Heboh Larangan Memberi Teh pada Balita karena Risiko Anemia, Simak Penjelasan Lengkapnya!

Heboh! Larangan Memberi Teh pada Balita, Picu Anemia? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini!

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Okt 2024, 10:40 WIB
Viral di TikTok, larangan memberi teh pada balita karena teh menghambat penyerapan zat besi yang penting bagi perkembangan anak. dr. Jatikusuma menjelaskan dampaknya bisa menyebabkan anemia. (Tangkapan Layar @dr.jatikusuma.spa)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah peringatan yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial menyarankan agar teh tidak diberikan kepada anak balita. Peringatan ini berasal dari sepucuk kertas bertuliskan 'Resep Rawat Jalan' yang dibagikan oleh akun TikTok @dr.jatikusuma.spa.

Alasan utama di balik larangan ini adalah teh dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh, yang pada akhirnya bisa menyebabkan anemia.

Mengapa Zat Besi Baik untuk Balita?

Zat besi merupakan nutrisi esensial yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Berdasarkan artikel yang ditinjau oleh ahli gizi Kathy W. Warick, RDN, CDCES dari Healthline, kekurangan zat besi dapat menghambat produksi hemoglobin, sehingga meningkatkan risiko anemia defisiensi zat besi.

Bayi yang mendapatkan ASI biasanya memperoleh zat besi yang cukup dari ibunya. Namun, saat anak mulai mengonsumsi makanan padat, risiko kekurangan zat besi bisa meningkat, terutama jika tidak diimbangi dengan pola makan yang seimbang. Sering kali, anemia defisiensi zat besi sulit terdeteksi karena gejalanya tidak langsung tampak.

Dalam secarik kertas tersebut, Jati menjelaskan bahwa zat besi memegang peranan penting dalam perkembangan otak, meningkatkan kecerdasan, kemampuan kognitif, konsentrasi, dan IQ. Lebih dari itu, zat besi juga mendukung sistem kekebalan tubuh, menyediakan energi untuk otot, mendukung keterampilan motorik, serta membantu mencegah stunting.


Kisah Nyata dari Balik Konten Viral yang Dibagikan dr Jati Kusuma SpA

Viral di TikTok, larangan memberi teh pada balita karena teh menghambat penyerapan zat besi yang penting bagi perkembangan anak. dr. Jatikusuma menjelaskan dampaknya bisa menyebabkan anemia. (Tangkapan Layar @dr.jatikusuma.spa)

Dalam sebuah unggahan di Instagram, Jatikusuma membagikan cerita mengenai catatan medis yang ternyata salah satu pasiennya. Seorang anak berusia 2 tahun ditemukan memiliki kadar hemoglobin (Hb) yang sangat rendah, yaitu 8,7, padahal seharusnya di atas 11.

Orang tua anak tersebut tidak menyadari adanya masalah karena anak mereka terlihat ceria dan aktif. Anemia ini baru terdeteksi ketika anak tersebut dirawat di rumah sakit karena menderita bronkopneumonia.

Setelah diselidiki lebih lanjut, diketahui bahwa sang nenek sering memberikan teh kepada anak tersebut karena si kecil menyukai minuman itu. Padahal, teh mengandung tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi, sehingga menyebabkan anemia defisiensi zat besi.

Fakta Menarik Tentang Anemia Defisiensi Zat Besi

Menurut dr. Jatikusuma, banyak kasus anemia defisiensi zat besi pada anak-anak yang sering kali sulit untuk dideteksi. Kasus ini tidak hanya terjadi di daerah pedesaan, tapi juga di perkotaan.

Oleh karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian suplemen zat besi sejak bayi untuk mencegah anemia ini. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering mengonsumsi teh lebih rentan terkena anemia.

Ini disebabkan oleh tanin dalam teh yang mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan. Selain itu, anak yang sudah merasa kenyang setelah minum teh mungkin tidak lagi memiliki nafsu makan untuk mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan zat besi.


Kenapa Balita Tidak Boleh Minum Teh?

Teh, khususnya teh hitam dan teh hijau, mengandung kafein dan tanin yang bisa berbahaya bagi anak-anak kecil. Dilansir dari WebMD pada Jumat, 11 Oktober 2024, kafein dapat membuat anak-anak merasa gelisah, mengalami sakit perut, sakit kepala, dan gangguan tidur.

Sementara itu, tanin dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh, yang bisa menyebabkan anemia. Anemia pada anak-anak dapat ditandai dengan beberapa gejala yang perlu diwaspadai, seperti:

  1. Kulit yang tampak pucat
  2. Mudah merasa lelah
  3. Sifat yang mudah marah
  4. Penurunan nafsu makan
  5. Pertumbuhan yang terhambat
  6. Sering mengalami infeksi

Gejala-gejala ini mungkin tidak langsung terlihat, namun dalam jangka panjang bisa mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak.


Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, dr. Jatikusuma mengingatkan agar orang tua, kakek-nenek, dan pengasuh lainnya tidak memberikan teh kepada anak balita.

Jika ingin memberikan minuman atau makanan kepada anak, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan orang tua anak tersebut untuk memastikan keamanan dan kesehatannya.

Dengan memahami dampak negatif teh terhadap penyerapan zat besi, orang tua dapat lebih bijak dalam memilih asupan untuk anak mereka. Hal ini penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal serta mencegah terjadinya anemia akibat kekurangan zat besi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya