4 Fakta Ditemukannya Naomi, Pendaki Gunung Slamet yang Sempat Hilang

Naomi Daviola Steyanie, remaja yang juga pelajar SMKN 3 Kota Semarang yang dikabarkan hilang di Gunung Slamet sudah ditemukan dalam keadaan selamat.

oleh Hisyam Adyatma diperbarui 11 Okt 2024, 20:02 WIB
Ilustrasi –Pendakian Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Naomi Daviola Steyanie, remaja yang juga pelajar SMKN 3 Kota Semarang yang dikabarkan hilang di Gunung Slamet sudah ditemukan dalam keadaan selamat.

"Alhamdulillah baru saja dapat berita dari tim bahwa (Naomi) sudah ditemukan dalam keadaan selamat," kata Kepala SMKN 3 Semarang, Harti.

Harti menjelaskan bahwa siswinya itu memang dikenal aktif berorganisasi, termasuk di pramuka dan kegiatan di lapangan, seperti mendaki gunung.

"Naomi di pramuka aktif, kegiatan di lapangan juga aktif, naik gunung aktif. Kemarin ikut lomba di Bantir Sumowono. Naomi rencananya akan ikut Pramuka Garuda Nasional, tingkatan paling tinggi untuk mewakili sekolah," katanya.

Harti mengaku mengetahui anak didiknya hilang justru berawal dari adanya laporan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena masuk tanpa keterangan di instansi tempatnya mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) itu.

Begitu mengetahui anak didiknya itu tidak berangkat PKL, ia langsung konfirmasi kepada orang tua dan pihak keluarga menyatakan Naomi izin untuk mengikuti kegiatan di luar. Padahal, dari pihak sekolah tidak mengadakan kegiatan di luar pembelajaran.

"Dari konfimasi ini, sekolah memang tidak ada kegiatan di luar. Koordinasi dengan teman sesama PKL, didapati informasi bahwa Naomi mau 'open trip' mendaki ke Gunung Slamet. Kita pun langsung koordinasi dengan pihak Gunung Slamet dan melakukan 'tracking' dari berita-berita yang muncul," katanya.

Sebelumnya, Kepala Basarnas Cilacap M Abdullah mengatakan pihaknya menerima informasi dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga pada Senin (7/10/2024) bahwa ada seorang pendaki yang hilang di Gunung Slamet.

Menurut dia, melansir Antara, Rabu (9/10/2024), pendaki berusia 17 tahun yang merupakan warga Jalan Kauman Baru Blok B-1, Semarang, itu berangkat bersama rombongan open trip berjumlah 40 orang. Mereka mendaki Gunung Slamet melalui Pos Pendakian Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (5/10/2024), pukul 23.00 WIB.

Setelah selesai melakukan pendakian, rombongan pendaki itu kembali ke Pos Bambangan pada Minggu (6/10/2024) pukul 21.24 WIB. "Tapi pada Senin (7 Oktober 2024), ketua rombongan melaporkan bahwa salah seorang pendaki, yakni Naomi Daviola Setyanie, ternyata belum kembali," katanya.

Maka itu, pihaknya memberangkatkan tim penolong dari Basarnas Cilacap dan Unit Siaga SAR (USS) Banyumas ke lokasi kejadian untuk mencari keberadaan pendaki hilang di Gunung Slamet. Setelah pencarian dilakukan tim SAR gabungan, Naomi akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat pada Selasa (8/10/2024), pukul 10.15 WIB.

"Naomi ditemukan sekitar 350 meter heading 120 derajat dari Pos 7 pada koordinat 7,14 derajat lintang selatan dan -109,13 bujur timur," Abdullah menjelaskan. Ia mengatakan, Naomi selanjutnya dievakuasi tim SAR gabungan menuju Pos Pendakian Bambangan di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga.

Berikut sederet fakta ditemukannya pendaki Gunung Slamet yang sempat hilang sebagaimana dihimpun oleh Tim News Liputan6.com:


Ditemukan dalam kondisi lemas

Cerita Naomi Daviola Saat Tersesat di Gunung Slamet, Ikuti Burung dan Suara yang Memanggilnya. (Dok: TikTok @felixoutdoorrentals)

Setelah laporan hilangnya siswi SMK tersebut, akhirnya Tim SAR gabungan melakukan pencarian dan Naomi ditemukan selamat pada Selasa (8/10/2024) pukul 10.15 WIB. Naomi ditemukan setelah tim SAR Desa berteriak memanggil namanya.

Perempuan berusia 17 tahun tersebut kemudian menjawab panggilan tim SAR dan Kepala BPBD Purbalingga, Prayitno menuturkan ketika didengar suaranya, korban diminta untuk tidak bergerak.

Sehingga, pihak tim SAR menghampiri lokasi Naomi dan menemukannya dalam keadaan selamat tetapi lemas. Setelah itu, pihak tim SAR mengevakuasi Naomi menuju pos pendakian Bambangan di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga.

