Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 3.000 mahasiswa telah dilibatkan untuk mewujudkan program swasembada pangan di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Menurutnya, ribuan mahasiswa itu dirangkul dan difasilitasi dengan alat pertanian modern dan pendapatan minimal Rp 10 juta per bulan. Adapun, ia menargetkan akan merangkul total 50.000 mahasiswa.
Advertisement
"Presiden terpilih maupun presiden sekarang, ada milenial generasi muda itu 52%. Ini bonus demografi, ini harus kita getarkan, getarannya sampai ke seluruh dunia nantinya," katanya saat mengunjungi Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kamis (10/10).
"Kami akan rekrut 50.000, rencana kami, kami berikan traktor gratis gunakan teknologi tinggi dan itu dilibatkan kepada pemuda," tambahnya.
Sukseskan Transformasi Pertanian Tradisional Menjadi Modern
Lebih lanjut, ia mengajak para petani termasuk generasi muda, untuk mensukseskan tranformasi pertanian dari tradisional menjadi modern. Ia bertekad agar semua proses bertani dilakukan dengan teknologi dan juga mekanisasi.
"Pertanian tidak bisa maju tanpa transformasi dari metode tradisional menuju modern. Ini adalah tantangan besar, tetapi dengan kerja keras dan inovasi, kita optimis bisa mencapainya," imbuhnya.
Amran juga menekankan bahwa pertanian adalah sektor strategis yang memiliki potensi besar pada penguatan ekonomi nasional.
"Generasi muda harus terlibat dalam revolusi pertanian dengan menggunakan teknologi tinggi, kami akan memberikan bantuan alat pertanian modern agar mereka lebih produktif dan efisien sebagai upaya untuk memastikan pertanian Indonesia semakin maju," tambahnya.
Advertisement
Program Berkelanjutan Pertanian Modern Disambut Positif Mahasiswa
Pada kesempatan itu, salah satu perwakilan mahasiswa pun menyatakan dukungannya terhadap program berkelanjutan pertanian modern. Ia adalah Muhammad Ihsan dari Universitas Hasanuddin Fakultas Pertanian, Prodi Agribisnis angkatan 2021.
“Kami selaku pemuda di Universitas Hasanuddin saat ini mendukung program berkelanjutan pertanian modern, di mana kami membentuk salah satu organisasi yang mewadahi seluruh mahasiswa untuk menginspirasi bagaimana dia ingin menjadi petani. Namanya UKM mahasiswa bertani Unhas,” ujar Ihsan kepada Amran.
“Kami mahasiswa ingin bisa, bukan hanya dipandang sebelah mata, tapi terjun memberdayakan masyarakat,” lanjutnya.
Ia pun menyampaikan harapan kepada Amran agar di setiap kampus ada UKM atau organisasi yang mampu mewadahi mahasiswa yang berminat dengan sektor pertanian. Sebab, menurut Ihsan, saat ini para mahasiswa dari jurusan pertanian malah sendiri kurang berminat terjun ke sektor tersebut.
Menjawab hal tersebut, Amran mengatakan pihaknya bersedia memberikan alat mesin pertanian senilai Rp3 miliar untuk UKM tersebut. Dengan alat itu, para petani muda dapat memiliki pendapatan minimal Rp10 juta per bulan.
“Daripada bawa map keliling ke kantor-kantor. Tolong, disambut ini anak muda. Kalau kita gagal membuat dia kaya, kita gagal menjalankan misi.Misi Indonesia emas salah satu harapan tumpuannya pertanian,” ujar Amran.