Liputan6.com, Pekanbaru - Konflik manusia dengan buaya dalam beberapa bulan terakhir meningkat di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Sejumlah warga meninggal dunia karena diterkam buaya saat mencari ikan ataupun mandi.
Konflik Buaya di Rohil tidak hanya terjadi di sungai besar ataupun rawa tapi sudah di parit yang dekat dengan pemukiman. Beberapa video amatir juga memperlihatkan buaya sering muncul di perairan yang dulunya tidak pernah ada predator.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai antisipasi meminimalisir korban jiwa, Kapolres Rohil AKBP Isa Imam Syahroni memerintahkan setiap Polsek memasang pemberitahuan melalui spanduk di pinggir sungai
"Isinya memperingatkan warga bahwa di sungai ada buaya sehingga harus hati-hati beraktivitas," kata Isa, Kamis siang, 11 Oktober 2024.
Instruksi kepada seluruh Kapolsek ini, selain bertujuan mengurangi konflik buaya dengan manusia, juga memberikan rasa aman kepada masyarakat di perairan.
"Instruksi ini dikeluarkan tanggal 10 Oktober 2024, semoga tidak ada korban jiwa lagi," ucap Isa.
Perairan merupakan hal tak bisa dipisahkan dari masyarakat Rohil. Pekerjaan sebagian warga merupakan nelayan ataupun tinggal di tepian rawa karena sebagian wilayah Rohil adalah gambut.
Tidak diketahui kenapa keberadaan buaya di Rohil makin sering terlihat. Apakah karena kekurangan pakan sehingga masuk ke perairan kecil ataupun kondisi geografis Rohil yang merupakan muara sungai ke laut.
"Instruksi ini sangat urgen karena banyaknya warga mobilitas warga di sungai selama Pilkada ini," ujar Isa.
Kejadian terbaru manusia diserang buaya terjadi pada 8 Oktober 2024. Nelayan bernama Hariono disambar buaya di atas sampan lalu ditemukan meninggal dunia dengan sejumlah luka gigitan.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.