Kronologi Badak Liar Mati di Tengah Laut Bikin Nelayan Terombang-ambing di Tengah Laut

Kru Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Regional Jawa terlibat dalam misi penyelamatan 10 awak kapal nelayan yang terjebak sekitar 11 kilometer dari pesisir Pantai Utara Jawa, Sabtu (28/9/2024).

oleh Septian Deny diperbarui 11 Okt 2024, 12:41 WIB
Kru Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Regional Jawa terlibat dalam misi penyelamatan 10 awak kapal nelayan yang terjebak sekitar 11 kilometer dari pesisir Pantai Utara Jawa, Sabtu (28/9/2024).

Liputan6.com, Jakarta Kru Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Regional Jawa terlibat dalam misi penyelamatan 10 awak kapal nelayan yang terjebak sekitar 11 kilometer dari pesisir Pantai Utara Jawa, Sabtu (28/9/2024).

Beberapa jam sebelumnya, menjelang tengah hari, sepuluh nelayan asal Desa Ciparage, Karawang melaut dengan kapal tangkap. Tulisan “Badak Liar” tercetak di bagian lambung kapal. Alat jaring payang mereka sudah penuh terisi ikan ketika mesin kapal mati total di tengah laut Jawa.

Kerusakan di gear box menyebabkan mesin kapal mati. Awak kapal mencoba berbagai cara untuk kembali menghidupkan mesin. Namun mesin kapal gagal dihidupkan kembali. Peralatan mekanik yang tidak lengkap dan ombak yang besar mempersulit usaha mereka. Tanpa pilihan, para nelayan kapal Badak Liar pasrah dihanyut arus ombak selama tiga jam.

Menjelang sore, gelombang Laut Jawa menyeret Badak Liar mendekati sumur KLXA di area Lapangan KLA yang dioperasikan PHE ONWJ. Para awak kapal melambaikan tangan dan berteriak meminta pertolongan ke arah anjungan lepas pantai. Kru PHE ONWJ yang tengah bertugas langsung bergerak cepat, kapal USV Fulmar PHE ONWJ melaju mendekati Badak Liar yang terombang-ambing.

Gelombang laut dan hari yang mulai gelap membuat operasi penyelamatan berlangsung tidak mudah. Ombak yang terus mengayunkan Badak Liar menyulitkan kru PHE ONWJ untuk mengarahkan kapal tersebut ke titik aman.

Menggunakan tambang, Kapal USV Fulmar menarik Badak Liar ke area bouy (struktur apung untuk menambatkan kapal di perairan-red) milik PHE ONWJ yang berjarak 5 kilometer dari lokasi awal. Proses penyelamatan berlangsung intens selama satu setengah jam. Berkat kesigapan kru PHE ONWJ, akhirnya pada pukul 18.30 WIB seluruh nelayan berhasil dievakuasi dengan selamat tanpa cedera.

“Proses evakuasi ibarat ujian ketahanan dan keberanian bagi kru PHE ONWJ. Berbagai tantangan seperti gelombang tinggi, angin kencang, dan visibilitas yang rendah dapat membuat misi penyelamatan menjadi semakin rumit dan berbahaya,” kata Superintendent KLA Flowstations, Achmad Mohan Sifai.

 


Situasi Darurat

Salah satu anjungan PAPA, Flowstation Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang ada di lepas pantai Karawang, Jabar, (28/7/2014). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Dalam situasi darurat, setiap detik sangat berharga. Keberhasilan evakuasi tidak hanya bergantung pada kesiapan tim, tetapi juga pada kemampuan untuk menghadapi kondisi yang tidak terduga dan mengatasi berbagai rintangan yang muncul di lapangan.

General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama menyampaikan, penyelamatan nelayan Kapal Badak Liar merupakan contoh bukti komitmen Perusahaan untuk selalu menjaga keselamatan operasi migas dan siap membantu masyarakat, khususnya nelayan yang melaut di sekitar wilayah kerja ONWJ.

“Sebagai perusahaan yang beroperasi di wilayah perairan, kami memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan bersama. Kami berharap kejadian naas ini tidak terulang kembali. Dan semoga para nelayan dapat kembali melaut dengan selamat,” ujar Wira.

 


Pertamina Hulu Energi Perusahaan Apa?

Setelah bertugas selama lebih dari setengah abad, kapal penampung produksi minyak Arco Ardjuna yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memasuki usia pensiun bulan ini.

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang berperan sebagai Subholding Upstream di lingkungan Pertamina. Peran Subholding Upstream yang dijalankan oleh PHE adalah sebagai pengelola lapangan hulu minyak dan gas bumi yang dioperasikan Pertamina baik di dalam maupun luar negeri.

Regional Jawa diberikan kewenangan oleh PHE untuk mengoordinasikan lapangan hulu minyak dan gas bumi di wilayah Jawa bagian barat yang meliputi PHE ONWJ, PHE OSES, Pertamina EP wilayah Jawa Barat dan Pertamina East Natuna. Area kerja Regional Jawa mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau dan Jawa Barat.

Regional Jawa terus berupaya meningkatkan angka produksi minyak dan gas bumi yang telah ditetapkan dalam rencana Kerja, dengan senantiasa menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) di setiap lini. Regional Jawa memegang teguh komitmen untuk menjaga prospek bisnis yang berkelanjutan dengan memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian lingkungan serta berkontribusi dalam terwujudnya kemandirian masyarakat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya