Kementerian LHK Apresiasi AQUA, Jadi Pionir Pelaksanaan Peta Jalan Pengurangan Sampah

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) memberikan apresiasi kepada AQUA.

oleh Tim News diperbarui 11 Okt 2024, 03:17 WIB
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) memberikan apresiasi kepada AQUA. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) memberikan apresiasi kepada AQUA atas komitmen dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

Apresiasi tersebut merupakan keempat kalinya bagi AQUA, setelah sebelumnya mendapatkan apresiasi yang sama pada 2016, 2017, dan 2020 lalu.

Apresiasi diberikan secara langsung oleh Direktur Jenderal PSLB3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati bertepatan dengan acara 'Talkshow Sustainable Business Menuju Zero Waste Zero Emission' di Jakarta.

"Kedepannya pemerintah mengharapkan produsen dapat menerapkan pendekatan full life cycle of plastic mulai dari desain produk, produksi, distribusi, dan pengelolaan sampah pasca konsumsi," ujar Direktur Jenderal PSLB3 Kementerian LHK Rosa Vivien Ratnawati, melalui keterangan tertulis, Kamis (10/10/2024).

"Penghargaan yang kami berikan hari ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada para produsen yang telah menunjukkan tanggung jawab dan komitmen dalam menjalankan kewajiban pengurangan sampah," sambung dia.

Ke depan, lanjut Rosa, penghargaan ini harus didasarkan pada kinerja masing-masing produsen yang terukur, akuntabel, dan terverifikasi.

"Mari kita jadikan momen ini sebagai milestone untuk bergerak dan bekerja bersama berkolaborasi membangun pengelolaan sampah yang lebih baik," tutup Rosa.

Sementara itu, Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan.

"Tentunya kami mengucapkan terima kasih atas apresiasi tinggi yang telah diberikan oleh pemerintah melalui KLHK atas berbagai inisiatif pengurangan dan pengelolaan sampah yang selama ini telah kami kembangkan," ucap Vera.

 


Komitmen Kurangi Permasalahan Sampah

Prancis akan malarang penggunakan kemasan plastik untuk mayoritas jenis buah dan sayur demi mengurangi sampah plastik.

Vera mengatakan, pihaknya juga mengapresiasi semakin banyaknya industri tanah air yang berkomitmen untuk mengurangi permasalahan sampah melalui pelaksanaan Peta Jalan Pengurangan Sampah.

"Sejak 2016, kami telah memperoleh apresiasi KLHK atas komitmen, konsistensi dan peningkatan capaian kinerja kami dari tahun ke tahun dalam mengelola sampah kemasan. Oleh karena itu, kami bangga karena semakin banyak yang turut bergabung bersama kami, untuk berkolaborasi memecahkan permasalahan sampah di tanah air," terang dia.

"Melalui komitmen #BijakBerplastik, kami sangat memperhatikan bagaimana daur hidup kemasan kami, dimulai dari bagaimana kemasan kami didesain dan diproduksi sesuai dengan prinsip ekonomi sirkular, edukasi agar konsumen dapat mengkonsumsi secara bijak dan melakukan pemilahan," sambung Vera.

Hingga, lanjut dia, bagaimana mengembangkan infrastruktur pengumpulan sampah untuk mengelola kemasan paska konsumsi. Implementasi ini sejalan dengan pendekatan full life cycle of plastic yang ditargetkan oleh pemerintah.

 


Sudah Dilakukan Sejak 2018

Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, dari 17 juta ton timbulan sampah pada tahun 2023, Pemerintah Indonesia telah berhasil mengelola sekitar 66,47% sampah (11,5 juta ton sampah). (Istimewa)

Menurut Vera, inisiatif #BijakBerplastik telah dilakukan AQUA sejak 2018. Pada tahapan desain produk dan proses produksi, AQUA terus berinovasi untuk menghadirkan kemasan yang lebih berkelanjutan, dengan efisiensi penggunaan plastik baru, penggunaan material daur ulang, dan penerapan konsep guna ulang.

"Sejak 1983, AQUA menginisiasi air minum dalam kemasan galon guna ulang dan membangun budaya reuse atau guna ulang di Indonesia. Pada 2018, AQUA meluncurkan botol 100% rPET, AQUA Life dan melanjutkan inovasi dengan meluncurkan botol kaca guna ulang (Returnable Glass Bottle) untuk melayani segmen industri pariwisata," kata dia.

"AQUA juga meluncurkan AQUA Cube sebagai pilihan yang lebih berkelanjutan untuk kemasan 220 ml yang tanpa menggunakan label plastik tambahan, tanpa sedotan, dan 100% dapat di daur ulang," sambung Vera.

Untuk area Bali, lanjut dia, pihaknya mengembangkan produk AQUA 600 ml dengan kemasan 100% plastik daur ulang dan 100% dapat di daur ulang.

"Hingga saat ini, lebih dari 90% kemasan AQUA sudah dapat di daur ulang dan mengandung hingga 25% material daur ulang. Desain kemasan yang dipikirkan sejak awal, merupakan salah satu kunci terciptanya ekosistem daur ulang yang baik," terang dia.

"Untuk itu, kami memikirkan bagaimana produk kami dikemas dengan kemasan yang mudah untuk di daur ulang, seefisien mungkin dalam penggunaan plastik, dan mengurangi penggunaan plastik melalui produk guna ulang," sambung Vera.

 


Edukasi Pengelolaan Sampah

Sekjen Inaplas Fajar Budiono mengatakan banjir impor barang plastik jadi mulai menggerogoti industri hilir hingga utilitasnya yang kini berada di bawah 50 persen. (merdeka.com/Imam Buhori)

Vera melanjurkan, pihaknya juga mengembangkan integrasi edukasi pengelolaan sampah ke dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar (SD) melalui kolaborasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkormarves), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikud), Universitas Indonesia dan juga Yayasan Lentera Anak.

Selain itu, lanjut Vera, AQUA juga meluncurkan Seri Dongeng Edukasi Sampahku Tanggung Jawabku (SAMTAKU) untuk memberikan edukasi terkait pentingnya pengelolaan sampah sejak usia dini.

"Sementara itu, dalam tahapan pengelolaan sampah paska konsumsi, AQUA telah mengembangkan dan mendampingi hingga 10 unit bisnis daur ulang atau Recycling Business Unit (RBU), 10 collection center, 10 Bank Sampah Induk, 19 Collection Center, 3 Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), 24 TPS3R, lebih dari 100 bank sampah unit dengan memberdayakan hingga 433 karyawan fasilitas dan lebih dari 10.000 pemulung di seluruh Indonesia," kata dia.

"Berbagai inisiatif tersebut, kami lakukan dengan pendekatan yang inklusif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir. Untuk mendorong industri dapat lebih banyak lagi berkontribusi, diperlukan adanya mekanisme penerapan ERP yang berbasis sistem dan berlaku di semua rantai nilai sehingga tercipta kemerataan yang seimbang bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat," tandas Vera.

Infografis Jenis-Jenis Plastik yang Berpotensi Jadi Sampah. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya