Volodymyr Zelenskyy Minta Pemimpin Eropa Beri Bantuan Militer Lebih Banyak ke Ukraina

Volodymyr Zelenskyy mendorong agar pemimpin Eropa lebih banyak memberi bantuan militer untuk mengusir pasukan Rusia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Okt 2024, 16:02 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara dari Kiev, Ukraina soal serangan Rusia, Sabtu, 19 Maret 2022. (Foto: via AP)

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Rabu (9/10/2024) mengumumkan pertemuan minggu ini dengan beberapa pemimpin Eropa.

Pada momen itu, ia mendorong agar pemimpin Eropa lebih banyak memberi bantuan militer untuk mengusir pasukan Rusia, dikutip dari Japan Today, Kamis (10/10).

Pertemuan penting dengan sekutu internasional yang direncanakan pada Sabtu kemaren ditunda sebelumnya setelah Presiden AS Joe Biden membatalkan rencana kunjungan Eropa dam fokus pada ancaman Badai Milton ke Florida.

Pemimpin Ukraina telah meningkatkan upaya untuk menggalang dukungan internasional di tengah keraguan tentang dukungan AS di masa mendatang setelah pemilihan presiden November di Amerika Serikat.

"Saya akan bertemu secara terpisah di setiap negara dengan para pemimpin Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman," kata Zelenskyy dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic setelah pertemuan puncak di Dubrovnik.

Pertemuan Zelensky dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Kamis dan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Jumat telah diumumkan sebelumnya.

Pemimpin Ukraina itu juga akan melakukan perjalanan ke London untuk bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer serta kepala NATO yang baru Mark Rutte.

Zelensky kemudian dijadwalkan bertemu Paus Fransiskus di Vatikan pada Jumat (11/10) dan media lokal telah melaporkan bahwa ia juga akan bertemu Meloni.

 

 


Zelenskyy: Uni Eropa Harus Menyatukan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (tengah) berjalan ke sebuah mobil setibanya di Bandara Hiroshima untuk menghadiri KTT G7 di Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023). (Kyodo News via AP)

Pada awal pertemuan puncak "Ukraina-Eropa" di Kroasia pada Rabu (9/10), Zelenskyy mengatakan Uni Eropa harus "menyatukan seluruh benua, semua negara demokrasi Eropa."

"Jika Eropa tidak bersatu hari ini, maka tidak akan ada kedamaian, sehingga proses integrasi yang telah dimulai harus mencapai hasilnya," katanya, memohon agar negaranya dan beberapa negara Balkan diizinkan masuk ke dalam blok tersebut.

Pembicaraan tersebut melibatkan kepala negara, perdana menteri, dan menteri luar negeri dari Albania, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Yunani, Kosovo, Moldova, Montenegro, Makedonia Utara, Rumania, Serbia, Slovenia, dan Turki.

Hanya Bulgaria, Kroasia, Yunani, Rumania, dan Slovenia yang menjadi anggota UE.

 


Seruan untuk Perdamaian

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat menerima pengarahan Oleksandr Syrskyi (mengenakan helm militer). (Dok. Efrem Lukatsky)

Zelenskyy berulang kali menyebutkan rencana perdamaian yang disiapkan oleh Kyiv yang ingin ia sampaikan pada konferensi perdamaian yang diharapkan pada November.

Zelenskyy mengatakan negaranya membutuhkan lebih banyak bantuan untuk melawan keunggulan Rusia dalam hal tenaga kerja dan amunisi dalam invasi yang berlangsung lebih dari 31 bulan.

Rusia telah membuat beberapa kemajuan di medan perang dalam beberapa bulan terakhir, dan mendekati pusat logistik utama Pokrovsk di wilayah Donetsk timur.

Menurut otoritas Ukraina, hanya 12.200 orang yang tersisa di kota yang sedang diserang itu, dengan sekitar 30.000 orang mengungsi hanya dalam waktu satu bulan.

Moskow juga memegang kendali di udara, meskipun Barat menyumbangkan jet tempur F-16 canggih ke Kyiv -- sementara Ukraina berulang kali meminta lebih banyak jet dan pertahanan udara untuk membantu melindungi penduduknya.

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya