Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Pada aksi tersebut, perseroan bermaksud untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 3 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Dana yang diperoleh dari rights issue ini akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dan atau penyertaan modal kepada entitas anak yang dimiliki Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan usaha.
Advertisement
Pemegang saham Perseroan yang tidak melaksanakan HMETD miliknya dan tidak mengambil porsinya atas saham baru dapat terdilusi sebesar maksimum 52,82%.
Selanjutnya, perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 15 November 2024 untuk meminta persetujuan pemegang saham mengenai rencana aksi ini. Perseroan memperkirakan rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD akan memberikan pengaruh positif terhadap kondisi keuangan konsolidasi Perseroan.
Tujuan dari rencana rights issue oleh Perseroan adalah pengembangan bisnis untuk mendukung pertumbuhan pendapatan, profitabilitas dan prospek usaha Perseroan dan entitas anak ke depan.
"Dengan demikian rencana rights issue ini dapat memberikan manfaat dan nilai tambah bagi Perseroan, pemegang saham, dan para pemangku kepentingan lainnya," ungkap Corporate Secretary Lippo Cikarang Tbk, Steffi Grace Darmawan dalam keterbukaan informasi Bursa, Kamis (10/10/2024).
Dampak dilaksanakannya rights issue bagi kondisi keuangan Perseroan yaitu peningkatan aset dan ekuitas Perseroan yang akan memperkuat struktur permodalan dalam menjalankan kegiatan usaha dan mendukung pertumbuhan jangka panjang Perseroan.
Lippo Cikarang Raup Pendapatan Rp 691 Miliar pada Semester I 2024
Sebelumnya, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mencatat nilai pra-penjualan sebesar Rp 741 miliar pada kuartal kedua 2024 atau mencapai 52 persen dari target Perseroan untuk 2024 sebesar Rp 1,435 triliun.
Perseroan juga melaporkan total pendapatan sebesar Rp 691 miliar pada paruh pertama 2024, atau naik sebanyak 19,6 persen dari tahun sebelumnya karena peningkatan serah terima unit rumah tapak dan rumah toko kepada konsumen serta pendapatan lahan industri yang lebih tinggi.
“Pada paruh pertama 2024, pendapatan utama Perseroan berasal dari serah terima rumah tapak, unit komersial atau ruko, lahan industri serta pendapatan non-properti dari pengelolaan kota Lippo Cikarang,” kata Manajemen LPCK, dilansir dari Keterbukaan Informasi, Jumat (20/9/2024).
Laba kotor Perseroan juga tercatat positif sebesar Rp 278 miliar dengan margin laba kotor yang dapat dipertahankan pada level sehat sebesar 40 persen sepanjang kuartal kedua 2024.
Manajemen LPCK memaparkan pada kuartal dua 2024, EBITDA Perseroan dapat tetap dipertahankan positif sebesar Rp 164 miliar atau margin sebesar 24 persen dari pendapatan. Selain itu, laba bersih tercatat positif sebesar Rp 66 miliar.
Optimistis Industri Properti
Manajemen LPCK optimistis masih banyak peluang pertumbuhan di industri properti. Perseroan telah berhasil mencapai pra-penjualan sebesar 52 persen dari target pra-penjualan tahun 2024 serta mencatatkan peningkatan pendapatan dan margin yang sehat yang didorong peningkatan permintaan akan perumahan dengan harga terjangkau.
“Kami akan terus memperkenalkan produk-produk baru di kuartal selanjutnya untuk memenuhi permintaan market,” pungkas manajemen.
Advertisement
Bidik Pemilik Rumah Pertama, LPCK Siap Luncurkan Produk Baru di Lippo Cikarang Cosmopolis
Sebelumnya, perusahaan layanan real estat komersial Cushman & Wakefield Indonesia melaporkan bahwa permintaan pasar terhadap perumahan tapak di Jabodetabek terus meningkat pada paruh pertama 2024. Permintaan didominasi oleh segmen menengah dengan harga Rp 1 miliar sampai Rp 1,7 miliar, yang berkontribusi sebesar 29,5 persen terhadap total permintaan.
Adapun rata-rata penyerapan untuk setiap perumahan mencapai 14 unit per bulan, dengan Tangerang memimpin dengan rata-rata penyerapan per perumahan tertinggi, yaitu rata-rata 15 unit per bulan, disusul Bekasi 14 unit per bulan.
Disebutkan juga pasar properti rumah tapak (landed house) akan terus bertumbuh sepanjang 2024.
PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), pengembang properti Lippo Cikarang Cosmopolis berhasil meraih pra penjualan Rp 741 miliar pada semester I 2024. Pencapaian tersebut sebagian besar didorong oleh penjualan produk perumahan dan ruko yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 68 persen dan 20 persen.
Adapun produk yang banyak diminati pada kategori perumahan tapak adalah XYZ Livin dan Cendana Spark North.
Lini Produk Baru
Presiden Direktur Lippo Cikarang Tbk Gita Irmasari menjelaskan, perusahaan juga memperkenalkan lini produk baru di Lippo Cikarang Cosmopolis bernama XQ Livin yang terdiri dari tipe X dan Q Livin.
"Tipe X Livin mencakup X3 dengan luas 56,5 m2 dengan harga mulai Rp 609 juta dan X5 luasan 61,5 m2 dengan harga mulai Rp 643 juta," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (13/8/2024).
Tipe Q Livin sendiri memiliki empat ukuran, yaitu Q10 (36m2), Q11 (39,6m2), Q20 (42,9m2), dan Q21 (46,8m2), dengan harga mulai dari Rp 322 juta hingga Rp 492 juta.
Gita juga menyebutkan bahwa Lippo Cikarang akan terus berinovasi dan memperluas penawaran produk untuk pemilik rumah pertama, dengan meluncurkan produk perumahan baru yang terjangkau di Lippo Cikarang Cosmopolis.
Di samping itu, Lippo Cikarang juga berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan agar dapat melakukan serah terima tepat waktu kepada konsumen.
Advertisement