Pengaruh Berbuat Baik dalam Kepemimpinan Menurut Gus Baha

Gus Baha menjelaskan bahwa meskipun seseorang tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi, tindakan baik dapat membuatnya menjadi pemimpin dalam kelompok. Gus Baha menekankan bahwa kepemimpinan tidak selalu bergantung pada gelar atau tingkat pendidikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2024, 20:30 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Berbuat baik kepada sesama adalah salah satu jalan untuk menjadi pemimpin yang dihormati dan diikuti, meskipun tanpa pendidikan formal yang tinggi.

Ketika seseorang menunjukkan kebaikan, kejujuran, dan ketulusan dalam interaksinya, ia secara otomatis menginspirasi orang lain untuk percaya dan mendukungnya.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau Gus Baha, dalam sebuah ceramah membahas tema penting mengenai dampak berbuat baik dalam kepemimpinan.

Ia menjelaskan bahwa meskipun seseorang tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi, tindakan baik dapat membuatnya menjadi pemimpin dalam kelompok. Gus Baha menekankan bahwa kepemimpinan tidak selalu bergantung pada gelar atau tingkat pendidikan.

Dalam ceramahnya, Gus Baha memberikan contoh nyata untuk memperjelas pandangannya. “Kamu berbuat baik saja sama seseorang, maka otomatis kamu akan jadi pemimpinnya,” ungkapnya.

Hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang baik dan saling menghargai dapat menghasilkan rasa percaya yang kuat dalam sebuah kelompok.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Jadi Pemimpin Tak Tergantung Pendidikan Tinggi

Ilustrasi pemimpin. (Photo Copyright by Freepik)

Lebih jauh, Gus Baha menjelaskan bahwa kemampuan dan pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan kepemimpinan.

“Ada orang enggak tamat SD, enggak tamat apa-apa gobloknya minta ampun,” katanya, mengutip dari kanal YouTube @nasihatguru-ng.

Meskipun tidak memiliki pendidikan formal, individu tersebut masih bisa dihormati dan diakui sebagai pemimpin. Lantaran sosok ini mempekerjakan pakar dengan gaji jauh di atas rata-rata, pakarnya berpendidikan tinggi.

Salah satu contoh yang diberikan adalah seorang karyawan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi tetapi memiliki kemampuan untuk memimpin.

“Tapi karena bisa gaji seorang pakar, misalnya gaji 1 bulan Rp1 miliar,” jelas Gus Baha. Hal ini menunjukkan bahwa nilai dari seorang pemimpin sering kali ditentukan oleh kontribusinya, bukan hanya oleh latar belakang pendidikan.

Gus Baha menekankan pentingnya sikap rendah hati dalam memimpin. “Bersikap baik kepada orang lain adalah kunci untuk mendapatkan kepercayaan,” ungkapnya. Dengan berbuat baik, seseorang dapat membangun hubungan yang positif dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya.

Pentingnya empati juga ditekankan oleh Gus Baha. “Pemimpin yang baik adalah mereka yang bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain,” ujarnya.

Dengan memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, seorang pemimpin dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dan berdampak positif bagi kelompok.


Kekuatan Memengaruhi Sangat Penting

Ilustrasi Pemimpin Berwibawa. Photo by Ben Rosett on Unsplash

Gus Baha juga mengingatkan bahwa kepemimpinan bukan tentang kekuasaan, tetapi tentang pengaruh. “Kekuatan yang sesungguhnya berasal dari kemampuan untuk memengaruhi dan menginspirasi orang lain,” katanya.

Ini menunjukkan bahwa pemimpin yang baik harus mampu mendorong orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam pandangannya, tindakan baik tidak hanya memberikan dampak positif bagi orang lain tetapi juga bagi diri sendiri. “Setiap kali kamu berbuat baik, kamu juga akan merasakan kebaikan itu dalam hidupmu,” jelasnya. Gus Baha menekankan bahwa kebaikan adalah investasi yang selalu membuahkan hasil.

Gus Baha juga berbicara tentang pentingnya menjaga niat dalam berbuat baik. “Berbuat baiklah karena Allah, bukan karena pamrih,” ungkapnya.

Ketulusan dalam berbuat baik akan membuat setiap tindakan memiliki nilai yang lebih tinggi di hadapan Allah SWT.

Selanjutnya, Gus Baha mengajak jemaahnya untuk selalu berupaya berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari. “Kita tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi pemimpin dalam kelompok kita,” tuturnya. Dengan berbuat baik kepada semua orang, kita bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Gus Baha menambahkan bahwa berbuat baik dapat menjadi modal utama dalam membangun kerja sama. “Ketika orang merasa dihargai, mereka akan lebih bersemangat untuk bekerja sama,” katanya.

Ini menunjukkan bahwa lingkungan yang positif akan mendorong produktivitas dan kerja sama yang lebih baik.

Sebagai penutup, Gus Baha mengingatkan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. “Jangan meremehkan diri sendiri hanya karena latar belakang pendidikan,” ujarnya. Dengan niat yang baik dan tindakan yang positif, siapa pun bisa memimpin dan memberi inspirasi kepada orang lain.

Melalui ceramah ini, Gus Baha berharap dapat memberikan pencerahan kepada pendengarnya tentang pentingnya berbuat baik. “Jadilah pribadi yang baik, karena kebaikan akan membawamu pada keberhasilan,” katanya. Merupakan panggilan bagi semua orang untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dalam tindakan dan sikap.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya