Liputan6.com, Jakarta Saham kini menjadi salah satu pilihan investasi. Investor kawakan, Lo Kheng Hong memberikan kisi-kisi bagi mereka yang mau ikutan berinvestasi di saham.
Dia mengungkapkan 6 kriteria ideal yang harus dipenuhi sebelum dia memutuskan untuk berinvestasi saham dari satu perusahaan. Kriteria tersebut menjadi pedomannya dalam membangun portofolio saham yang solid.
Advertisement
"Ketika saya membeli saham, yang pertama saya perhatikan adalah kejujuran pengendali, direksi, dan komisaris perusahaan. Jika mereka tidak jujur, saya tidak akan membeli saham perusahaan tersebut," ungkap Lo Kheng Hong dalam diskusi Special Session 2: Identifying New Investment Opportunities & Strategies, di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (8/10/2024).
Kriteria kedua yang ditekankan Lo adalah bidang usaha perusahaan. Menurutnya, tidak semua bidang usaha layak untuk diinvestasikan. “Saya hanya membeli saham perusahaan yang memiliki bidang usaha yang kuat dan prospektif,” tegasnya.
Lo juga sangat memperhatikan laba perusahaan. Kriteria ketiga ini menjadi faktor kunci dalam memilih saham. “Saya tidak mau membeli saham perusahaan yang labanya kecil. Saya hanya membeli saham perusahaan yang labanya besar,” ujarnya.
Kemudian kriteria keempat adalah pertumbuhannya. Pak Lo, sapaan akrab investor kawakan tersebut melihat apakah laba perusahaan yang diinvestasikan itu bertumbuh atau tidak. Kriteria kelima, Lo menyatakan bahwa valuasi saham juga harus diperhatikan.
"Perusahaan bagus sekalipun, jika valuasinya terlalu mahal, saya tidak akan membelinya. Saya hanya bersedia membeli perusahaan bagus di harga wajar, atau jika bisa, saat harga diskon,” tambahnya.
Kriteria Lainnya
Kriteria terakhir yang tidak kalah penting adalah dividend yield. Menurut Lo, dividend yield yang tinggi sangat menarik karena memberikan keuntungan pasif bagi investor. “Jika dividend yield-nya besar, tentu saya sangat tertarik. Dividen besar setiap tahun sangat menguntungkan bagi para investor,” kata Lo.
Lo Kheng Hong menekankan pentingnya berinvestasi di perusahaan pemilik kriteria-kriteria tersebut yang dinamakan sebagai "'wonderful company'.
Lo Kheng Hong menyebutkan contoh wonderful company tentu saja perbankan yang besar, termasuk BNI. "BNI adalah contoh wonderful company. Laba perusahaan ini besar, dan setiap tahun terus bertumbuh semakin besar,” ungkapnya.
Advertisement
Dorong Likuiditas Pasar Modal
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Wholesale and International Banking BNI Agung Prabowo menekankan pentingnya keberadaan perusahaan besar yang sehat, seperti BNI, dalam mendukung likuiditas pasar modal di Indonesia. Menurutnya, perusahaan yang sehat menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi melalui pasar modal yang likuid.
"Peran pasar modal dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat krusial. Kita perlu memperkuat likuiditas pasar modal, dan BNI berkomitmen untuk terus memberikan kinerja yang baik bagi para pemangku kepentingan,” jelas Agung.
Selain itu, BNI aktif mengedukasi masyarakat, termasuk generasi muda, tentang pentingnya investasi melalui berbagai inisiatif, salah satunya program investment games yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Program ini memberikan pemahaman praktis tentang siklus investasi dengan simulasi investasi senilai Rp100 juta dalam kurun waktu 10 tahun.
Agung juga optimistis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terus bertumbuh seiring dengan peningkatan jumlah emiten dan investor. “Jika semua berjalan sesuai rencana, IHSG 8.000 pada akhir tahun 2024 bukanlah hal yang mustahil,” pungkasnya.