Top 3 Islami: Bekerja atau Sholat Berjamaah Pilih Mana Gus Baha? Jangan Pakai Sajadah Seperti Ini Kata UAH

Jawaban unik dan otentik Gus Baha terkait persoalan bekerja atau sholat berjamaah

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 11 Okt 2024, 06:30 WIB
Ustadz Abdul Somad (UAS) dan KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) (Foto: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ada persoalan krusial yang kerap dialami oleh seorang pekerja muslim. Bekerja atau sholat berjamaah?

Soal ini Gus Baha memiliki jawaban yang bisa jadi berbeda dengan ulama lainnya. Jawaban Gus Baha menunjukkan betapa dalam ilmunya, sekaligus menunjukkan kearifan khas ulama Nusantara.

Artikel ini sekaligus menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (10/10/2024).

Artikel kedua yang juga populer yaitu wanti-wanti Ustadz Adi Hidayat (UAH) supaya kita jangan menggunakan sajadah yang terlalu empuk saat sholat.

Sementara, artikel ketiga terpopuler yaitu kisah Gus Dur ditalqin oleh Syaikh Abdul Qadir al-Jilani saat berziarah di makamnya.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:


1. Pilih Mana, Kerja atau Sholat Berjamaah? Pandangan Gus Baha Mengejutkan

Gus Baha (SS: YT Kang Santri Chanel)

KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau lebih dikenal dengan Gus Baha, memberikan pandangannya terkait pilihan antara bekerja dan melaksanakan sholat jamaah.

Dalam ceramahnya, ia menyampaikan pentingnya memahami prioritas dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ini menjadi relevan, terutama bagi mereka yang sering dihadapkan pada dilema antara memenuhi kewajiban pekerjaan dan ibadah.

Dalam salah satu sesi ngaji, Gus Baha mengisahkan tentang Abdul Qasim Al Junidi yang pernah ditanya mengenai pilihan antara bekerja dan melaksanakan sholat berjamaah.

Di tengah kesibukan, dia dihadapkan pada situasi di mana majikannya tidak mengizinkan untuk melaksanakan sholat jamaah. Abdul Qasim pun menjawab bahwa meskipun sholat jamaah adalah fardu kifayah, seseorang tetap harus memastikan nafkah untuk keluarganya.

Gus Baha menyebutkan kutipan dari Abdul Qasim Aljunidi, yang mengingatkan bahwa sholat jamaah jangan sampai mengorbankan nafkah untuk keluarga.

"Jangan sampai kita mengabaikan tanggung jawab kepada istri dan anak hanya karena berfokus pada ibadah semata," ujar Gus Baha, seperti dikutip dari tayangan YouTube kanal @NgajiHidup123.

Dalam hal ini, dia mengingatkan bahwa sholat itu penting, namun tidak boleh menjadikan kita terjerat dalam kesulitan ekonomi.

Selengkapnya baca di sini


2. UAH Wanti-Wanti Jangan Pakai Sajadah Seperti Ini saat Sholat, Kenapa?

Ustadz Adi Hidayat (UAH). (SS TikTok)

Alas untuk sholat yang biasa disebut dengan sajadah memang jenisnya bermacam-macam. Ada yang empuk hingga saat dipakai kening tidak merasa menempel pada tempat sujud.

Adapula yang tidak empuk sama sekali hingga saat sujud kening kita benar-benar merasa menempel di tempat sujud.

Seiring semakin beraneka ragam produksi sajadah ini, Ustadz Adi Hidayat atau yang populer dengan akronim namanya yakni UAH mengingatkan agar membeli sajadah atau alas sujud yang baik.

Hal ini penting dalam kaitannya dengan ibadah sholat. Sebab sholat merupakan sarana interaksi antara seorang hamba dengan Allah SWT.

Selengkapnya baca di sini


3. Kisah Gus Dur Ditalkin Syekh Abdul Qadir Al Jailani

(Sumber ipnu.or.id)

Kisah menarik tentang Gus Dur, atau KH Abdurrahman Wahid, yang dibaiat oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, menjadi cerita hangat dari masa ke masa.

Peristiwa ini terjadi saat Gus Dur melakukan lawatan ke Baghdad, di mana ia dikenal memiliki kegemaran berkunjung ke makam para ulama dan waliullah.

Kunjungan ini bukan sekadar wisata, tetapi juga merupakan bagian dari perjalanan spiritual Gus Dur.

Dalam perjalanan tersebut, Gus Dur berkesempatan untuk mengunjungi makam Syekh Abdul Qadir Al Jailani, seorang tokoh besar dalam tarekat dan spiritualitas Islam.

Dalam kisah yang dikutip dari tayangan di kanal YouTube @SPORTS_30626, saat berada di makam, dalam keadaan antara sadar dan tertidur, Gus Dur mengalami sebuah pengalaman yang sangat mendalam.

Ia mendapati dirinya didatangi oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani, yang kemudian mentalkin Gus Dur.

Selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya