Lawan Kebutaan Akibat Diabetes, Kemenkes Luncurkan Peta Jalan Penglihatan Atasi Retinopati Diabetik

Cegah Kebutaan Akibat Diabetes, Kemenkes Luncurkan Peta Jalan Upaya Kesehatan Penglihatan Indonesia

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 10 Okt 2024, 17:20 WIB
Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Baru untuk Mengatasi Retinopati Diabetik, Kebutaan yang Terjadi Akibat Diabetes (Ilustrasi by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia 2024, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan meluncurkan Peta Jalan Upaya Kesehatan Penglihatan Indonesia 2025-2030.

Salah satu fokus utamanya adalah mengatasi ancaman retinopati diabetik (RD), komplikasi diabetes yang dapat menyebabkan kebutaan. RD menjadi masalah kesehatan mata yang mendesak di Indonesia.

Seiring meningkatnya jumlah pengidap diabetes, RD juga meningkat, memicu beban besar pada sistem kesehatan, masyarakat, dan ekonomi. Diperkirakan, kasus RD di Indonesia akan mencapai 5 juta orang pada 2025.

Menurut Kepala Departemen Optalmologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Muhammad Bayu Sasongko, kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mata, tapi juga mengancam produktivitas nasional.

Dalam peluncuran tersebut, Bayu menekankan pentingnya kolaborasi antar pihak. "Kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, praktisi kesehatan, sektor swasta, dan masyarakat sangat diperlukan. Dengan semangat gotong royong, kita bisa menurunkan angka kebutaan akibat diabetes di Indonesia," katanya dalam temu media secara daring pada Kamis, 10 Oktober 2024.

Peta Jalan Baru untuk Penglihatan Lebih Baik

Peta Jalan Upaya Kesehatan Penglihatan 2025-2030 merupakan revisi dari versi sebelumnya yang berlaku sejak 2017. Pembaruan ini menyesuaikan dengan target global dan regional, serta mengintegrasikan transformasi sistem kesehatan Indonesia.

Salah satu target utamanya adalah meningkatkan cakupan skrining mata bagi penderita diabetes. Sebanyak 80 persen penderita diabetes ditargetkan untuk menjalani pemeriksaan mata secara rutin sebelum tahun 2030.

"RD sering kali tidak menunjukkan gejala di awal, tapi bisa menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani. Skrining rutin dan deteksi dini adalah kunci untuk mencegah dampak yang lebih parah," tambah Bayu. Dalam peta jalan ini, juga ditargetkan 60 persen pasien RD yang terdeteksi mendapatkan penanganan medis yang memadai.

 


Mengurangi Beban Ekonomi Akibat RD

Tak hanya berdampak pada kesehatan, retinopati diabetik juga berpotensi memicu lonjakan beban pembiayaan kesehatan. Berdasarkan data, beban biaya RD diperkirakan meningkat dari Rp 38 triliun pada 2017 menjadi Rp 138 triliun pada 2025.

Angka ini menunjukkan pentingnya tindakan segera dan efektif untuk menekan peningkatan biaya yang diakibatkan oleh komplikasi diabetes ini.

Melalui Peta Jalan baru ini, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan deteksi dini, skrining, dan penanganan komprehensif bagi pasien RD. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi yang ditimbulkan oleh kebutaan akibat diabetes.

 


Gotong Royong untuk Penglihatan Lebih Cerah

Prof Bayu menekankan bahwa retinopati diabetik adalah masalah kesehatan yang memerlukan pendekatan multidimensi. Konsorsium yang dibentuk dalam kerangka Peta Jalan ini diharapkan mampu menyatukan berbagai sektor untuk menciptakan strategi yang lebih kuat dalam menangani RD.

"Dengan kemitraan ini, kita bisa mendorong perubahan kebijakan yang signifikan dan menciptakan model advokasi yang efektif untuk menurunkan beban RD di Indonesia," ujarnya.

Peluncuran Peta Jalan Upaya Kesehatan Penglihatan Indonesia 2025-2030 ini menjadi langkah penting dalam mengatasi krisis kesehatan mata akibat diabetes.

Dengan kolaborasi yang solid dan strategi yang terukur, diharapkan upaya ini akan membawa dampak positif bagi kesehatan mata jutaan penderita diabetes di Indonesia, menciptakan masa depan yang lebih cerah dan bebas dari kebutaan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya