Sejarawan: Nama Nusantara pada IKN Merujuk pada Kegemilangan Bangsa di Masa Lalu

Sejarawan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Sumardiansyah Perdana Kusuma menyatakan, pemberian nama sebuah ibukota idealnya melibatkan sejarawan.

oleh Tim News diperbarui 09 Okt 2024, 19:42 WIB
Tepat dua pekan dari hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajarannya akan melaksanakan upacara HUT RI ke-79 pada 17 Agustus 2024 mendatang. RI 1 juga sempat menjajal untuk berkantor di IKN selama 3 hari, dengan bermalam di Kantor Presiden yang dinamai Istana Garuda. (Dok. Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Sejarawan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Sumardiansyah Perdana Kusuma menyatakan, pemberian nama sebuah ibu kota idealnya melibatkan sejarawan.

“Sejarawanlah yang mengerti secara metodologi mengenai kebijakan yang diambil, apakah sudah sesuai secara aspek historis, dari sisi sumber, data, fakta, dan kontekstualisasi antara fakta masa lalu dengan kejadian aktual pada hari ini,” kata Sumardiansyah, Rabu (9/10/2024).

Menurut Sumardiansyah, apa yang disampaikan Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Emir Moeis yang mengusulkan nama IKN Sukarnopura merupakan usulan yang sah-sah saja. Apalagi, Soekarnopura dari sisi historis bisa saja digunakan apabila konteksnya diambil dari Presiden Indonesia pertama yang menginisiasi pemindahan ibu kota negara.

Tapi, dia tetap mengingatkan, bahwa nama ini berpotensi menimbulkan polemik karena secara politis dianggap lebih merepresentasikan rezim tertentu.

“Setiap pemimpin pasti ingin membangun legacy sesuai jiwa zaman yang hidup pada masanya. Kalau begini tentu seandainya dimungkinkan Presiden Jokowi pun sepertinya ingin namanya juga diabadikan sebagai nama ibu kota, misalnya saja Jokowipura?” kata dia.

Sedangkan nama Atlantis, menurut Sumardiansyah, terlalu jauh untuk bisa digunakan sebagai nama ibu kota.

“Kalau kita memahami perspektif indonesiasentris yang diusung pemerintah, maka Atlantis yang berasal dari dialog Socrates karya Plato lebih cenderung mengarah kepada mitologi Yunani,” kata dia.

 


Penamaan Nusantara

Meski demikian, nama IKN dalam pandangan Sumardiansyah pemilihan nama Nusantara juga boleh-boleh saja.

“Nusantara dalam konteks merujuk kepada kegemilangan bangsa di masa lampau. Soal penamaan selain bersifat ilmiah juga tentu tidak lepas dari konsensus yang cenderung bersifat politis,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Emir Moeis menyatakan, pemberian nama IKN ada baiknya dikaitkan dengan sejarah berdirinya Negara Indonesia.

Sedangkan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengusulkan agar nama IKN adalah Atlantis.

Infografis Presiden Terpilih Prabowo Komitmen Percepat Pembangunan IKN Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya