Mengenal Kerajaan Sekala Brak di Lampung, Berdiri Sejak Abad ke-3 Masehi

Kerajaan ini dianggap sebagai lambang peradaban dan identitas masyarakat Lampung.

oleh Ardi Munthe diperbarui 12 Okt 2024, 12:00 WIB
Rumah panggung peninggalan Kerajaan Sekala Brak . Foto : (Istimewa).

Liputan6.com, Lampung - Lampung memiliki sejarah yang kaya, termasuk kerajaan-kerajaan yang menjadi fondasi bagi wilayah ini. Salah satunya adalah Kerajaan Sekala Brak, yang memiliki berbagai nama seperti Sekala Beghak atau Segara Brak, dan merupakan bagian dari warisan budaya Lampung. Kerajaan ini dianggap sebagai lambang peradaban dan identitas masyarakat Lampung.

Menurut buku Kerajaan Tulang Bawang: Rangkaian Sejarah yang Hilang oleh Akhmad Sadad, Kerajaan Sekala Brak sudah ada sejak abad ke-3 Masehi dan dipimpin oleh Raja Buay Tumi, pemimpin suku Tumi, yang membangun peradaban di daerah tersebut. 

Nama "Lampung" sendiri berasal dari istilah "Anjak Lambung" yang merujuk pada lereng Gunung Pesagi, gunung tertinggi di Lampung. Ada beberapa teori mengenai asal-usul nama Sekala Brak, salah satunya mengaitkannya dengan tumbuhan lokal atau arti mitologis sebagai titisan dewa. Ada juga yang mengaitkannya dengan Danau Ranau, genangan air luas di dekat kerajaan tersebut.

Kerajaan ini terletak di lereng Gunung Pesagi, di wilayah Belalau, dekat Danau Ranau, yang sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Barat. Jejak peradaban Sekala Brak dapat ditemukan dalam cerita rakyat, adat istiadat, dan peninggalan prasejarah seperti menhir dari zaman Megalitikum.

Tambo atau catatan sejarah tradisional Lampung, banyak yang ditulis di kulit kayu dan kulit kerbau, menyimpan kisah-kisah kerajaan ini. Beberapa peninggalan lain yang ditemukan di lereng Gunung Pesagi termasuk batu-batu kuno dan altar. Prasasti Hujung Langit yang ditemukan di Liwa juga menguatkan keberadaan kerajaan ini, dengan salah satu raja bernama Baginda Sri Haridewa yang disebut dalam prasasti bertarikh 919 Saka.

Selain itu, ada istana kerajaan yang dikenal sebagai Lamban Gedung, yang merupakan rumah adat bagi raja. Bangunan ini berbentuk panggung dengan dua lantai, berfungsi sebagai tempat pertemuan adat dan singgasana raja.

Pada awalnya, Kerajaan Sekala Brak menganut agama Hindu, yang diperkenalkan pada abad ke-1 Masehi. Namun, pada abad ke-16, empat pangeran dari Paguruyung datang ke Lampung untuk menyebarkan Islam. Mereka menggulingkan Ratu Sekerumong, penguasa terakhir kerajaan Hindu, dan membawa perubahan ke pemerintahan Islam yang disebut kepaksian. Kerajaan ini kemudian dibagi menjadi empat kepaksian, sesuai dengan jumlah pangeran yang mengambil alih kekuasaan, yaitu Umpu Bejalan, Umpu Belunguh, Umpu Nyerupa, dan Umpu Pernong.

Inilah gambaran singkat tentang sejarah, lokasi, dan peninggalan Kerajaan Sekala Brak di Lampung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya