Google Investasi Rp 15,2 Triliun ke Thailand, Bangun Pusat Data Baru

Google resmi investasi besar-besaran di Thailand untuk membangun pusat data dan perkuat infrastruktur cloud di wilayah Asia.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 11 Okt 2024, 13:00 WIB
Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Google telah mengumumkan investasi besar-besaran di Thailand. Investasi yang dilakukan raksasa internet itu dilaporkan mencapai USD 1 miliar (sekitar Rp 15,2 triliun) untuk membangun data center baru dan memperluas infrastruktur cloud mereka di negara tersebut.

Mengutip informasi dari CNBC, Jumat (11/10/2024), investasi Google ini disebut merupakan bagian dari strategis yang lebih luas dari perusahaan untuk memperkuat kehadirannya di Asia, sekaligus bersaing di tengah kompetisi AI yang makin ketat.

Dengan investasi ini, Google akan mendirikan pusat data pertamanya di Thailand, yang berlokasi di Chonburi. Fasilitas ini akan memainkan peranan penting dalam mendukung permintaan yang semakin meningkat pada layanan Google Cloud dan AI, serta produk seperti Maps, Search, dan Workspace.

Selain pengembangan infrastruktur, investasi Google juga bertujuan untuk menciptakan peluang baru bagi bisnis, pendidik, dan masyarakat Thailand.

"Seiring dengan transformasi AI dalam industri, mendidik dan meningkatkan keterampilan masyarakat Thailand dalam menggunakan teknologi ini menjadi semakin penting," ujar Coutry Lead Google di Thailand Jackie Wang dalam unggahan di blog perusahaan.

Ekonomi Thailand sendiri saat ini disebut sudah menjadi yang terbesar kedua di Asia Tenggara, dan berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & CompanyNilai ekonomi digital negara tersebut diperkirakan akan mencapai USD 50 miliar pada 2025.

Google sendiri saat ini memang tengah banyak berinvestasi di bidang AI dan cloud. Alasannya, meski perusahaan itu masih menjadi yang dominan dalam teknologi mesin pencari, kehadiran AI generatif seperti ChatGPT dan Perplexity disebut telah menjadi penantang kuat.

Di samping itu, data center saat ini telah menjadi tulang punggung ekonomi digital modern. Teknologi tersebut mendorong kemunculan komputasi awan yang memungkinkan akses ke layanan penyimpanan dan analitik melalui internet.


Google Siap Latih 5,5 Juta Orang di ASEAN! Akankah Asia Tenggara Jadi Pusat AI Dunia?

(ki-ka) Andrew Ure, Goverment Affairs and Public Policy Google SEA; H.E. Naraya S. Soeprapto, Deputy Secretary-General of ASEAN for Community and Corporate Affairs; dan Abhineet Kaul, Director of Econimics Strategy Access Partnership di AI Opportunity Southeast Asia Forum. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Untuk diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu inovasi terdepan mendominasi percakapan global.

Dengan potensi besar untuk mengubah industri, ekonomi, dan kehidupan sehari-hari, AI juga menghadirkan serangkaian tantangan baru, terutama bagi kawasan ASEAN.

Hal ini diungkap oleh Abhineet Kaul, Director of Econimics Strategy Access Partnership; H.E. Naraya S. Soeprapto, Deputy Secretary-General of ASEAN for Community and Corporate Affairs; Andrew Ure, Goverment Affairs and Public Policy Google SEA di AI Opportunity Southeast Asia Forum.

Digelar di Sekretariat ASEAN, Rabu (2/10/2024), diskusi panel AI Outlook in Southeast Asia membahas dalam tentang AI di kawasan ASEAN.

Dalam diskusi terbaru, ketiganya menyoroti bagaimana AI, infrastruktur digital, dan pengembangan talenta menjadi pilar utama dalam memastikan kawasan ini mampu bersaing secara global.

Namun, perjalanan ini penuh tantangan, terutama dalam hal etika, pemerataan akses, dan kolaborasi lintas negara.


Infrastruktur Digital dan Pengembangan Talenta

Ilustrasi Machine Learning, Deep Learning, Artificial Intelligence, Kecerdasan Buatan. Kredit: Pixabay/Mohamed Hassan

Salah satu fokus utama dalam diskusi ini adalah pentingnya infrastruktur digital kuat dan pengembangan talenta berkelanjutan.

"Wilayah ini telah mengalami kemajuan pesat dalam membangun infrastruktur digital, termasuk pemasangan kabel bawah laut di Indonesia. Namun, infrastruktur saja tidak cukup," ungkap Andrew.

"Ada peluang besar di sekitar pengembangan talenta. Bersama ASEAN Foundation, kita akan melatih 5,5 juta orang di kawasan ini, jumlah sangat besar dan menjadi terbesar di Asia Tenggara".

Tidak hanya itu, AI juga memungkinkan inklusi lebih luas melalui inovasi teknologi, seperti penerjemahan bahasa.

Dengan lebih dari 250 bahasa sudah ada di Google Translate, AI terus mendorong kemajuan ini, dan targetnya adalah mencapai 1.000 bahasa di masa depan.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya