Liputan6.com, Jakarta - Publik di seluruh dunia mode tercengang setelah Vogue mengungkapkan pilihan tema yang menurut sebagian orang berpotensi bermasalah untuk acara Met Gala 2025. "Superfine: Tailoring Black Style", majalah tersebut mengungkapnya dalam sebuah unggahan di Instagram.
Mengutip dari laman New York Post, Kamis (10/10/2024), tema tersebut akan mengambil si Black Dandy sebagai subjeknya, meneliti pentingnya pakaian dan gaya terhadap pembentukan identitas kulit hitam di diaspora Atlantik. LeBron James akan menjabat sebagai ketua kehormatan. Ketua bersama akan mencakup Colman Domingo, Lewis Hamilton, A$AP Rocky, Pharrell Williams, dan Anna Wintour dari Vogue.
Advertisement
Kritikus mode langsung mengajukan ulasan mereka di bagian komentar unggahan Vogue, begitu juga di platform media sosial lainnya usai pengumuman yang tidak terduga tersebut. “Apakah saya satu-satunya yang gugup tentang ini?” yang lain berbagi. “Tema yang bagus, tetapi mari kita berharap tidak ada yang akan mengapropriasi budaya.”
Visi untuk salah satu malam mode terbesar dikatakan berasal dari Monica L. Miller, seorang profesor dan Ketua Studi Afrika di Barnard College dan Universitas Columbia, yang menulis buku 'Slaves to Fashion: Black Dandyism and the Styling of Black Diasporic Identity'. Dalam buku tebal itu, ia menetapkan dandyisme kulit hitam sebagai konstruksi estetika dan politik, meneliti sosok dandy kulit hitam dari penggambaran paling awal dalam seni abad ke-18 hingga representasi modern di landasan pacu dan dalam film.
Miller menggambarkan bahwa memamerkan dandisme orang kulit hitam sebagai sebuah konsep yang akan "mengilustrasikan bagaimana orang kulit hitam berubah dari perbudakan dan bergaya sebagai barang mewah, yang diperoleh seperti penanda kekayaan dan status lainnya, menjadi individu yang mandiri dan menjadi penentu tren global."
Kekhawatiran Salah Tafsir
Vogue menyatakan bahwa pameran yang menyertai acara tersebut akan mencakup pakaian, lukisan, foto, dan video — semuanya mengeksplorasi gaya pria kulit hitam. Meskipun ada upaya yang jelas untuk memusatkan mode orang kulit hitam, banyak yang khawatir bahwa upaya yang bermaksud baik itu dapat dengan mudah menjadi kacau.
Alasannya, nama-nama terbesar dalam budaya pop Amerika berpotensi salah menafsirkan konsep tersebut. "Kudos... mari kita berdoa saja agar tidak ada yang muncul dengan wajah orang kulit hitam," komentar seorang penggemar yang khawatir.
"Banyak waktu untuk mengeksekusi tema ini dengan benar, saya bertanya-tanya bagaimana etnis lain akan menata ini dan tidak mengambil alih budaya atau tidak menghormati/stereotip," tanya yang lain. "Saya sedih karena akan ada sangat sedikit rumah mode Afrika-Amerika yang dapat memamerkan karya seni mereka," renung yang lain.
Namun, banyak yang mengatakan mereka tidak sabar untuk melihat koleksi busana favorit mereka yang menyajikan tampilan adibusana. "Zendaya akan melahapnya," canda salah satu dari mereka, menyebut tema "menyenangkan" sebagai tema yang "pantas kita lihat." "Ini brilian. Ini klasik. Ini sejarah," kata yang lain.
Advertisement
Aturan Berpakaian Diumumkan Awal 2025
"Gaya busana orang kulit hitam sepanjang sejarah telah memberikan pengaruh yang tak terukur pada identitas dan komersialisme mode global. Tema Met Gala ini sudah sangat ditunggu-tunggu," puji yang lain lagi. Tahun depan akan menandai tampilan eksklusif pertama pada busana pria sejak "Men in Skirts" pada 2003.
Met Gala akan kembali ke Manhattan pada 5 Mei 2025 dan aturan berpakaian akan diumumkan pada awal 2025. Pengunjung museum akan berkesempatan untuk melihat pameran Superfine mulai 6 Mei hingga 26 Oktober 2025.
Ajang ini sebenarnya bukan sekadar pamer penampilan, tapi ada misi donasi di baliknya. Di Met Gala 2024, sejumlah selebritas papan atas, musisi, dan tokoh bisnis hadir pada acara yang digelar Senin malam, 6 Mei 2024.
Di antara mereka berpakaian dengan mengesankan dalam penggalangan dana di Metropolitan Museum of Art fundraiser di New York City. Mengutip laman BBC, Rabu, 8 Mei 2024, untuk tema 2024 dipilih melengkapi pameran yang akan diadakan oleh Costume Institute yakni bertajuk Sleeping Beauties: Reawakening Fashion.
Met Gala kali itu memiliki aturan berpakaian The Garden of Time yang namanya sama dengan kisah distopia yang ditulis pada 1962 oleh JG Ballard. Sejumlah komentator menyebutnya sebagai eksplorasi kelahiran kembali dan pembaruan serta kecenderungan umat manusia menuju siklus penciptaan dan kehancuran.
Donasi yang Dihasilkan Met Gala 2023
Mengutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, 8 Mei 2024, untuk acara yang merayakan kemakmuran dan kelebihan pada era ketidakpastian ekonomi dan volatilitas global, tema ini mungkin terdengar tidak masuk akal. Tapi menurut juru bicara, Met Gala 2024 mampu menghimpun dana sekitar 26 juta dolar AS atau sekitar Rp418,02 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.077).
Jumlah tersebut naik 4 juta dolar AS dibandingkan tahun lalu dan lebih dari dua kali lipat jumlah yang dikumpulkan oleh acara tersebut satu dekade lalu. Adapun dana yang dihimpun pada Met Gala 2024 untuk Museum’s Costume Institute. Demikian mengutip laman New York Times, Rabu pekan ini.
Penggalangan dana Met Gala 2024 mengalahkan acara filantropis yang diadakan untuk mendukung banyak lembaga kebudayaan kota lainnya. Gala musim gugur terbaru untuk New York City Ballet berhasil kumpulkan dana 4 juta dolar AS dan the American Museum of Natural History’s hasilkan 2,5 juta dolar AS.
Bahkan acara the Met lainnya belum dapat dibandingkan. Its Art & Artists Gala raih 4,4 juta dolar AS pada tahun lalu. "Hanya ada sedikit acara lain yang dapat mengumpulkan dana sebesar ini. The Met telah menemukan formula yang luar biasa bagi mereka," ujar Konsultan Penggalangan Dana yang pernah bekerja pada acara galas di New York City, Rachel Feinberg.
Advertisement