Melalui video dokumentasi Basarnas Cilacap yang beredar di media sosial terlihat Naomi langsung berlari memeluk kedua orangtuanya. Naomi juga langsung dibawa ke Puskesmas Karangreja untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Sebagai informasi, Naomi berhasil selamat setelah bermalam sendirian di Gunung Slamet setidaknya antara tanggal 6 hingga 8 Oktober 2024. Kini, kisahnya yang berhasil selamat menjadi perhatian publik terutama ketangguhannya bertahan hidup.


Ikuti Burung dan Bertahan Makan Roti

Hutan lindung di lereng Gunung Slamet. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Naomi Daviola Steyanie hampir tiga hari hilang di Gunung Slamet. Pelajar SMKN 3 Kota Semarang tersebut akhirnya membagikan pengalamannya saat tersesat di gunung hingga bisa ditemukan Tim SAR.

"Saya sendirian di sini," ucap Naomi yang menangis sambil ditenangkan Tim SAR yang mencarinya berhari-hari, dikutip dari unggahan TikTok @felixoutdoorrentals, pada Kamis (10/10/2024).

Tim SAR kemudian memberinya makanan berupa biskuit. "Makan, makan," kata salah satunya.

"Saya mikir kok jalannya kayak gini, jalannya hutan semua, ketutup kayak gini. Terus saya diarahin sama burung, suruh turun. Saya dari kemarin ngikutin burung-burungnya bertiga. Terus ketemu elang," ceritanya saat bertemu Tim SAR.

Di video tersebut, setelah Naomi sudah lebih tenang, ia menceritakan bagaimana bisa bertahan selama tersesat. Ia memilih turun mengikuti sumber air untuk melegakan tenggorokan. Ia juga makan sisa roti yang dibawanya saat mendaki Gunung Slamet. "Jadi memang harus bertahan hidup bagaimana caranya," ceritanya.

Naomi mengaku sempat meminta tolong dengan berteriak. Menurutnya, di Pos 7 ada yang mengaku mendengar tapi tak menemukannya. Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com (9/10/2024), laporan hilangnya Naomi diterima oleh Basarnas Cilacap pada Senin (7/10/2024).


Terungkap Usai Tidak Masuk PKL

Kabar hilangnya Naomi pertama kali diketahui oleh pihak SMK Negeri 3 Kota Semarang setelah siswa tersebut dilaporkan absen dari tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Menurut pihak sekolah, Naomi dilaporkan tidak masuk tanpa keterangan dari instansi tersebut sehingga sekolah langsung menghubungi orangtua Naomi. Kemudian pihak keluarga menjelaskan bahwa Naomi sedang izin untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah.

“Dari keluarga diketahui ternyata Naomi ini memang izin mau kegiatan di luar. Tapi untunglah kita juga konfirmasi ke orangtua, sekolah menegaskan bahwa sekolah tidak ada kegiatan di luar,” kata Kepala Sekolah SMKN 3 Semarang, Harti.

Adapun setelah pihak sekolah mendapatkan kabar bahwa siswanya hilang di Gunung Slamet, pihaknya langsung mengirimkan tim untuk membantu pencarian di Gunung Slamet pendakian via Bambangan.

Selain itu, berdasarkan penjelasan dari salah satu teman yang mengikuti open trip tersebut, sebelum hilang, Naomi sempat pamit untuk turun terlebih dahulu, tetapi ternyata sampai di pos Bambangan tidak ditemukan.


Ikut Open Trip Bersama 40 orang

Lewat open trip yang diikuti Naomi, diketahui ada rombongan yang terdiri dari 40 orang pendaki melakukan tektok berangkat dari pos pendakian Bambangan pada Sabtu, (5/10/2024) pukul 23.00 WIB. Lalu dijadwalkan untuk kembali lagi ke pos Bambangan pada Minggu (6/10/2024) pukul 21.24 WIB.

Tapi ternyata, Naomi tidak kembali bersama rombongannya. Baru pada Senin (7/10/2024), ketua rombongan melaporkan hilangnya Naomi ke pos pendakian. "Akan tetapi pada Senin, ketua rombongan melaporkan jika salah seorang pendaki, yakni Naomi Daviola Setyanie ternyata belum kembali," kata Ketua Basarnas, Abdullah.

Kabar hilangnya Naomi sampai ke pihak sekolah, yaitu SMK Negeri 3 Kota Semarang, usai siswanya tersebut dilaporkan absen dari tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Kereta Api Indonesia (KAI). "Dari keluarga diketahui ternyata Naomi ini memang izin mau kegiatan di luar. Tapi untunglah kita juga konfirmasi ke orangtua, sekolah menegaskan bahwa sekolah tidak ada kegiatan di luar," kata Kepala Sekolah SMKN 3 Semarang, Harti.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya