiensi waktu yang dihasilkan berkisar 21-73% dan efisiensi biaya di kisaran 25-98%. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga kesinambungan NLE guna mendorong penguatan tata kelola logistik nasional.

Penguatan NLE merupakan wujud kehadiran negara dalam rangka meningkatkan efisiensi, menjamin ketersediaan barang baku, bahan penolong, kebutuhan pokok, dan barang penting, serta meningkatkan kemudahan aksesibilitas antarwilayah.

Fasilitasi untuk Peningkatan Investasi

Guna mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional dengan meningkatkan penanaman modal, pemerintah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air. Untuk pelaku usaha mendapatkan berbagai fasilitas di KEK ini, pemerintah menyediakan Sistem Aplikasi KEK yang pada tahun 2023, sudah diimplementasikan pada 23 KEK. Layanan tersebut dikembangkan LNSW bersama kementerian/lembaga terkait. 

Berdasarkan data pada 17 September 2024, terdapat 223 pelaku usaha yang memanfaatkan Sistem Aplikasi KEK. Terdapat 6.531 dokumen Pemberitahuan Jasa KEK (PJKEK), 86.368 dokumen Pemberitahuan Pabean Kawasan Ekonomi Khusus (PPKEK), dan rencana investasi berjumlah Rp874,5 triliun. 

Dengan adanya aplikasi ini, pengguna layanan dapat mengakses aplikasi tersebut kapan saja dan di mana saja. Sistem ini berperan dalam menghilangkan hambatan regulasi/prosedur, mengintegrasikan sistem elektronik ekspor dan impor, mendukung penguatan kelembagaan, menambah bidang usaha KEK non industri, serta memberikan kepastian fiskal bagi pelaku usaha di KEK.

Pada gilirannya, penerapan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan investasi, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan perekonomian daerah sebagaimana tujuan dari pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus.


Peningkatan Peran dalam Kegiatan Internasional

Dalam kontribusi di kancah internasional, LNSW selaku focal point berhasil mendukung pelaksanaan ASEAN Single Window dengan pertukaran data Surat Keterangan Asal Elektronik (e-SKA) dengan sembilan negara ASEAN lainnya sejak 2019.

Penggunaan e-SKA ini mendukung implementasi perjanjian ATIGA, meminimalisir SKA palsu, serta meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. Kerjasama pertukaran data pun masih tetap berlanjut dengan menambahkan pertukaran dokumen ASEAN Customs Declaration Document (ACDD) dan electronic Phytosanitary certificate.

Dalam masa keketuaan Indonesia pada ASEAN Chairmanship tahun 2023, LNSW membawa misi Full Implementation of e-Form D through ASEAN Single Window sebagai salah satu priority economic deliverables Indonesia.

Selain dengan ASEAN, kerjasama pertukaran data juga diperluas dengan negara mitra secara bilateral, antara lain pertukaran data e-SKA dengan Cina, Jepang dan Korea Selatan sebagai wujud implementasi kerjasama bilateral dan regional.

LNSW juga menjadi focal point dalam pengiriman electronic certificate tariff rate quota (TRQ) secara host to host dari Australia ke SINSW dalam kerangka IA-CEPA.

 


Peran LNSW

Lebih lanjut, dalam mendukung amanat Trade Facilitation Agreement WTO, LNSW berperan dalam pemenuhan beberapa article dan tergabung dalam Komite Nasional Fasilitasi Perdagangan. Article Single Window sendiri bahkan telah mendapatkan notifikasi A atas peran INSW mengimplementasikan single entry point dalam prosedur impor dan ekspor.  

Keberhasilan tersebut yang menjadikan LNSW juga terlibat dalam berbagai perundingan lainnya di forum bilateral, regional maupun multilateral, antara lain International Maritime Organization (IMO), ASEAN China FTA dan APEC, terutama dalam pembahasan mengenai single window, maritime single window, paperless trading, e-commerce dan digital economy.

Selain itu, LNSW diminta memberikan technical assistance dan expert consultation kepada berbagai negara, antara lain Maldives, Timor Leste, Tanzania, dan Chile, terkait pengembangan single window dan implementasi fasilitasi perdagangan. Dengan berbagai peran LNSW di kancah internasional diharapkan dapat mendukung dan memberikan manfaat yang optimal di dalam memfasilitasi perdagangan global.

 

Infografis INSW

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya